Konten dari Pengguna

Kisah Sukses Freddie Figgers, Pengusaha Tajir yang Dibuang Sang Ibu Sejak Lahir

2 Januari 2022 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Freddie Figgers, CEO Figgers Communication (Foto: Instagram/@freddiefiggers)
zoom-in-whitePerbesar
Freddie Figgers, CEO Figgers Communication (Foto: Instagram/@freddiefiggers)
ADVERTISEMENT
Kisah Freddie Figgers, CEO Figgers Communication, untuk menjadi pengusaha sukses tidaklah mudah. Setiap orang memiliki potensi untuk mewujudkan impian terlepas di mana pun tempat mengawalinya. Inilah yang dirasakan miliarder muda Freddie Figgers.
ADVERTISEMENT
Freddie dikenal sebagai Batman atau Iron Man versi nyata. Pria muda ini berhasil mendirikan perusahaan teknologi yang kini bernilai USD 63 juta atau Rp 922 miliar.
Hebatnya, ia merintis perusahaan ini sejak usia remaja. Pasalnya, Freddie memiliki keahlian memperbaiki komputer di usia 9 tahun. Saat ini, ia memiliki 4 hak paten dan menjadi pemimpin perusahaan telekomunikasi termuda.
Namun, terlepas dari kehebatan dan pencapaiannya saat ini, ia telah mengalami masa kecil yang amat buruk. Sejak lahir, Freddie telah dibuang ke tempat sampah oleh ibu kandungnya.
Dilansir dari BBC, Freddie yang lahir di Florida itu akhirnya diadopsi oleh pasangan Nathan dan Betty Figgers. Meski terkesan 'anak buangan', Freddie menunjukkan keistimewaannya sejak kecil.
ADVERTISEMENT
Ia bekerja sejak usia 9 tahun sebagai ahli reparasi komputer. Di usia 12 tahun, secara resmi Freddie menjadi teknisi komputer dan membangun perusahaan sendiri di usia 15 tahun.
Temuan paling populer dan mengagumkan dari anak berusia 15 tahun itu adalah GPS pelacak dan alat komunikasi dua arah. Penemuan tersebut terinspirasi dari kondisi sang ayah yang menderita Alzheimer hingga kadang sulit mengetahui keberadaannya.
"Aku sering menelepon dan berkata, 'Hai ayah ada di mana?' dan dia tidak perlu melakukan apa-apa selain menunduk dan bicara pada sepatunya lalu aku bisa melacak lokasinya. Itu program yang sangat sukses,” ujarnya.
reddie Figgers, CEO Figgers Communication (Foto: Instagram/@freddiefiggers)
Penemuan tersebut menarik sebuah perusahaan yang kemudian menghubungi Freddie dari Kansas lalu mereka membeli program itu dengan harga senilai USD 2,2 juta atau sekitar Rp 32 miliar.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah pembelian itu, pria yang kini berusia 32 tahun itu mendirikan Figgers Communication menggunakan uang hasil penjualan. Di usia 24 tahun, Freddie berhasil mendesain dan menciptakan 80 program software.
Kesuksesannya saat ini bukan menjadi kebanggaan besar bagi Freddie. Diluar bisnisnya, ia terlihat aktif dalam program sosial dan menyumbangkan sejumlah dana. Bahkan ia menjadi sosok pemuda yang menjadi panutan dalam komunitas dan menjadi sponsor program anak muda hingga beasiswa.
Selain itu ia berambisi untuk mengubah hidup seseorang dan berdampak baik untuk banyak orang. Freddie bahkan sering terlihat membantu orang tua dan mendanai jaminan rumah yang hampir disita. Bagi Freddie Figgers, kepedulian merupakan cara untuk menyelesaikan masalah.
“Aku ingin memberi dampak pada dunia ini dan mengubah hari ini menjadi hari esok yang lebih baik karena uang adalah bukan apa-apa selain sebuah alat tapi dengan alat tersebut kita bisa memberi dampak dan mengubah hidup orang sehari-hari dengan memberi mereka kesempatan," kata Freddie
ADVERTISEMENT