Mengenal Lee Kang Hyun, Mualaf Korea yang Jadi Bos Samsung di Indonesia

Konten dari Pengguna
3 Mei 2020 12:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lee Kang Hyun, Vice President, Samsung Electronics Indonesia. Foto: Samsung Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Lee Kang Hyun, Vice President, Samsung Electronics Indonesia. Foto: Samsung Indonesia
ADVERTISEMENT
Perjalanan hidup seseorang tak ada yang tahu. Bahkan, bisa saja menemukan hal yang ia cari di tempat yang tak pernah terpikir sebelumnya. Nama besar Samsung yang dikenal masyarakat Indonesia saat ini ternyata tidak lepas dari tangan dingin Lee Kang Hyun, warga Korea yang menjadi Vice President Samsung di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ternyata perjalanan karier Lee dan kecintaannya terhadap Indonesia berawal dari ajang pena, saat itu pria ini mempunyai sahabat yang berasal dari Indonesia. Pada 1989 akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi temannya itu di Aceh.
Sambutan hangat dan keramahan keluarga sahabat penanya membuat Lee betah berlama-lama tinggal di Indonesia. Dan saban tahun, ia pun bertandang ke rumah sahabatnya tersebut. Bahkan ketika sudah kembali ke Korea ia selalu mengingat kebaikan dan keramahan orang Indonesia yang membuat Lee berniat untuk kembali lagi.
Lee mengaku punya keinginan kuat untuk bekerja di Indonesia. Karena itu, ketika diterima di Samsung pada 1991, ia menyampaikan hasratnya tersebut. Berbekal pengetahuannya tentang Indonesia. Cita-citanya dapat cepat terwujud, Samsung mengirimnya untuk bertugas di Indonesia pada 1993.
ADVERTISEMENT
Ia sangat bersyukur karena keputusan tersebut amat jarang terjadi. Biasanya Samsung akan mengirimkan karyawannya untuk bertugas di luar negeri bila telah bekerja cukup lama minimal 10 tahun.
Namun keistimewaan tersebut bukan tidak ada konsekuensi. Menurut Lee, ia merasa mendapat tugas lebih berat ketimbang karyawan lain yang dikirim ke Indonesia. Karena usianya saat itu masih seumur jagung, ia dituntut lebih tahu banyak mengenai bisnis Samsung.
Di saat yang bersamaan, Lee diharuskan mengetahui segala aturan dan kebijakan bisnis yang dibuat oleh pemerintah Indonesia.Tak jarang karena hal itu ia harus merelakan waktu jam tidurnya untuk dipakai belajar lagi. Tidur hanya 3 jam sudah menjadi kebiasaan Lee saat itu.

Jadi Mualaf dan Dipanggil Pak Haji

Di kalangan pewarta senior dan karyawan, Lee kerap disapa "Pak Haji". Tapi sebenarnya, ia belum benar-benar pernah berangkat menuaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Namun, ia telah dua kali menjalankan ibadah umroh dan mengaku mendapatkan pengalaman spiritual yang tidak bisa dilupakan.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 1994, Lee telah menjadi mualaf dengan memeluk agama Islam. Ia pertama kali mengenal Islam dari salah satu temannya asal Aceh. Saat itu ia melihat banyak anak-anak yang disekolahkan dan diberi ajaran agama secara gratis oleh ayah temannya, bahkan ibunya itu mendirikan sebuah panti asuhan di Aceh.
Dari sanalah Lee berpikir untuk mempelajari Islam lebih dalam karena melihat perilaku yang ditunjukkan keluarga tersebut. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menjadi mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa.
Pada awal menjadi muslim dirasa Lee cukup berat. Terutama saat bulan Ramadan dan terkait tradisi minum orang Korea. Namun seiring waktu, hal tersebut tak lagi sulit lagi karena teman di Korea Selatan sangat menghormati keputusan Lee.
ADVERTISEMENT

Menikah dengan Perempuan Indonesia

Keluarga Lee Kang Hyun. Foto: bageninwordpress
Sejak tinggal secara permanen di Indonesia, banyak hal yang ia telah dapatkan. Tak hanya keluarga angkat, teman dan rekan bisnis. Lee pun menemukan tambatan hatinya di sini.
Ia sebenarnya tak menyangka bakal mendapatkan jodohnya di Indonesia. Pasalnya seperti tipikal pemuda Korea, ia lebih fokus bekerja ketimbang mencari istri. Hingga akhirnya keluarga angkatnya memperkenalkan dirinya dengan Yuliani Sandra.
Di awal pertemuan, Lee mengaku terkesan dengan sosok Yuliani. Namun yang membuat Lee jatuh cinta, ketika Yuliani mengurusnya yang tengah dirawat di rumah sakit akibat terserang tipes.
Dari sana ia memantapkan hati untuk mempersunting Yuliani, namun niatannya tersebut terhalang saat orang tua Yuliani tak memberi lampu hijau ketika tahu tahu calon mantunya orang Korea, maklum saat itu orang tua Yuliani masih menganggap orang Korea dengan stigma negatif.
ADVERTISEMENT
Lee tak lantas menyerah, ia pelan-pelan menunjukkan dan membuktikan hal tersebut cuma isapan jembol. Hati mertuanya pun luluh dan restu didapat. Lee dan Yuliani melangsungkan akad nikah pada 1996.