Mengenal Mohammad Baedowy, Penghasil Ratusan Juta Rupiah dari Memulung Sampah

Konten dari Pengguna
6 April 2020 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mohammad Baedowy, pengusaha sukses yang meraup keuntungan dari bisnis pengolahan sampah plastik. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Baedowy, pengusaha sukses yang meraup keuntungan dari bisnis pengolahan sampah plastik. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang tersbesit di dalam pikiran kamu ketika mendengar kata sampah plastik? Ya, sampah plastik adalah salah satu permasalahan pelik yang dihadapi dunia hari ini. Selain jumlahnya banyak, sampah plastik memerlukan waktu sangat lama untuk bisa terurai, bahkan hingga mencapai ratusan tahun.
ADVERTISEMENT
Menumpuknya sampah plastik di muka bumi ini pada akhirnya menghasilkan pencemaran. Dilansir dari mongabay, data Bank Dunia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 87 kota pesisir di Indonesia menyumbang sampah plastik sebanyak 2 juta ton ke laut. Adapun 24 persen sampah di Indonesia tidak dikelola dengan baik menurut Sustainable Waste Indonesia (SWI) yang dilansir dari kumparan.
Tapi, plastik yang mencemari lingkungan ini sebenarnya bisa dimanfaatkan agar dapat menekan tingkat pencemarannya. Pemanfaatan sampah ini tentu saja memiliki nilai ekonomis yang bisa dijadikan bisnis, seperti yang dilakukan oleh Mohammad Baedowy.
Mohammad Baedowy adalah salah satu pengusaha yang bergerak dibidang pengolahan sampah plastik. Berada di bawah bendera CV Majestic Buana Group, Ia mengumpulkan sampah kemasan tak terpakai seperti bekas air minum atau botol oli, lalu mengubahnya menjadi berbentuk cacahan dan biji plastik untuk di jual kembali.
ADVERTISEMENT
Meskipun bisnis Baedowy berasal dari sampah yang tidak dipandang berharga oleh orang-orang, penghasilannya tidak main-main. Sampak plastik yang ia giling itu bisa mendatangkan omzet hingga Rp 150 juta dalam sebulan. Hal ini dikarenakan plastik yang diolah oleh Baedowy ini merupakan bahan baku untuk barang lain seperti benang polyster atau sapu.
Demi bisa untuk mendapatkan keuntungan sebesar ini, tentu saja Baedowy harus memeras keringatnya sendiri. Ia rela meninggalkan pekerjaan lamanya untuk merintis bisnis ini dari nol.
Meninggalkan pekerjaan dan menjadi pemulung
CV Majestic Buana milik Baedowy. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Awalmya Mohammad Baedowy bekerja sebagai auditor di Bank Of Scotland (RBS). Setelah bekerja selama 3 tahun untuk RBS, mohammad Baedowy memilik untuk resign karena merasa terpanggil untuk beridiri di atas kakinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai bisnis pengolahan limbah plastik, ia sempat berjualan jangkrik dan cacing. Hanya saja usaha itu tidak ia tekuni, ia memilih untuk menekuni bisnis pengolahan plastik.
Dalam memulai sesuatu yang baru, ilmu adalah modal yang harus dimiliki oleh pengusaha. Baedowy juga bekerja di sebuah pabrik pengolahan limbah plastik. Bukan hanya untuk menambah penghasilan, ia juga mengincar ilmu yang bisa ia terapkan dalam usahanya sendiri.
Baedowy bahkan rela berkeliling untuk mencari sampah plastik, layaknya seorang pemulung. Ia berpergian hingga luar kota seperti Bogor dan Sukamandi untuk menjemput rezeki. Ia juga menjadi kuli selama 3 tahun dalam bisnis yang ingin ia geluti ini.
Mengalami bangkrut
Mohammad Baedowy. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sebagaimana di dalam profil orang sukses, orang-orang yang berada di dalam daftar tersebut pernah merasakan sakitnya jatuh ketika sedang membangun bisnis. Hal ini juga terjadi dalam kisah hidup Baedowy.
ADVERTISEMENT
Ketika dirinya mulai menekuni bisnis pengolahan plastik pada Tahun 2000, ia memiliki cukup modal untuk membangun pabrik. Berbekal Rp 50 juta, ia membeli sebuah lahan kosong dan juga mesin pencacah plastik sebagai ujung tombak dari bisnisnya.
Kenyataan ternyata lebih keras dari ujung tombak bisnisnya. Mesin yang sudah dibeli oleh Baedowy mengalami kerusakan tanpa jaminan dari penjual. Tahun pertama, Baedowy merasakan kepayahan akibat mesin rusak ini.
Usahanya yang hampir bangkrut, dan kehidupannya yang terbilang semakin memburuk menimbulkan pertentangan dalam karir Baedowy. Keluarganya yang sebelumnya tidak tahu bahwa Baedowy tidak lagi bekerja di bank melainkan menjadi pemulung sampah plastik. Keluarganya meminta Baedowy untuk menjual pabrik yang ia bangun dari nol.
Meski begitu, tekad Baedowy tidak pecah begitu saja. Hal yang ia lakukan adalah kembali belajar. Ia mulai membangun komunikasi dengan relasi yang ia miliki agar bisa mendapatkan ilmu baru untuk modal usahanya. Bukan itu saja, Baedowy berani untuk keluar dari zona nyamannya. Ia mencoba untuk memperbaiki mesin miliknya yang rusak secara otodidak.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2003 bisnis Baedowy berangsur membaik. Ia bahkan mampu menghasilkan olahan plastik hingga 3 ton dalam satu hari. semua itu tidak ia jual di dalam negeri saja. Barangnya diekspor sampai Tiongkok sebagai bahan baku benang polyster.
Berkat keberanian dan kerja kerasnya, Baedowy akhirnya mampu menarik bisnisnya yang hampir jatuh ke dalam jurang kebangkrutan. Berkat mempelajari mesin yang rusak dengan otodidak, Baedowy kemudian mampu membuat mesin penggiling plastik sendiri yang kemudian ia jual. Selain menjual mesin dan biji plastik, Baedowy juga memproduksi sapu dengan mesin yang lagi-lagi ia buat sendiri.
Memulai bisnis dengan memulung plastik, Baedowy mampu memiliki puluhan mitra yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Semua plastik yang dihasilkan oleh pihak yang membeli mesin penggiling plastiknya, akan dibeli oleh Baedowy. Mengurangi polusi plastik adalah dasar bagi usahanya ini.
ADVERTISEMENT
Dermawan
Kesuksesan yang dimiliki oleh Baedowy tidak menghilangkan kerendahan hatinya. Bagi dirinya, karyawan-karyawan yang bekerja dengannya adalah orang-orang berjasa di dalam perjalanan karirnya.
Gagasan itu menghasilkan sebuah ide menarik dalam bisnis yang Baedowy jalankan. Ia akan memberikan 90 persen keuntungan perusahaannya kepada karyawan yang ia miliki, dengan syarat karyawan tersebut harus bekerja selama 5 tahun di CV Majestic Buana Grup.
Semua yang dimiliki Baedowy saat ini adalah berkat doa, kerja keras dan kemauannya untuk belajar. Proses belajar memang pahit seperti tanah, tapi hasilnya adalah apa yang tumbuh dari tanah itu, semua buah yang rasanya manis.