Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Kuli Panggul yang Jadi Orang Terkaya, Hartanya Kini Rp 126 T
21 Oktober 2020 12:10 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Banyak sumber mengatakan kalau krisis moneter yang terjadi pada 1998 diakibatkan oleh kebijakan seseorang yang sangat berpengaruh di dunia. Katanya, ialah George Soros, seorang taipan investasi global yang bergerak di bidang jual beli mata uang.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya krisis moneter yang dipengaruhi George Soros, pria kelahiran Budapest, 12 Agustus 1930. Ia merupakan seorang kapitalis radikal yang punya perusahaan investasi hampir di berbagai negara.
Soros juga punya perusahaan di Indonesia, tepatnya di Aceh dan Sorong. Pengaruhnya yang besar terhadap keuangan dan bisnis dunia membuat ia banyak dikritik bahkan dibenci pemimpin-pemimpin negara.
Di antara yang membencinya adalah Mahathir Mohammad, perdana menteri Malaysia, yang mengatakan kalau Soros merupakan penyebab utama krisis moneter di berbagai negara Asia. Menurut Mahathir, negara-negara Asia yang paling terdampak adalah Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, hingga Thailand.
Soros tak cuma punya pengaruh penting. Sebagai pebisnis raksasa, jelas Soros punya harta melimpah. Forbes mencatat (diakses pada 21 Oktober 2020, pukul 11.32 WIB) harta kekayaan bersih Soros sebesar 8,6 miliar dolar AS atau senilai Rp 126 triliun (kurs: Rp 14.683).
ADVERTISEMENT
Pengaruhnya tak cuma "mengobrak-abrik" perekonomian negara-negara Asia saja. Forbes mengatakan kalau Soros jugalah yang menghancurkan keuangan Bank of England. Beberapa sumber bahkan memberinya gelar sebagai "Investor Penyerang".
Namun, di balik pengaruh dan harta kekayaannya, masa lalu Soros tidaklah indah. Ia harus melalui masa-masa suram, terlebih masa mudanya yang harus melalui zaman perang dunia. Bersama keluarganya, Soros harus berpindah-pindah negara demi menghindari peperangan.
Menjadi Incaran Nazi Hingga Jadi Kuli Panggul
Ayah Soros merupakan tahanan perang pemerintah Uni Soviet. Untuk menghindari hukuman militer, ayah Soros melarikan diri ke Budapest, Hungaria. Soros pun dibawanya ke negara tersebut.
Lepas dari incaran Soviet, keluarga Soros yang merupakan Yahudi justru menjadi incaran pemerintahan Nazi Jerman. Hungaria yang saat itu dianeksasi oleh Hitler pun ikut-ikutan menghabisi kaum Yahudi. Alhasil, Soros harus melarikan diri ke Inggris.
ADVERTISEMENT
Berlari dari Nazi, bukannya membuat Soros langsung hidup nyaman. Di negeri Ratu Elizabeth itu Soros bertahan hidup dengan bekerja sebagai porter atau kuli panggul barang-barang di stasiun. Honornya cukup untuknya makan dan menyewa tempat tinggal.
Selain berprofesi sebagai porter, Soros juga menggeluti profesi lain sebagai pelayan di sebuah restoran. Menjalani hidup serba kekurangan tak membuat semangat Soros luntur. Buktinya, berkat usaha kerasnya, ia berhasil lulus dengan gelar doktor Filsafat dari LSE.
Pengalaman, jaringan, serta pengetahuannya yang luaslah yang kelak membawa kesuksesan ke dalam hidup Soros. Kini, keberadaannya menjadi penentu nasib ekonomi dunia.