Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Pendiri Panasonic yang Berasal dari Keluarga Bankrut
14 Maret 2021 14:48 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Brand barang elektronik Panasonic mungkin bukan hal asing di telinga masyarakat. Di antara masyarakat ini, setidaknya ada satu buah barang berlabel Panasonic di rumahnya. Namun, siapa sosok di balik masyhurnya brand ini?
ADVERTISEMENT
Sosok tersebut adalah Konosuke Matsushita yang kelak jadi Pendiri Panasonic, seorang anak ringkih yang berasal dari desa kecil di Prefektur Wakayama. Lahir dari keluarga yang pernah bangkrut total, dia memiliki delapan bersaudara, Konosuke merupakan putra bungsu.
Lahir di akhir abad-19, keluarga Konosuke sebenarnya adalah keluarga berada pada awalnya. Masa kecilnya penuh fasilitas dan terjamin. Orang tuanya memiliki sebidang tanah pertanian kecil yang di masa itu termasuk sebagai kelas atas. Tanah tersebut digarap oleh petani sewaan.
Namun karena itu, ayahnya menjadi beralih kesibukkan ke dunia politik dan pemerintahan lokal. Selain itu ia juga gemar berinvestasi dan bespekulasi di pasar beras yang saat itu dikenal menjanjikan.
Sayangnya, ayahnya ceroboh dalam menjalaninya. Kurangnya pengetahuan membuat ia terus merugi hingga bankrut, memaksanya untuk menjual aset-asetnya dan meninggalkan desa untuk mencari kerja.
ADVERTISEMENT
Kondisi finansial keluarga yang tak kunjung membaik akhirnya memaksa Konosuke untuk bekerja sejak usia sembilan tahun. Saat menduduki kelas lima SD, ia menyusul ayahnya ke Osaka untuk magang di toko tungku batu bara (Hibachi), tugasnya bersih-bersih toko di pagi hari dan menjaga anak-anak pemilik toko tersebut, Tuan Miyata.
Tiga bulan berselang, Toko Hibachi Miyata akhirnya tutup. Namun beruntung bagi Konosuke, ternyata Tuan Miyata sudah menyiapkan tempat baru untuk Konosuke bekerja, yakni Toko Sepeda Godai Otokichi, teman dari Miyata.
Masuk pada tahun 1909, seiring dioperasikannya sistem lori di berbagai wilayah Jepang membuat Konosuke merasa masa depan sepeda kurang cerah. Akhirnya, ia memutuskan keluar dari toko Godai dan setahun kemudian direkrut oleh perusahaan elektronik Osaka Electric Light Company.
ADVERTISEMENT
Saat bekerja di sana, ia berhasil bereksperimen dengan menciptakan desain soket lampu yang lebih canggih daripada bohlam biasa. Namun sang bos tidak tertarik dengan temuannya tersebut. Teringat pesan ayahnya perihal membuka usaha sendiri, ia akhirnya keluar dan merintis usaha baru berbekal soket lampu tersebut.
Pada 1918, lahirlah Matsushita Electric Industrial Company di garasi rumahnya bersama sang istri dan tiga asisten. Empat tahun kemudian, perusahaan tersebut semakin besar dan menampung 50 pegawai beserta pabrik baru.
Produk milik Konosuke laku keras di pasaran, selain karena inovatif, produk ciptaan mereka juga memiliki harga terjangkau namun dengan kualitas tinggi, hal ini memuatnya unggul jauh di atas kompetitor-kompetitornya.
Meski sukses, banyak rintangan yang dihadapi Konosuke dalam menjalankan perusahaan ini, seperti krisis akibat dua Perang Dunia. Berkat kehebatan manajemen Konosuke, perusahaan ini tetap bertahan dan justru berhasil meningkatkan produksinya yang awalnya hanya bohlam menjadi banyak barang elektronik lain seperti AC, TV, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pada dekade 1950-1960, perusahaan ini terus semakin besar hingga mencakup pasar global, bahkan hingga Konosuke pensiun pada 1961 dan digantikan menantunya sebagai Presiden Perusahaan.
Konosuke akhirnya wafat pada 1989 di usia 94 tahun. Lewat kesuksesannya juga, Konosuke berhasil meraup kekayaan sebesar $3 miliar atau setara Rp 43,17 triliun untuk kurs saat ini. Ia juga memperoleh banyak penghargaan atas kesuksesannya.
Meski ditinggal pendirinya, perusahaan yang sudah berganti nama menjadi Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. pada 1935 tersebut sudah menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia. Di tahun 2008, akhirnya nama perusahaan itu menjadi Panasonic Corporation.
Kini, Panasonic yang sudah berumur 103 tahun tersebut menampung sekitar 274 ribu pegawai pada data 2019. Dari data tersebut juga disebutkan revenue yang diperoleh Panasonic mencapai ¥ 8,002 triliun atau mencapai sekitar Rp 1 kuadriliun. Bahkan ekspansinya mencapai Indonesia dengan Panasonic Gobel Group .
ADVERTISEMENT