Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Milton Hershey, Raja Cokelat yang Tak Tamat SD
19 Juli 2020 12:20 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Miton Hershey merupakan orang yang mempopulerkan cokelat dalam bentuk permen di Amerika Serikat. Dirinya mengubah cokelat yang dulunya merupakan produk mewah menjadi cokelat yang dapat dinikmati banyak orang. Meski tak tamat SD, Hershey mampu mendirikan salah satu perusahaan cokelat yang paling laku di dunia. Kekayaannya bahkan mencapai USD 10 miliar.
ADVERTISEMENT
Lahir di Pennsylvania, Milton Snavely Hershey dididik dengan keras oleh ibu dan ayahnya. Ayahnya terkenal pintar tetapi tidak realistis dalam menjalankan bisnisnya. Sejak usia sembilan tahun, keluarganya sudah banyak pindah ke tempat lain. Ketika menginjak 13 tahun, Hershey sudah pindah sekolah sebanyak enam kali.
Lantaran sering berganti-ganti sekolah, Hershey kecil mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini diperparah dengan kondisi finansial keluarganya yang tidak stabil. Pendidikan formalnya hanya sampai di kelas 4 SD.
Meski begitu, sang ibu selalu tegas menanamkan pentingnya kerja keras. Hershey kecil juga mengikuti kata-kata sang ayah untuk magang di perusahaan penerbit buku. Meski ia tak senang, Hershey banyak mempelajari hal baru. Hal itu ia lakukan demi menuruti ayahnya dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Hershey ternyata tak bertahan lama di percetakan itu, dirnya dipecat karena membuat kesalahan di perusahaan. Ibu Hershey kemudian memintanya untuk magang di toko kue dan permen di Lancaster. Di sana lelaki itu mempelajari seni membuat permen seperti caramel, fudge, dan peppermint. Hershey menyukai pekerjaannya dan menyadari bahwa ia ingin melakukan pekerjaan itu seumur hidupnya.
Empat tahun bekerja di perusahaan permen, Hershey kemudian memberanikan diri untuk membuka toko permennya sendiri di Philadelphia. Dengan USD 150 yang ia pinjam dari bibinya, Hershey menjual berbagai produk permen, kacang, dan es krim. Tetapi toko permennya ini hanya berjalan sebentar. Setelah lima tahun, Hershey menyadari dirinya tidak mendapatkan keuntungan dan harus menutup tokonya.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya di Denver, Colorado. Di sana ia kembali bekerja sebagai pegawai pembuat permen. Ia juga belajar bagaimana rasa susu dapat membuat permen menjadi lebih enak. Kepercayaan diri Hershey kembali meningkat. Dirinya kemudian memutuskan untuk membuka toko permen di New York. Tetapi karena persaingan yang ketat dengan modal yang sedikit, bisnisnya harus kembali gulung tikar.
Di usianya yang ke-29, Hershey telah mengalami serangkaian kegagalan. Ia kemudian memutuskan untuk tinggal bersama ibunya di Lancaster. Meski tengah dalam keadaan sulit, ibunya tidak pernah berhenti memberikan dukungan moral. Hershey pun kembali menemukan semangatnya lagi. Ia kembali membangun perusahaan permen berkat bantuan pinjaman dari bibinya dan sahabatnya.
Kerja kerasnya kemudian menemukan titik terang ketika seorang importir permen asal Inggris menyukai permen buatannya. Pria itu kemudian memesan karamel dalam jumlah besar. Hershey memberanikan diri untuk meminjam uang ke bank guna memenuhi permintaan importir.
ADVERTISEMENT
Bisnisnya pun berkembang, Hershey kemudian mendirikan Lancaster Caramel Company dan mampu mengirim karamel ke seluruh negara. Tak berhenti di karamel, Hershey kemudian tertarik dengan mesin pembuat coklat buatan Jerman. Lantaran tertarik dengan cokelat , ia menjual Lancaster Caramel dan mulai mengembangkan formula cokelat susu miliknya sendiri.
Hershey membangun pabrik cokelat susunya sendiri. Cokelat sederhana buatannya dijual dengan harga murah, semua orang dapat merasakan enaknya rasa cokelat. Dengan cepat, produknya menjadi produk unggulan di Amerika Serikat. Berkat perusahaanya ini, Hershey menjadi kaya raya dan dapat hidup mewah.
Meski begitu, Hershey tidak lantas menjadi sombong dan angkuh. Raja Cokelat itu bahkan membuat fasilitas penampungan anak yatim-piatu. Milton Hershey School telah melayani 1.900 murid tiap tahunnya. Selain itu, badan amal miliknya, MS Hershey Foundation juga terus mendanai kebudayaan dan pendidikan bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT