Kisah Jeff Bezos CEO Amazon yang Mundur dari Jabatannya, Pernah Jadi Koki MCD

Konten dari Pengguna
3 Februari 2021 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CEO Amazon, Jeff Bezos. Foto: Getty Images/David Ryder
zoom-in-whitePerbesar
CEO Amazon, Jeff Bezos. Foto: Getty Images/David Ryder
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jeff Bezos, orang terkaya di dunia yang banyak mengundang decak kagum dunia. Kekayaan yang diraih Jeff Bezos bukanlah hasil dari warisan atau menang undian. Bezos menjalani kisah panjang dalam perjalanannya menjadi orang sukses.
ADVERTISEMENT
Berikut Kumparan rangkum kisah Jeff Bezos, salah satu profil orang sukses di dunia.

Kehidupan Bezos Kecil, Pernah Jadi Karyawan McDonald’s

Jeff Bezos lahir di Albuquerque, New Mexico pada 12 Januari 1964. Ia terlahir dari rahim seorang ibu yang masih remaja bernama Jacklyn Gise Jorgensen. Orang tua biologis Bezos hanya menikah kurang dari setahun.
Ibu Jeff Bezos kemudian menikah dengan seorang imigran asal Kuba, Mike Bezos, saat Bezos berumur 4 tahun. Dari situlah marga Bezos didapatkan.
Bezos terlahir dengan kecerdasan di atas rata-rata. Saat dirinya masih batita, Bezos mengeluarkan obeng untuk membongkar tempat tidur bayinya karena ingin tidur di kasur yang asli.
Tak hanya itu, Bezos juga pernah membongkar sebuah alarm milik orangtuanya. Ia penasaran terhadap cara kerja alarm tersebut. Alih-alih berhasil memeroleh jawaban, ia malah dimarahi orangtuanya. Alarm yang ia bongkar tidak dapat dipasang kembali seperti semula.
ADVERTISEMENT
Bezos tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, ketika berusia 16 tahun, dirinya bekerja sebagai juru masak di salah satu restoran cepat saji, McDonald's. Di sanalah Bezos belajar mengenai banyak hal. Mulai dari bagaimana caranya melayani pelanggan, bagaimana cara membalikkan burger, perbaikan otomatisasi perusahaan, hingga saat yang tepat mengangkat kentang goreng.
Hal-hal yang ia pelajari selama bekerja di McDonald's ia manfaatkan untuk usaha yang ia jalani sekarang. Jeff menyadari bahwa memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan adalah hal utama yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha.
Saat keluarganya pindah ke Miami, Bezos yang memiliki ketertarikan terhadap komputer sejak kecil itu mulai mengembangkan hobinya. Selain mengembangkan ketertarikannya pada komputer, Bezos juga membangun bisnis pertamanya di SMA. Ia membuat Dream Institute bersama sang kekasih. Dream Institute merupakan sebuah perkemahan edukasi bagi siswa kelas empat, lima, dan enam.
ADVERTISEMENT

Perjalanan Karier Jeff Bezos, hingga Sukses Membangun Amazon

Usai lulus dari Universitas Princenton dengan predikat cumlaude, Bezos bekerja di Wall Street yang fokus menangani soal komputer. Jeff telah memiliki pemikiran untuk berbisnis sejak bekerja di Wall Street, namun ia tak tergesa-gesa. Ia ingin belajar lebih dalam dahulu. Pria yang lahir di New Mexico ini kemudian bekerja untuk Bankers Trust dan mendapatkan bagian untuk mengembangkan aplikasi software nasabah dana pensiun.
Beberapa tahun kemudian, Jeff Bezos memutuskan untuk keluar dari Banker Trust dan bekerja untuk D.E. Shaw. Dirinya sempat menjabat sebagai wakil presiden direktur D.E. Shaw termuda pada 1990. Meskipun begitu, Bezos ternyata memilih banting setir untuk mengembangkan bisnis e-commerce. Pada 1994, ia pensiun, pindah ke Seattle, dan mencoba peruntungan dari celah pasar di internet dengan membuka toko buku online.
ADVERTISEMENT
Toko buku tersebut lalu dinamai Amazon, seperti nama sungai di Amerika Utara. Siapa sangka, Bezos ternyata mengembangkan software untuk toko bukunya tersebut di sebuah garasi selama beberapa bulan sebelum website benar-benar diluncurkan.
Perlahan, bisnis tersebut terus tumbuh. Dalam waktu 30 hari saja, Amazon berhasil menjual buku ke seluruh penjuru Amerika Serikat dan 45 negara lainnya di dunia. Penjualan terus naik hingga 20.000 per minggu, sekira Rp 280 juta dalam dua bulan setelah peluncuran.
Dengan pertumbuhan yang terus membaik, Bezos lantas melakukan penawaran publik pertama pada 1997. Tak disangka, toko buku tersebut menjelma menjadi sebuah marketplace terdepan, mengalahkan banyak pesaingnya.
Amazon terus melakukan inovasi. Pada 1998, perusahaan tersebut menjual CD dan video. Seterusnya, Bezos lalu bekerja sama dengan ritel-ritel besar untuk menjual segala hal seperti baju, alat elektronik, hingga mainan melalui Amazon.
ADVERTISEMENT
Amazon kian menjadi raksasa e-commerce ketika perusahaan teknologi lainnya banyak yang kalap. Pada September 2018, Amazon dilaporkan bernilai 1 triliun dolar AS, menjadikannya perusahaan kedua yang pernah mencapai angka tersebut beberapa minggu setelah Apple.
Jumlah tersebut tentu berpengaruh terhadap kekayaan miliknya. Ia didapuk sebagai orang terkaya di dunia dengan pundi-pundi uang yang tak berseri.

Pernah Disalip Elon Musk

Elon Musk berhasil menggeser posisi Bezos sebagai crazy rich dunia pada penutupan perdagangan bursa AS Kamis (7/1). Kekayaannya tembus USD 184 miliar atau mencapai Rp 2.604 triliun, setelah harga saham Tesla naik 5% menjadi USD 800 atau Rp 11 juta per saham.
Namun hal itu tak berlangsung lama. Belum genap seminggu Elon Musk menikmati gelar orang terkaya di dunia, CEO Tesla ini harus menelan pil pahit karena gelarnya tersebut kembali direbut Jeff Bezos, Rabu (13/1).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Forbes, kekayaan yang dimiliki Bezos mencapai USD 184,9 miliar atau setara dengan Rp. 2.617 triliun. Sedangkan total kekayaan yang dimiliki bos Tesla mencapai Rp 2.536 triliun.

Tanggalkan Jabatan CEO Amazon

Jeff Bezos akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Amazon pada akhir 2021. Bezos akan menyerahkan posisinya kepada Andy Jassy yang selama ini merupakan kepala divisi komputasi awan Amazon.
Setelah mundur dari Amazon, Bezos akan fokus mengurus bidang di luar bisnis e-commerce, seperti filantropi, proyek luar angkasa, hingga media. Ia mengatakan, transisi ini akan memberikannya waktu dan energi untuk fokus di Day 1 Fund, The Bezos Earth Fund, Blue Origin, The Washington Post, dan kegemaran lainnya.
ADVERTISEMENT
(AAG)