Kisah John W. Henry, Anak Petani yang Jadi Pengusaha Pemilik Liverpool

Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
John W. Henry (kiri) bersama istrinya Linda Pizzuti saat berfoto di stadion Liverpool, Anfield. (Foto: Instagram/@linda_pizzuti).
zoom-in-whitePerbesar
John W. Henry (kiri) bersama istrinya Linda Pizzuti saat berfoto di stadion Liverpool, Anfield. (Foto: Instagram/@linda_pizzuti).
ADVERTISEMENT
Siapa tak tahu Liverpool? Klub berjuluk "The Reds" tersebut merupakan salah satu klub sepak bola Eropa yang paling digemari di dunia. The Reds merupakan salah satu klub Inggris paling sukses sepanjang masa dengan segudang torehan prestasi yang pernah diraihnya.
ADVERTISEMENT
Klub yang berbasis di wilayah Merseyside, bagian Barat Laut Inggris ini terkenal sebagai klub Inggris paling perkasa di kancah Eropa dengan torehan enam gelar trofi Liga Champions UEFA. Jumlah ini melebihi rival abadinya, Manchester United dengan koleksi hanya 3 buah trofi, terbanyak kedua di Inggris.
Kini, Liverpool dipegang oleh seorang pengusaha asal Amerika Serikat bernama John William Henry II, pemilik perusahaan Fenway Sports Group (FSG) yang bergerak di bidang olahraga. Siapa sangka? Sebelum menjadi pemilik Liverpool, ia telah melalui perjalanan yang cukup panjang.
John W. Henry Lahir pada 13 September 1949 di Illinois, AS, dari keluarga petani kedelai. Sejak kecil, Henry menderita penyakit asma akut sehingga keluarganya terpaksa pindah ke California untuk kepentingan pengobatannya. Di California juga ia menjalani masa SMA hingga kuliahnya.
ADVERTISEMENT
Henry sempat berkuliah sebentar di Victor Valley High School sebelum kemudian pindah ke tiga University of California, mengambil Jurusan Filsafat. Sayangnya, ia tidak lulus dan malah sibuk bermain band di jalanan.
Namun selanjutnya ia memutuskan untuk mendalami dunia trading. Berbekal latar belakang petani kedelai dan komoditas lainnya, ia mendalami trading di ranah komoditas tersebut. Hingga pada pertengahan 1970-an, Henry berhasil mengembangkan metode trading-nya sendiri.
Barulah pada 1981, ia mendirikan perusahaan trading pertamanya, John W. Henry & Company di sebuah kantor kecil di Irvine. Seiring waktu, perusahaan ini semakin besar sejak mulai melayani klien pada 1982. Hingga akhirnya, dengan banyak keuntungan yang ia peroleh dari perusahaan tradingnya tersebut, ia mulai menyasar bisnis di bidang saham klub olahraga.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari salah satu olahraga kebanggan AS, bisbol, ia pertama kali mengakuisisi sebuah klub di liga minor bisbol, Tucson Toros pada 1989. Sejak saat itu, ia banyak mengakuisisi sejumlah klub di bisbol, basket, dan lainnya. Hingga pada 2001, Henry bersama rekannya Tom Werner mendirikan FSG dan memulai kerajaan bisnis olahraganya.
Bersama FSG, Henry akhirnya berhasil mengakuisisi klub bisbol di liga mayor, yakni Boston Red Sox yang legendaris dengan mahar USD 380 juta atau setara Rp 5,39 triliun untuk kurs saat ini. Bersamanya, Red Sox berhasil meraih kejuaraan World Series pada tahun 2004 sejak terakhir kali juara pada 1918.
Barulah pada 2009, Henry bersama FSG mulai memasuki dunia sepak bola. Awalnya, FSG mencoba untuk mengakuisisi raksasa Ligue 1 Perancis Olympique de Marseille, namun gagal. Setahun kemudian, akhirnya FSG berhasil meminang Liverpool dan Henry menjadi pemegang saham mayoritas.
ADVERTISEMENT
Sempat terseok-seok di awal dekade 2010-an, Liverpool bersama Henry berhasil menutup dekade dengan sejumlah torehan kesuksesan, seperti meraih gelar juara Liga Champions UEFA untuk keenam kalinya pada musim 2018-2019 sejak terakhir kali juara pada 2005. Selain itu, Liverpool juga berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris semusim kemudian setelah puasa gelar liga selama 30 tahun, yakni sejak musim 1989-1990.
Adapun selain menguasai saham Liverpool dan Red Sox, Henry bersama FSG juga membawahi sejumlah bisnis dan kepemilikan lain seperti NASCAR's Roush Fenway Racing (50%) New England Sports Network (80%), Salem Red Sox, dan lain-lain. Henry juga menjadi pemilik saham surat kabar Boston Globe pada 2017.
Kini, Henry menjadi salah satu pengusaha tersukses di dunia. Forbes mencatat kekayaan Henry saat ini diperkirakan mencapai USD 2,8 miliar atau setara dengan Rp 39,7 triliun. Mayoritas sumber kekayaan Henry berasal dari bisnis olahraganya, terutama Liverpool.
ADVERTISEMENT