Kisah Penjaga Warnet Asal Pontianak Sukses Besarkan Marketplace Kerajinan Tangan

Konten dari Pengguna
16 November 2020 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Benny Fajarai (Foto: Digital News Asia)
zoom-in-whitePerbesar
Benny Fajarai (Foto: Digital News Asia)
ADVERTISEMENT
Sudah banyak anak muda Indonesia yang pernah masuk dalam radar Forbes, tak terkecuali Benny Fajarai. Pemuda asal Pontianak itu pernah mampang dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2016 berkat mendirikan qlapa.com.
ADVERTISEMENT
Qlapa merupakan sebuah marketplace yang memberikan wadah bagi produk kerajinan tangan buatan pengrajin Indonesia. Tak heran, terobosannya membuat e-commerce unik tersebut membuat nama Benny masuk dalam daftar paling prestisius tersebut.
Benny kecil tumbuh dari keluarga sederhana. Ayahnya pernah menjadi sopir angkutan umum hingga berjualan pisang goreng, sementara ibunya adalah pengasuh anak-anak di Pontianak. Berkat kerja kerasnya, ayah Benny akhirnya punya armada angkutan milik sendiri.
Kesuksesan sang ayah menjadi wirausahawan andal ternyata mengalir di darah Benny. Meski dulu sempat menjaga warnet milik Pak RT saat kelas satu SMA, namun Benny merupakan sosok anak yang cerdas. Dari menjaga warnet, Benny ternyata menyadari ketertarikannya terhadap IT.
Ketertarikan tersebut mengantarkannya kuliah di Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara. Saat kuliah pun, Benny sudah aktif berbisnis. Salah satunya yaitu dirinya mendirikan bisnis berbasis teknologi informatika bernama Cactus Project bersama beberapa temannya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, proyek tersebut sudah mendapatkan klien-klien besar seperti AC Nielsen, PT. HM Sampoerna Tbk., Adam Khoo Learning Technology Group, Murad, hingga DRTV (innovation store). Namun karena perbedaan visi dengan rekannya, proyek yang sudah berjalan 2,5 tahun itu terpaksa harus dihentikan.
Tentu saja Benny tidak menyerah untuk membangun bisnis lagi. Ia malah mendapat banyak pelajaran berharga dari pengalamannya tersebut. Setelah lulus kuliah, Benny lantas mendirikan kreavi.com, sebuah situs jejaring sosial bagi desainer seluruh Indonesia.
Namun, Benny menjual kreavi.com pada 2015 untuk menjalankan idenya yang lain, tak lain dan tak bukan adalah qlapa.com. Saat itu, Benny sedang berlibur ke Bali. Ia melihat banyak kerajinan lokal yang dijual di pasaran terlampau mahal. Padahal, harga akan jauh lebih murah jika membeli dari pengrajin langsung.
ADVERTISEMENT
Benny kemudian menyadari kalau mereka sulit memasarkan produknya. Dari situlah, Benny bertekad untuk mendirikan qlapa, yang namanya terinspirasi dari pohon kelapa. Selama ratusan tahun, pohon kelapa memiliki banyak manfaat mulai dari daun, buah, hingga batangnya.
Dari filosofi ini, qlapa diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal kepada masyarakat. Pada November 2015, Benny resmi mendirikan qlapa.com sebagai CEO dan temannya Fransiskus Xaverius menjadi CTO.
Seiring berjalannya waktu, Qlapa menjadi bisnis yang menjanjikan. Pada 2017, Benny berhasil mendapatkan pendanaan Seri A dari Aavishkaar, perusahaan investasi asal India. Selain itu, bisnis ini juga banjir penghargaan.
Salah satunya yaitu berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Aplikasi Unik Terbaik dari Google Play Awards dan startup dengan pertumbuhan paling menjanjikan oleh majalah Forbes Asia pada 2018.
ADVERTISEMENT