Kisah Pendiri Vans, Dulunya Sempat Jadi Pesuruh di Pabrik Sepatu

Konten dari Pengguna
28 Maret 2021 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sepatu Vans Old Skool yang ikonik. (Foto: Vans.com).
zoom-in-whitePerbesar
Sepatu Vans Old Skool yang ikonik. (Foto: Vans.com).
ADVERTISEMENT
Siapa tak mengenal sepatu merk Vans? Sepatu favorit bagi para peselancar skateboard ini merupakan salah satu merk sepatu keds tersukses sepanjang masa di samping Converse atau Keds. Di balik masyhurnya sepatu yang identik dengan istilah "Off The Wall" tersebut, ada nama Paul Van Doren.
ADVERTISEMENT
Berawal dari sebuah momen yang tak terduga saat Paul berumur 14 tahun, dimana ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan malah asyik mengikuti kompetisi balap kuda. Ia bahkan sangat mahir dalam menunggangi kuda hingga dijuluki sebagai "Dutch te Clutch."
Sayangnya, Ibunda dari Paul tidak merestui hobi anaknya tersebut lantaran dianggap tidak produktif. Akhirnya, Ibundanya membawanya ke sebuah pabrik sepatu keds bernama Randy's dan kemudian mendaftarkannya untuk bekerja di sana.
Pria kelahiran 30 Juni 1930 tersebut akhirnya menjadi buruh di pabrik tersebut. Ia bekerja dengan rajin dan tekun menjadi seorang cleaning service hingga diperintah untuk membantu membuat sepatu untuk dijual. Hebatnya, perusahaan tersebut semakin maju sejak kedatangan Paul.
Berkat kinerjanya yang baik, Paul sampai diangkat menjadi wakil presiden Randy's. Randy's yang saat itu pamornya meredup seketika bersinar kembali berkat kehadiran Paul. Setelah 20 tahun bekerja di sana, Paul akhirnya memutuskan mundur dan mulai merintis bisnis sepatunya sendiri.
ADVERTISEMENT
Paul menggaet adik dan tiga sahabatnya untuk memulai membangun perusahaan sendiri. singkat cerita, berdirilah perusahaan Van Doren Rubber Company. Tepatnya pada 1 Maret 1966, toko pertama mereka berdiri sekaligus menjadi awal kelahiran sepatu Vans. Peristiwa tersebut dikenal sebagai "The Birth of The California Style."
Vans menyicipi kesuksesan sejak saat itu hingga akhir dekade 1970-an. Sepatu-sepatu mereka disukai masyarakat dan selalu laku, bahkan menjadi pemasok utama sepatu-sepatu untuk atlet olahraga ekstrim seperti skateboarder. Paul bahkan berhasil mendirikan 70 toko di seluruh California. Hingga pada 1976, Paul mundur dan digantikan adiknya James "Jim" Van Doren menjadi Presiden Vans.
Hal ini menjadi awal malapetaka bagi Paul dan Vans. Pasalnya, saat itu Jim berambisi untuk terjun di ranah olahraga guna menyaingi nama-nama besar seperti Nike, Adidas, dan Puma. Paul yang saat itu menjadi dewan penasihat Vans mengimbau adiknya agar tidak perlu berbuat konyol menyaingi tiga merk yang sudah jadi ikon olahraga tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, Jim tak mengindahkan kata-katanya dan tetap bersikeras untuk bertaruh pada sepatu olahraga. Alhasil sesuai prediksi Paul, produk ciptaan adiknya tersebut rugi besar meskipun sudah dibuat dengan mahal dan berkualitas. Kerugian tersebut menyisakan utang hingga mencapai miliaran sehingga Paul harus berpikir keras untuk melunasinya.
Jim saat itu juga didepak dari Vans dan Paul menjadi pemilik tunggal. Berbagai strategi dilakukan Paul guna melunasi utang tersebut, dari merubah material sepatu hingga memotong keuntungan untuk diberikan kepada perusahaan yang diutanginya. Alhasil selama 3 tahun, utang tersebut berhasil lunas.
Meski masalah utang tuntas, permasalahan Vans bertambah saat muncul perusahaan kompetitor bernama Vision Streetwear. Paul yang saat itu tak dapat berbuat apa-apa lagi untuk mengatasi keterpurukan Vans akhirnya menjual Vans kepada McCown De Leeuw & Co pada 1988.
ADVERTISEMENT
Memasuki dekade 1990-an, Vans akhirnya berhasil memulihkan diri dan kembali bangkit merajai pasar sepatu keds dunia sejajar dengan Converse. Bahkan saat memasuki abad 21, Vans yang dibeli oleh VF Corp banyak berinovasi sehingga terkenal di seluruh dunia, mulai dari mempererat keidentikannya dengan skateboard hingga menyambangi dunia hiburan dan musik.
Kini, Vans masih menjadi primadona sepatu keds dan sneakers di seluruh dunia. Hal tersebut tak lepas dari jasa Paul Van Doren sang pendiri. Meskipun dirinya sempat terpuruk dan kini tak lagi menjadi pemilik Vans, namun siapapun tahu bahwa Vans tidak akan sesukses saat ini tanpa ide cemerlangnya.