Konten dari Pengguna

Kisah Martha Tilaar Jadi Ratu Produk Kosmetik, Bisnis Bermula dari Garasi Rumah

21 April 2020 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Martha Tilaar Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Martha Tilaar Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa yang terlintas di benak kamu saat mendengar Martha Tilaar? Tentu akan banyak yang menjawab pengusaha sukses, wanita inspiratif dan pencipta kosmetik legendaris di Indonesia. Namun sebagian dari kita masih banyak yang belum mengetahui di balik kesuksesannya ada kisah jatuh bangun Martha Tilaar dalam pencapaian produk Sariayu yang dikenal hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Saat kecil Martha sebenarnya punya perilaku bak seorang anak laki-laki, dirinya sering dianggap tomboi karena tak suka merawat diri, karena hal tersebut sang ibunda bahkan mengirim Martha ke seorang ahli kecantikan tradisional asal Yogyakarta. Titi Poerwosoenoe adalah guru pertama yang mengajarkan Martha untuk bersolek.
Selain itu, Martha rupanya juga sudah mengenal dunia usaha sejak kecil. Ia pernah membuat sebuah hiasan yang berbahan tumbuhan-tumbuhan alami seperti sogok telik dan jail-jali putih. Setelah dirangkai dengan cantik, Martha menjual hasil kreasinya itu kepada teman-temannya. Uang hasil penjualan digunakan sebagai tambahan uang saku.
Selain itu, sejak kecil Martha sudah didorong oleh orang tua untuk berdagang, keinginan tersebut bukan tanpa alasan karena Martha dinilai tidak terlalu cerdas di bidang akademik, sering kali nilainya jeblok di beberapa mata pelajaran. Oleh karena itu, kegiatan usaha ini dianggap menjadi wadah yang tepat untuk Martha mengasah kreativitasnya.
ADVERTISEMENT
Dari sana semasa kecil ia sudah mulai berdagang buah-buahan hingga aksesoris biji-bijian di depan pagar rumah. Namun ada kisah unik dari wanita kelahiran Kebumen ini. Pasalnya jika ada guru yang lewat, ia selalu naik ke atas pohon mangga agar tidak terliha oleh gurunya.
Pendidikan tetap menjadi nomor satu bagi Martha, terbukti ia bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta atau sekarang dikenal dengan nama UNJ.
Ketika sedang berkarir sebagai guru, Martha dipinang oleh seorang putra Sulawesi bernama Henry A. Rudolf Tilaar. Setelah menikah, Martha pun terbang ke Amerika Serikat untuk mengikuti sang suami yang ditugaskan di sana. Selama tinggal di Amerika Serikat, Martha rupanya tak mau hanya berdiam diri. Ia bahkan sempat membuka jasa penitipan anak atau baby sitter sebelum akhirnya melanjutkan sekolah di Academy of Beauty Culture.
ADVERTISEMENT

Kembali ke Indonesia dan Membangun Salon di Garasi

Produk Martha Tilaar Group. Foto: @sariayu_mt
Sepulang dari Amerika, ia mempunyai tekad untuk bisa punya salon sendiri walaupun kecil, akhirnya dengan modal pas-pasan Martha membuka salon di garasi rumah ayahnya yang berukuran 4x6 meter persegi pada 1970. Martha pun gencar melakukan promosi dengan membuat lebaran brosur dan ditawarkan dari rumah ke rumah.
Usaha tersebut mendapatkan respons yang positif, hingga ia bisa menarik pelanggan dari kalangn warga asing yang bekerja di kedutaan. bersama satu orang pegawainya, Martha kerap mengajak ngobrol para pengunjung guna membuat mereka betah dan ingin kembali ke salon miliknya. Dalam waktu 6 bulan Martha pun bisa pindah ke tempat yang lebih besar.
Dua tahun berselang, Martha membuka salon keduanya yang beralamat di bilangan Cipete, Jakarta Selatan. Di salon keduanya inilah Martha mulai mengenalkan perawatan kecantikan tradisional yang berbasis tanaman herbal. Ia pun mengeksplor kekayaan alam Indonesia untuk dimanfaatkan sebagai produk perawatan kecantikan.
ADVERTISEMENT
Lima tahun kemudian, Martha pun melebarkan sayap bisnisnya ke bidang produk-produk kecantikan dan jamu modern di bawah bendera PT Martina Berto. Perusahaan ini didirikan berdasarkan kerjasama antara Martha dan Theresia Harisini Setiady, pendiri salah satu perusahaan farmasi terkemuka, Kalbe Group.
Setelah sukses, pada 1983 ia berhasil mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, seiring berjalannya waktu produk Sariayu Martha Tilaar pun semakin laku di pasaran, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Perlahan-lahan, Martha dan keluarganya pun berhasil mengakuisisi PT Martina Berto dan membentuk Martha Tilaar Group pada 1999.

Produknya Dianggap Tidak Level untuk Berjualan di Mal

Namun dalam pencapaiannya tersebut ada banyak kisah yang membuat dirinya terpacu untuk bisa sukses hingga kini, salah satunya saat mengawali karier, ia pernah diremehkan karena statusnya sebagai seorang perempuan. Bahkan Martha sering ditolak Bank saat mengajukan kredit usaha. Mereka berkata jika tidak bisa diberikan kepada perempuan.
ADVERTISEMENT
Lantas apakah perlakuan tersebut menghalangi Martha Tilaar untuk melanjutkan bisnisnya? Tentu tidak, saat itu Martha mencari solusi lain tanpa harus meminjam uang ke bank. Perjalanan yang pahit juga ia rasakan saat ingin memasarkan produknya di pusat perbelanjaan. Dirinya saat itu dipandang sinis karena produk Martha dinilai tidak selevel dengan produk lain.
“(Mall) ini untuk luar negeri, bukan dalam negeri. Tidak level, mistik, tidak scientific,” ucapa Martha menirukan perkataan dari pengelola pusat belanja itu seperti dikutip dari BBC.
Perkataan itu lantas membuat Martha terpecut untuk membuktikan produknya akan sukses di kemudian hari. Dan terbukti saat ini brand Sariayu bahkan sudah berjejer di pusat perbelanjaan Indonesia. Dirinya bahkan memperoleh titel Doktor Honoris Causa dalam bidang fashion dan artistry dari World University Tuscon, Amerika Serikat. Di samping itu, ia juga telah memenangkan puluhan penghargaan. Salah satunya didapat dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon.
ADVERTISEMENT