Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Rusdi Kirana, dari Calo Tiket Jadi Bos Maskapai Penerbangan yang Sukses
22 Maret 2021 16:30 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan maskapai penerbangan Lion Air. Maskapai berjuluk "singa merah" tersebut merupakan salah satu maskapai yang menjadi favorit masyarakat untuk dunia aviasi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Hal ini bukan tanpa alasan. Lion Air dikenal sebagai maskapai yang melayani penerbangan dengan tarif yang bersahabat. Terlepas dari berbagai masalah indisipliner mulai dari penundaan jam terbang, kerusakan mesin pesawat hingga pilot yang menggunakan narkoba.
Meski begitu, berkat inovasi tarif murahnya Lion Air tetap jadi salah satu yang tersukses di Indonesia. Dibalik kesuksesan tersebut, ada sosok Rusdi Kirana . Lelaki asal Cirebon inilah yang dikenal mendirikan Lion Air.
Lahir pada 17 Agustus 1963 dari keluarga kelas menengah-bawah berlatar belakang pengusaha, Rusdi kecil bersama kakaknya Kusnan sudah akrab dengan dunia usaha. Karena latar belakangnya, Rusdi paham betul soal hidup hemat dan kerja keras.
Memasuki masa remaja, Rusdi bersama sang kakak bekerja serabutan, semisal menjadi sales produk mesin ketik. Di sini, mereka bisa memperoleh penghasilan $10 per bulan atau sekitar Rp 95 ribu untuk kurs saat itu. Pekerjaan ini geluti hingga ia hijrah ke Jakarta untuk berkuliah Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila.
ADVERTISEMENT
Semasa kuliah, Rusdi bekerja sebagai seorang calo tiket pesawat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Rusdi begitu giat dalam menjalani pekerjaannya, Ia bahkan kerap menginap di bandara. Namun justru hal ini yang menjadi titik balik Rusdi untuk lebih dekat dengan dirgantara.
Rusdi yang rutin menginap di bandara akhirnya dikenal oleh para petugas bandara hingga para petingginya. Berkat hubungan yang terjalin ini, Rusdi semakin banyak belajar soal dunia penerbangan yang kelak dijalaninya.
Setelah sekian lama menjadi calo tiket pesawat di Bandara Soetta dan banyak menggali ilmu tentang aviasi di sana, Rusdi akhirnya lulus kuliah pada 1990. Saat itu juga, Rusdi bersama kakaknya mendirikan usaha biro perjalanan bernama Lion Tour di Bandara Soetta.
Usaha ini melayani para pelancong yang hendak mengurus visa, paspor, hingga antar-jemput di Bandara Soetta. Tugas tersebut ditangani sendiri oleh Rusdi. Usaha ini beroperasi hingga 1999.
ADVERTISEMENT
Setelah 9 tahun berhasil mengumpulkan dana, Rusdi dan Kusnan akhirnya untuk pertama kalinya membeli sebuah armada pesawat Boeing 737-200 dengan modal $10 juta atau Rp 144 miliar pada kurs saat ini. Di sinilah cikal bakal Lion Air bermula.
Berbekal pengalaman kondisi penerbangan yang saat itu hanya dapat dijangkau masyarakat kalangan atas, Rusdi bertekad mendirikan maskapai penerbangan yang dapat dijangkau masyatakat yang berdompet seadanya. Lahirlah Lion Air pada Juni 2000 sebagai penggagas maskapai berkonsep 'low cost carrier.'
Konsep tersebut disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Dari sisi jumlah penumpang, Lion Air berhasil meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar dalam tempo enam tahun. Lion Air dalam hal ini bahkan bersaing dengan Garuda Indonesia yang merupakan maskapai terbesar Indonesia. Hal itu tak lepas dari konsep tarif murahnya.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, konsep dengan slogan "we make people fly" tersebut tetap menjadi primadona bagi masyarakat yang ingin melakukan penerbangan dalam negeri. Meski murah, performa pesawat Lion Air masih cukup baik. Tarif murah tersebut diperoleh dari pemangkasan biaya makan dan operasional.
Terlepas dari permasalahan yang ada pada maskapai ini, patut diakui kesuksesan Rusdi Kirana bersama Lion Air. Rusdi bahkan berhasil menembus daftar orang terkaya versi Forbes. Total kekayaannya mencapai $1,7 miliar atau setara Rp 24,5 triliun.
Saat ini, Lion Air sudah memiliki 143 armada dengan 60 destinasi tersedia. Lion Air memiliki 268 unit pesawat yang masih beroperasi, terdiri dari jenis unggulan seperi Boeing, Airbus, dan ATR. Lion Air juga memiliki anak perusahaan lain seperti Batik Air, Wings Air, Malindo Air dan Thai Lion Air.
ADVERTISEMENT