Kisah Pelopor Adidas, Produsen Peralatan Olahraga Terbesar di Dunia

Konten dari Pengguna
11 Mei 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bola resmi Euro 2020, Adidas Uniforia. Foto: AFP/Christof Stache
zoom-in-whitePerbesar
Bola resmi Euro 2020, Adidas Uniforia. Foto: AFP/Christof Stache
ADVERTISEMENT
Adidas merupakan salah satu brand peralatan dan kostum olahraga terbesar di dunia. Produk asal Jerman ini dipelopori oleh Adolf Dassler yang sudah memiliki ketertarikan pada desain sepatu olahraga sejak masih muda.
ADVERTISEMENT
Sebelum mendirikan Adidas, dia mendirikan perusahaan manufaktur sepatu olahraga bersama kakak laki-lakinya Rudolf Dassler. Keduanya bekerja bersama selama lebih dari dua dekade. Namun, perbedaan pendapat antara saudara menyebabkan perpisahan mereka dan mendirikan perusahaan mereka sendiri Akhirnya Adolf mendirikan Adidas dan Rudolf mendirikan Puma yang turut menjadi brand sepatu terkenal di dunia.
Adolf atau yang dikenal juga dengan Adi Dassler menyadari sejak awal bahwa, untuk performa yang lebih baik, setiap olahraga memerlukan sepatu yang dirancang khusus untuk para atlet.
Ia bahkan memiliki relasi yang baik dengan para atlet. Interaksinya dengan olahragawan tidak hanya memberikan umpan balik yang cukup kuat untuk meningkatkan produknya tetapi juga membuatnya menjadi promotor awal dukungan dari atlet seperti Lina Radke dan Jesse Owens yang akhirnya membuat peningkatan penjualan produknya. Hingga saat ini Adidas menjadi produsen peralatan olahraga terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Mulai Rancang Sepatu Pasca Perang
Adolf Dassler lahir pada 3 November 1900, di Herzogenaurach, Jerman, sebagai anak bungsu dari Christoph dan Pauline Dassler. Dia memiliki dua saudara laki-laki yakni Fritz dan Rudolf dan seorang saudara perempuan, Marie.
Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya pada tahun 1913, Adolf mulai bekerja sebagai pekerja magang di sebuah toko roti. Namun, dia sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan itu.
Ia sebenarnya sangat tertarik pada olahraga dan menghabiskan banyak waktu luangnya untuk berpartisipasi dan berkompetisi dalam olahraga seperti trek dan lapangan, sepak bola, hoki es, lembing, dan ski.
Selama ini, ia juga belajar membuat sepatu dari ayahnya. Dia mulai menyadari bahwa setiap olahraga mungkin memerlukan sepatu yang dirancang khusus untuk hasil yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Antara Juni 1918 dan Oktober 1919, Adolf Dassler bertugas di ketentaraan. Sekembalinya, ia mengubah ruang cuci ibunya menjadi bengkel sepatu kecil. Situasi, pasca perang membuat keluarga itu harus bekerja keras karena pasokan material, kredit dan layanan listrik bermasalah di Jerman.

Bangun Usaha dari Memperbaiki Sepatu Warga

Usaha awalnya dalam membuat sepatu menggunakan bahan seadanya dari bahan keperluan militer seperti helm dan kantong roti. Namun, ia mulai mendapatkan uang dengan memperbaiki sepatu warga setempat. Dia juga bereksperimen dengan model sepatu baru yang mengesankan klub olahraga daerah hingga pesanan mulai membludak.
Pada tahun 1923, kakak laki-lakinya Rudolf bergabung dengan bisnis tersebut dan perusahaan mereka bernama Gebrüder Dassler Sportschuhfabrik (Pabrik Sepatu Olahraga Dassler Brothers) terdaftar secara komersial setahun kemudian. Kedua bersaudara itu mengelola bidang yang mereka kuasai yakni Adolf dalam mengembangkan sepatu dan Rudolf dalam penjualan dan pemasaran.
ADVERTISEMENT
Perusahaan mulai memproduksi sepatu bola pertama dengan kancing kulit yang dipaku dan sepatu olahraga dengan paku logam yang ditempa dengan tangan.
Pada tahun 1926-1927, bisnis tersebut berkembang pesat kemudian pindah ke pabrik baru yang lebih besar dengan mesin-mesin baru dan anggota staf yang bertambah.
Sepatu rancangannya mulai dipakai di kompetisi internasional. Pada Olimpiade Musim Panas Amsterdam 1928, pelari jarak jauh Jerman, Lina Radke, mengenakan sepatu olahraga yang dirancang olehnya dan memenangkan medali emas.
Sejak saat itu segelintir atlet menggunakan sepatu buatan Dassler terkhususnya pada tahun 1932 di Olimpiade Los Angeles. Hingga akhirnya pada tahun 1933, dengan mengingat kepentingan bisnis mereka, Dassler bersaudara bergabung dengan partai Nazi. Adolf Dassler menjadi pelatih dan pemasok liga Olahraga Pemuda Hitler.
ADVERTISEMENT
Prestasi Adidas tak berhenti disitu. Pada Olimpiade Berlin 1936 bintang atletik Amerika Jesse Owens memenangkan empat medali emas mengenakan paku trek yang diproduksi oleh Adolf Dassler.
Bisnisnya kian berkembang pesat dan akhirnya ia memproduksi sepatu yang cocok untuk olahragawan di berbagai bidang seperti trek dan lapangan, sepak bola, tenis, bola basket, dan bahkan menembak.