Ma Huateng: Dulu Bergaji Rp 2 Juta, Kini Berharta Rp 861 T Kalahkan Jack Ma

Konten dari Pengguna
17 September 2020 12:22 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ma Huateng (Foto: Bobby Yip/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ma Huateng (Foto: Bobby Yip/Reuters)
ADVERTISEMENT
Jika kamu ingin sedikit menengok real time billionaire list 2020 di situs Forbes, coba lihat seseorang bernama Ma Huateng yang peringkatnya kian hari kian mengalahkan bos Alibaba, Jack Ma.
ADVERTISEMENT
Ya, Ma Huateng konsisten mempertahankan penghasilannya sehingga dapat mengalahkan seorang Jack Ma dalam daftar Forbes. Keduanya bisa dibilang "rival" dalam hal kekayaan di Tiongkok.
Ma Huateng adalah seorang milarder asal Tiongkok yang punya perusahaan telekomunikasi ternama, Tencent Holdings. Perusahaan yang membikin WeChat itu mampu membuat Ma Huateng sukses besar.
Dalam catatan Forbes, Ma Huateng berhasil mencatatkan namanya di berbagai gelar kekayaan. Antara lain Billionaires 2020 ke-20, China Rich List 2019 ke-2, Powerful People 2018 ke-27, dan Richest in Tech 2017 ke-8.
Maklum saja, di usianya yang baru menginjak 48 tahun itu, Ma Huateng berhasil sukses besar dengan Tencent-nya. Aplikasi utama yang diusung oleh perusahaannya, WeChat, mampu meraup jumlah pengunduh hingga satu juta pengguna.
ADVERTISEMENT
Pria yang punya panggilan Pony Ma itu tercatat punya total kekayaan sebesar 58,2 miliar dolar AS atau senilai lebih dari Rp 861 triliun. Sungguh angka yang sangat fantastis bagi pengusaha yang belum saja menginjak usia kepala lima itu.
Namun, jauh sebelum sukses besar seperti sekarang, Ma Huateng harus melalui banyak rintangan dan proses kehidupan yang cukup rumit. Ia tak serta merta terlahir kaya raya dan berlimpah harta.
Menjadi Karyawan Bergaji Rp 2 Juta
Berbeda dengan rivalnya, Jack Ma, Ma Huateng lebih pendiam. Bahkan, Ma Huateng mengenal istrinya setelah hampir tiga bulan melakukan chatting di aplikasi QQ. Ma Huateng sungguh pemalu.
Berdasarkan pernyataan seorang analis asal Hongkong yang bertugas meliput Tencent, ia bahkan tak mengerti apakah seorang Pony Ma tinggal di Shenzen, sebagai markas Tencent, atau bukan. Meski terkenal, Ma Huateng tak banyak berbicara.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum membangun Tencent, pria lulusan ilmu komputer Universitas Shenzen itu adalah seorang karyawan yang bekerja di sebuah lembaga. Di lembaga tersebut, Ma Huateng mengembangkan sebuah perangkat lunak.
Lucunya, di pekerjaan pertamanya itu, Ma Huateng hanya punya gaji sebesar 176 dolar AS atau sekitar Rp 2 juta saja. Bayangkan, besaran gaji Ma Huateng saat itu jauh lebih kecil ketimbang upah minimum Jakarta.
Semuanya berakhir ketika pada 1998 silam, ia bersama ketiga temannya di Universitas Shenzen mendirikan sebuah perusahaan telekomunikasi yang kini menjadi raksasa di Tiongkok dan dunia: Tencent Holdings. Sejak saat itulah Ma Huateng mulai meniti mimpinya menjadi miliarder.