Kisah Lulusan Akuntansi Dirikan Bengkel Online, Kini Masuk Forbes 30

Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Joseph Alexander Anandto dan Martin Reyhan Suryohusodo pada Forbes 30 Under 30. (Foto: Instargam/@joseph_ananto).
zoom-in-whitePerbesar
Joseph Alexander Anandto dan Martin Reyhan Suryohusodo pada Forbes 30 Under 30. (Foto: Instargam/@joseph_ananto).
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, teknologi kembali dimanfaatkan para anak muda Tanah Air untuk menjalankan bisnis start up. Bahkan, pemanfaatannya pun diterapkan untuk bidang yang menurut pendiri Gojek, Nadiem Makarim tergolong "informal economy," dalam hal ini di bidang bengkel otomotif. Start up tersebut dikenal sebagai Otoklix.
ADVERTISEMENT
Konsepnya mirip seperti Gojek yang menghubungkan pelanggan dengan penyedia jasa yakni pengemudi ojek. Otoklix mengembangkan platform digital dan aplikasi seluler serupa yang menghubungkan kedua belah pihak, dalam hal ini adalah pemilik mobil dengan bengkel-bengkel independen.
Dengan memiliki 600 mitra bengkel di Jabodetabek yang terintegrasi dengan platformnya, Otoklix memungkinkan pelanggan untuk dapat mencari layanan reparasi mobil terdekat secara online hanya melalui aplikasi Otoklix. Nantinya, aplikasi tersebut akan menunjukkan lokasi beserta dengan detail mengenai bengkel terkait, termasuk transparansi harga.
Sejauh ini, Otoklix sudah cukup banyak diminati oleh banyak pemilik mobil. Layanan-layanan yang disajikan Otoklix juga memperoleh banyak respon positif dari para pelanggannya. Ide ini juga dinilai brilian karena belum ada platform layanan otomotif seperti yang diterapkan Otoklix. Hanya dalam dua tahun sejak berdiri pada 2019 lalu, Otoklix sudah menjadi pemain penting di bidang perbengkelan Tanah Air. Dalam sebulan, mereka mampu melayani 10.000 mobil untuk di reparasi. Rencananya, jumlah bengkel pada platform mereka akan meningkat hingga 4.000 buah pada Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Otoklix ini juga yang membuat sosok dibalik berdirinya, yakni Joseph Alexander Ananto, 26 tahun, dan rekannya, Martin Reyhan Suryohusodo, 23 tahun, berhasil didapuk untuk masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2021 pada kategori industri manufaktur dan energi.
Berawal dari minat terhadap dunia otomotif, Martin yang merupakan alumni Keuangan dan Akuntansi Universitas Melbourne sejak lama ingin memiliki bisnis sendiri di bidang yang ia sukai. Meskipun pada awalnya ia berkarier di bidang konsultan manajemen di Catch.com.au.
Barulah pada 2019, ia menggaet kawannya, Joseph yang saat itu masih bekerja sebagai insinyur dirgantara di Amerika Serikat untuk mendirikan Otoklix. Joseph yang tertarik dengan ide tersebut kemudian menghubungi kerabatnya, Benny Sutedjo yang sudah sangat berpengalaman di bisnis otomotif.
ADVERTISEMENT
Setelah ketiganya sepakat, maka untuk pertama kalinya secara resmi aplikasi Otoklix diluncurkan pada Agustus 2019. Otoklix menjadi aplikasi jaringan layanan otomotif pertama di Indonesia yang menjalin sejumlah bengkel-bengkel resmi berkualitas untuk menjadi mitra.
Saat awal berdiri, Otoklix hanya membawahi kurang dari 10 orang pegawai. Sisanya, Martin yang secara formal menjabat sebagai CEO bersama 2 rekannya harus mampu melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan yang tak teratasi pegawai, mulai dari rekrutmen pegawai, bermitra dengan bengkel-bengkel, mengirim barang, hingga kegiatan sales.
Namun berkat pengalaman terjun langsung ke lapangan tersebutlah, baik Martin, Joseph dan Benny memperoleh banyak sekali pengalaman yang kelak mereka terapkan pada Otoklix. mereka jadi lebih mengetahui karakter pelanggan mereka yang terdiri dari pelanggan dan bengkel-bengkel yang jadi mitra Otoklix.
ADVERTISEMENT
"Nilai dari perusahaan kami adalah untuk datang dan melihat langsung," kata Martin.
Otoklix juga memiliki visi dan misi untuk menjadi jaringan automotive aftermarket terbesar di Asia Tenggara, serta melakukan standarisasi automotive aftermarket dengan menyediakan kemudahan dan menghilangkan asimetri informasi.
Selain itu, Otoklix juga memiliki sejumlah keunggulan, seperti aplikasi yang canggih dan efisien, kemudahan sistem pelayanan, tenaga montir yang berkualitas, transparansi harga servis, potongan harga hingga 30 persen, garansi selama sebulan, fasilitas konsultasi dengan service advisor, hingga prioritas layanan tanpa antre.
Dengan mempersembahkan layanan yang baik, detail, dan menguntungkan, Otoklix langsung jadi primadona di bidang otomotif. Selama April hingga Oktober tahun lalu saja, pendapatan Otoklix meningkat 13 kali lipat hanya dalam setahun berdiri. Di saat yang sama, basis konsumen mereka pun meningkat hingga 40 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Otoklix yang dianggap punya potensi besar. Pada Desember tahun lalu saja, Otoklix berhasil memperoleh kucuran dana sebesar USD 2 juta atau sekitar Rp 29 miliar (kurs Rp 14.000) dari Sequoia Capital India lewat program akselerator, Surge. Adapula dana investasi lainnya seperti dari GK-Plug, Play Indonesia, Kopi Kenangan's Kenangan Investment Fund 1, hingga dari Co-Founder Youtube, Steve Chen.
Rencananya, mereka berniat mengalokasikan dana-dana tersebut untuk mengembangkan Otoklix, salah satunya adalah rencana mereka untuk meningkatkan kerja sama dengan 500 bengkel. Selan itu, mereka juga berencana meningkatkan target mobil yang direparasi menjadi 100.000 buah per bulannya.