Kisah Petani Sukses Dari Nol, Kini Jadi Pengusaha Kaya

Konten dari Pengguna
21 Juli 2021 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petani/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Petani/kumparan.com
ADVERTISEMENT
Petani adalah seseorang yang profesinya adalah bercocok tanam, baik di lahan pribadi maupun memiliki hak penuh dalam menjalankan budidaya. Petani sukses sangat membantu bagi semua orang.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan, petani memberikan sarana hidup bagi masyarakat berupa bahan makanan yang tentunya membuat kita bisa bertahan hidup.
Untuk menjadi seorang petani sukses bukanlah hal yang mudah. Anda bisa belajar dari kisah petani sukses dari nol. Petani yang sukses melakukan budidaya tanaman ini bernama Rommy Mamesah.
Petani ini tinggal di wilayah Kawangkoan, Tompaso, Langowan, Minahasa, Sulawesi Utara. Rommy meraup keuntungan berlipat dengan membudidayakan cabai dan tomat.
Dari hasil bertani cabai dan tomat ini, puluhan keluarga sudah mendapat keuntungan mencapai Rp 200 juta dalam sekali musim tanam. Lahan seluas sekitar seperempat hektare yang ada di Langowan Barat bisa menghasilkan uang sebesar Rp 150 juta hanya dalam kurun waktu 4 bulan.
ADVERTISEMENT
Ketika cabai dipanen pertama kali, harga jualnya mencapai Rp 70 ribu/kg. Pada panen pertama ini, Rommy memetik sekitar 50 kg cabai. Rommy berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 3,5 juta.
Banyak pengumpul yang datang untuk membeli cabainya, salah satunya ialah pria dari Manado. Pria ini datang untuk membeli cabai Rommy.
Keduanya sepakat dengan harga Rp 150 juta. Sepekan kemudian harga cabai menembus harga paling tinggi yakni Rp 90 ribu/kg. Harga jual cabai ini sangat tinggi, bahkan melebihi harga jual cengkeh kala itu.
Kisah petani lainnya yang berhasil sukses dari nol bernama Abdul Qohar. Petani ini tinggal di Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Lamongan.
Abdul meraup banyak keuntungan dengan berkebun pepaya calina. Lahan pertanian yang ada di ujung selatan Lamongan terkenal kering dan sudah turun temurun hanya ditanami tembakau, padi, serta jagung.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini tidak menurunkan niat Abdul. Dengan ketekunan dan kegigihan, Abdul berhasil membentuk Kelompok Tani Godong Ijo Sejahtera dengan 112 anggota yang tersebar di 8 desa di wilayah Kecamatan Sambeng.
Dengan total kebun buah pepaya calina seluas 15 hektar, Lamongan menjadi produsen terbesar ketiga di wilayah Jawa Timur. Tak hanya ke Lamongan saja, buah pepaya calina dari Sambeng ini juga dipasarkan hingga ke Tuban, Gresik, serta Jakarta.
Dalam lahan seluas 1 hektar, dapat ditanam hingga 1.520 batang pepaya calina. Pada setiap hektar, petani dapat mendapat omzet sebesar Rp 18 juta/bulan. Hal ini pun sudah dihitung dengan adanya kemungkinan faktor kegagalan.
Masa panen buah pepaya calina itu sendiri yakni ketika telah berusia 6 bulan 20 hari. Pepaya calina akan terus berbuah sampai berumur 3 tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Pepaya calina dari Sambeng ini sudah memiliki merk dagang. Pemilik kebun pun sudah mendapatkan binaan khusus untuk menjaga kualitas buah pepaya agar sama, meski ditanam di lahan yang berbeda.