Kisah Pendiri Levi's, Pernah Didiskriminasi Hanya Karena Yahudi

Konten dari Pengguna
15 Maret 2021 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Levi Strauss, Pendiri Levi Strauss & Co. (Foto: levistrauss.com).
zoom-in-whitePerbesar
Levi Strauss, Pendiri Levi Strauss & Co. (Foto: levistrauss.com).
ADVERTISEMENT
Dunia mungkin akan berbeda saat ini andai celana jeans tidak ditemukan. Semua itu adalah berkat Levi Strauss dan brand Levi's yang menjadi pelopor denim jeans sekaligus yang paling dikenal dunia. Namun, siapa Levi sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Kisahnya bermula di Jerman pada awal abad 19, ketika pasangan Yahudi Hirsh Strauss dan Rebecca Haas melahirkan dua anak, salah satunya bernama Loeb Strauss, nama awal Levi. Ayahnya sudah pernah menikah sebelumnya dan memiliki 5 anak.
Lahir 26 Februari 1829, Levi kecil beserta keluarganya kerap mengalami diskriminasi ras karena mereka keturunan Yahudi. Bahkan, mereka harus membayar pajak khusus untuk tinggal di kota Bavaria tersebut.
Hal ini dialami Levi hingga ia berumur 16 tahun. Saat itu, ayahnya meninggal dunia sehingga dua tahun kemudian ia sekeluarga meninggalkan Jerman menuju New York, Amerika Serikat (AS). Di sana, mereka bertemu dua kakak Levi, Jonas dan Louis yang memiliki usaha barang kering bernama 'J Strauss Brother & Co.'
ADVERTISEMENT
Levi bekerja di sana dan banyak belajar mengenai bisnis industri. Setelah sekitar enam tahun di AS, ia merubah namanya dari Loeb menjadi Levi Strauss dan menjadi Warga Negara AS.
Saat terjadi fenomena California Gold Rush pada 1849, banyak penambang emas di dunia berbondong-bondong mengunjungi wilayah-wilayah yang terdampak demam emas tersebut. Salah satu wilayah tersebut adalah San Francisco.
Levi yang kebetulan saat itu dipercaya kakaknya untuk membuka cabang J Strauss Brother & Co melihat peluang bisnis dari fenomena ini. Pada 1954, ia berangkat ke San Francisco dan membuka cabang di sana dengan nama 'Levi Strauss & Co.'
Levi Strauss & Co menjual berbagai keperluan seperti selimut, pakaian, dompet dan barang kering lainnya yang dipasok dari J Strauss Brother & Co. Produk Levi ternyata laris karena sesuai kebutuhan target pasarnya yang mayoritas penambang.
ADVERTISEMENT
Usaha tersebut berjalan lancar hingga 20 tahun lamanya. Sampai pada awal dekade 1870-an, Levi bertemu dengan Jacob W Davis, salah seorang pelanggannya yang juga penggagas denim jeans berpaku. Disinilah awal mula ide denim jeans diperkenalkan.
Ceritanya begini, saat itu Davis yang memiliki usaha pakaian melihat banyaknya penambang yang datang kepadanya untik menambal celana mereka yang sobek. Tak sengaja terlintas di benaknya untuk menciptakan jenis celana baru yang kuat dan tahan lama, dan menemukan formuIanya. Ia yang merupakan pelanggan setia kain duck dan denim di tempat Levi menyurati Levi atas gagasannya tersebut.
Dalam surat, Davis mengatakan bahwa bahan duck dan denim dapat menciptakan produk celana berkualitas. Selain itu, ia memiliki ide untuk menambahkan paku keling tembaga pada bagian kantong dan lapisan luar depan celana agar celana lebih kuat dan tak mudah sobek.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, ide tersebut tak mampu direalisasikan olehnya sendiri karena ia tak memiliki cukup dana untuk mematenkannya. Khawatir gagasannya digarap orang lain, maka ia menghubungi Levi untuk bermitra dan membantunya membiayai hak patennya.
Akhirnya pada 20 Mei 1873, Levi yang menyutujui kerja sama dengan Davis mematenkan produk blue jeans berpaku keling mereka dengan Paten AS No. 139121 atas nama Jacob W. Davis dan Levi Strauss and Company. Kelak, produk blue jeans ini dikenal dengan nama Levi's.
Blue jeans Levi's pun menjadi terkenal dan banyak digunakan penambang saat itu. Produknya yang paling ikonik adalah jeans 501 yang sampai sekarang masih popular dan dicari. Jeans tersebut laku keras dan membuat Levi sebagai pendiri memperoleh kekayaan hingga $6 juta dolar atau setara Rp 86,5 miliar untuk kurs saat ini.
ADVERTISEMENT
Hingga ratusan tahun lamanya, Levi's menjelma jadi kiblat denim jeans di dunia, bahkan setelah Levi Strauss meninggal pada 26 September 1902. Hingga kini, terdapat 2.800 cabang Levi's di seluruh dunia dan memiliki revenue sebesar Rp 80,5 triliun pada 2018.