Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mantan Loper Koran, Martua Sitorus Sukses Bangun Bisnis Sawit Berharta Rp 41,7 T
26 Desember 2021 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Nama miliarder Martua Sitorus tak pernah absen dari deretan orang terkaya di Indonesia. Martua merupakan sosok dibalik kesuksesan yang diraih Wilmar International, perusahaan kelapa sawit yang namanya sudah terkenal di Singapura.
ADVERTISEMENT
Martua kini berhasil menjadi orang terkaya ke-12 di Indonesia versi Forbes tahun ini. Meski saat ini Martua telah hengkang dari Wilmar dan fokus pada perusahaan baru bernama Gama Corporation.
Kesuksesan yang diraih Martua tidak diraih dengan mudah. Martua yang lahir dengan nama asli Thio Seeng Haap melalui banyak masa pahit dan kegetiran dalam hidupnya sebelum kini memiliki kekayaan USD 2,9 miliar atau Rp 41,7 triliun.
Awal Karier Martua Sitorus
Pencapaiannya saat ini tidak datang begitu saja, sejak belia Martua sudah mulai membantu perekonomian keluarga dengan berjualan udang dan menjadi loper koran hingga penjual udang atau ikan.
Hal tersebut ia lakukan dengan tujuan yang utama yaitu bisa sekolah hingga tingkat tinggi. Usahanya berhasil, Martua memperoleh pendidikan di SMA Budi Mulia, Pematang Siantar dan lanjut ke Universitas HKBP Nommensen, Kota Medan.
ADVERTISEMENT
Begitu lulus kuliah, ia memulai kariernya sebagai pedagang kecil. Nasibnya mulai berubah saat ia bertemu dan bergabung dengan Kuok Khoon Hong atau biasa disapa William. Dari sanalah mereka memulai usaha dengan olahan sawit dan perkebunan kelapa sawit.
Keduanya membangun perusahaan kelapa sawit dengan nama yang diambil dari "William" dan "Martua" menjadi Wilmar International. Perusahaan tersebut dibangun pada tahun 1991 dengan modal 7.100 hektar kebun sawit di Sumatera Utara.
Berkata keterampilan dan pengelolaan yang baik yang tadinya hanya fokus berbisnis hasil perkebunan kelapa sawit seiring berjalannya waktu Martua sukses membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit.
Di tahun 1997 ketika Indonesia menghadapi krisis moneter, bisnis Martua tidak terpengaruh justru malah memberikan 2,5 persen tunjangan krisis kepada karyawan disaat perusahaan lain memotong gaji karyawannya.
ADVERTISEMENT
Pada 1998 nama Wilmar kian terkenal di bisnis tanah air hingga berhasil menanam modal di Singapura meliputi 48 perusahaan berbeda, salah satunya PT. Multimas Nabati Asahan yang memproduksi minyak goreng merk Sania.
Turun dari Direksi Wilmar
Dilansir Forbes, Martua turun dari jajaran direksi wilmar pada Juli 2018 ketika Greenpeace menuduh perusahaan perkebunan sawit miliknya dan perusahaan Gama Corp telah menebang habis hutan untuk kebun sawit.
Meski dirundung tuduhan dan tuntutan, Martua tak berhenti mengembangkan kerajaan bisnisnya. Namun, kini Martua memilih untuk fokus menggarap bisnis properti lewat Gama Corporation yang dibangun sejak 2011 bersama saudaranya.
Gama Corp mampu mengejutkan banyak pihak karena mampu membangun Gama Tower dengan 64 lantai yang merupakan bangunan tertinggi di Indonesia sejangkung 288,6 meter.
ADVERTISEMENT