news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah William Soeryadjaya, Pendiri Astra Dulunya Jualan Kertas dan Benang

Konten dari Pengguna
17 April 2021 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PT Astra Internasional/linkedin.com
zoom-in-whitePerbesar
PT Astra Internasional/linkedin.com
ADVERTISEMENT
PT Astra Internasional dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Tapi tak hanya otomotif, perusahaan ini mencakup berbagai industri seperti jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, agribisnis, infrastruktur, logistik, teknologi dan informasi, hingga properti.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini termasuk perusahaan konglomerat multinasional yang memperkerjakan ratusan ribu karyawan. PT Astra Internasional didirikan oleh Willian Soeryadjaja. Siapa sangka William dulunya merupakan penjual kertas.
William Soeryadjaya merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Bernama asli Tjia Kian Liong yang lahir di Majalengka, Jawa Barat 20 Desember 1922. Sejak usianya 12 tahun, ia telah menjadi yatim piatu.
Ketika umurnya 19 tahun, ia terpaksa putus sekolah dan kemudian banting stir dengan menjadi pedagang kertas di Cirebon. Selain menjual kertas, William juga berdagang benang tenun di Majalaya.
Tak lama setelah itu, ia menjual berbagai hasil bumi seperti minyak, kacang, beras, dan gula. Saat itu motivasinya berdagang hanya karena untuk membantu kehidupan sehari-hari saudara-saudaranya. Dari hasil dagangannya ia dapat melanjutkan pendidikan ke Middlebare Vakschool V/d Leder & Schoen Industrie Waalwijk sekolah yang mengajarkan penyamakan kulit.
ADVERTISEMENT
Sekembalinya ke Tanah Air pada tahun 1949, William akhirnya mendirikan usaha penyamakan kulit. Kepengurusannya ia serahkan pada seorang kawannya. Tiga tahun berjalan, William mendirikan CV Sanggabuana yang bergerak di bidang perdagangan dan ekspor-impor. Tapi sayangnya, dalam menjalani bisnis tersebut ia tertipu oleh rekannya sendiri dan rugi jutaan.
Pada tahun 1957, bersama adiknya Drs Tjia Kian Tie dan Lim Peng Hong salah satu kawannya, William berinisiatif mendirikan PT Astra Internasional Inc. PT Astra mulanya hanya bergerak dalam pemasaran minuman ringan bermerek Prem Club dan ditambah dengan mengekspor hasil bumi.
Selama perkembangannya, perusahaan Astra meluas hingga bergerak ke sektor otomotif, peralatan berat, peralatan kantor, perkayuan, dan lain sebagainya. keberhasilan Astra saat itu tak lepas dari kebijakan pemerintah Orde Baru yang memberikan kemudahan dalam berbisnis agar berkembang.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1968-1969 perusahaanya diperkenankan memasok 800 kendaran truk merek Chevrolet. Pemesanan saat itu sangat meluap dan terjadi kenaikan kurs dollar dari Rp 141 menjadi Rp 378 per dollar AS. Keuntungan perusahaan Astra pun melimpah saat itu.
PT Astra Internasional/astra.co.id
Perusahaannya terus berkembang hingga tak hanya sebatas memasok tapi juga mulai merakit sendiri truk Chevrolet, merakit alat besar, Komatsu, mobil Toyota, dan Daihatsu, hingga sepeda motor Honda.
Astra terus mengepakkan bisnisnya. Salah satunya dalam sektor bidang agrobisnis. Astra membuka wilayah pertanian kelapa dan casava seluas 15.000 hektar di Lampung. Hingga terus berekspansi di lini perbankan.
Astra membeli Summa Handelsbank Ag, Deulsdolf, Jerman. Bisnis ini dikelola oleh putra tertuanya Edward Soeryadjaya seorang ekonomi lulusan Jerman Barat.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan tahun 2017 Grup Astra mempekerjakan lebih dari 218.000 karyawan di 212 perusahaan, anak perusahaan, dan entisitas asosiasi. Pendapatan perusahaannya per tahun 2017 mencapai hingga Rp 206,057 triliun.