Kisah Sukses Legenda Bulutangkis Liliyana Natsir yang Dulunya Putus Sekolah

Konten dari Pengguna
30 September 2020 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Liliyana Natsir mengangkat tangannya "empat" setelah meraih gelar juara dunia keempatnya pada tahun 2017 bersama Tontowi Ahmad di Glasgow, Skotlandia, Agustus 2017 (Foto: Mikael Ropars/Badmintonphoto)
zoom-in-whitePerbesar
Liliyana Natsir mengangkat tangannya "empat" setelah meraih gelar juara dunia keempatnya pada tahun 2017 bersama Tontowi Ahmad di Glasgow, Skotlandia, Agustus 2017 (Foto: Mikael Ropars/Badmintonphoto)
ADVERTISEMENT
Tidak ada hal yang tidak mungkin dicapai asal terus berusaha dengan tekad yang kuat. Itulah sekiranya yang terjadi saat Liliyana Natsir berjuang meraih mimpinya menjadi seorang pemain bulutangkis terbaik di dunia.
ADVERTISEMENT
Perempuan kelahiran Manado, 9 September 1985 itu tumbuh di keluarga yang mencintai bulutangkis. Saat berusia 9 tahun, Liliyana sudah bermain bulutangkis bersama ibu dan kakaknya di halaman rumah.
Dari permainan sederhana itu, ibu Liliyana melihat bakat yang dimiliki anaknya. Ia lalu mendaftarkan Liliyana ke klub bulutangkis di Manado yang bernama PB Pisok Manado. Sang pelatih pun sepakat dengan ibunya bahwa Liliyana adalah anak berbakat.
Hal itu dibuktikan dengan dirinya sebagai penyumbang emas terbanyak untuk klubnya pada sebuah kejuaraan di Manado.
Akhirnya, demi prestasi yang lebih baik, Liliyana yang saat itu berusia 12 tahun rela merantau ke Jakarta untuk bergabung dengan klub PB Tangkas.
Keputusan itu didukung penuh oleh keluarga Liliyana meski ia harus berhenti sekolah untuk fokus berlatih bulutangkis. Liliyana mengaku hidup mandiri di Jakarta adalah sebuah tantangan karena ia tidak pernah jauh dari orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Ia pernah ingin pulang kembali ke Manado, tapi ibunya justru menasihati Liliyana untuk terus berlatih bulutangkis. Liliyana mengatakan bahwa hal tersebut membantunya membentuk mental yang kuat saat bertanding.
Hari-hari berat seperti itu harus dilalui Liliyana dengan latihan hampir setiap hari agar kemampuannya semakin terasah.
Dari latihan itu, pelatih melihat Liliyana akan bagus bermain di sektor ganda. Akhirnya, ia dipasangkan dengan Nova Widianto untuk sektor ganda campuran pada 2004.
Sejak saat itu, karir Liliyana sangatlah memukau. Ia dan Nova mampu menyabet beberapa gelar pada turnamen bergengsi seperti Indonesia Open, Runner-Up All England Open, Sea Games hingga Kejuaraan Dunia. Mereka bahkan sempat menempati peringkat satu BWF pada 18 September 2010.
Kesuksesannya bersama Nova membuat Liliyana berhasil mendapat nominasi sebagai pemain terbaik dunia 2011 versi BWF, bersama enam pebulutangkis putri dunia lainnya, pada Desember 2011 lalu.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah itu, Nova harus pensiun karena usia. Kemudian, Liliyana dipasangkan dengan Tontowi Ahmad.
Bersama pasangan baru ini, prestasi Liliyana semakin menjadi. Selain mampu menjuarai turnamen bergengsi, ia juga mendapat gelar tertinggi medali emas Olimpiade Rio De Janeiro tahun 2016.
Prestasi tersebut membuat rasa bangga masyarakat tanah air memuncak. Atas prestasinya tersebut, Liliyana dan Tontowi mendapat penghargaan berupa hadiah dari berbagai pihak. Yang pertama, pemerintah memberi hadiah berupa uang tunai Rp 5 miliar.
Selain itu, mereka juga mendapat Rp 1 miliar dan rumah di Semarang dari Program Bakti Olahraga Djarum Foundation (BODF).
Tak hanya itu, apartemen senilai setidaknya Rp 1,5 miliar di Jakarta juga diberikan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka juga mendapat tiket pesawat gratis ke berbagai negara seumur hidup dan mendapat asuransi kesehatan sampai Rp 1 miliar. Bahkan, saat Liliyana pensiun pun, ia masih mendapat uang pensiun Rp 20 juta per bulan.
Seperti yang diketahui, Liliyana sudah pensiun dari bulutangkis Indonesia pada 27 Januari 2019. Ajang Indonesia Masters adalah turnamen terakhirnya.
Pada saat itu pula, ia mengumumkan pernyataan resminya untuk mundur. Dilansir dari laman resmi BWF, pendapatan Liliyana selama menjadi pemain bulutangkis bisa mencapai Rp 10 miliar.