Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Nurul Atik, Mantan Office Boy yang Sukses Buat Usaha Beromzet Rp 1,2 T
3 April 2020 13:03 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Beberapa orang sukses memang menggunakan uang untuk menggapai kesuksesannya, tapi ada beberapa orang di dalam profil orang sukses yang tidak memiliki uang sama sekali ketika mereka berusha. Mereka membayar kesuksesan mereka menggunakan waktu atau apa yang dikenal dengan konsistensi.
ADVERTISEMENT
Konsistensi memang diperlukan seandainya kita ingin mengejar sesuatu yang diimpikan. Entah itu hal yang mudah sebagaimana mengedipkan mata, atau sesulit memecahkan batu dengan tangan kosong, konsistensi akan membawa siapapun ke titik di mana mereka sudah mememiliki hidup yang lebih baik, sebagaimana Nurul Atik.
Nurul Atik merupakan pengusaha asli Indonesia. Ia adalah pendiri dan CEO dari waralaba ayam goreng crispy bernama Rocket Chicken. Restoran cepat sajinya sudah berdiri di berbagai daerah di indonesia dengan total 650 cabang pada Tahun 2019 dan hanya memerlukan waktu 10 tahun saja.
Dengan cabang sebanyak itu, Atik tentu saja berhasil menjadi pebisnis yang sukses. Pada tahun 2018, omset perusahaannya saja mencapai Rp 1,2 triliun.
Kerja keras memang apa yang dilakukan oleh Atik untuk bisa berdiri di atas perusahaannya sendiri. Tapi, sebelum seperti sekarang, ia juga memerlukan waktu bertahun-tahun dalam meniti karirnya, dan itu memerlukan konsistensi yang luar biasa besar.
ADVERTISEMENT
Tidak berprestasi
Nurul Atik lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 25 Juni 1966. Ia merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara yang sehari-hari bekerja sebagai petani atau menjadi tukang batu.
Latar belakang ekonominya yang kurang ini membuat Atik tidak dapat menikmati pendidikan dengan baik. Kedua orang tuanya bahkan tidak bisa membaca dan menulis sehingga tidak ada yang dapat mengajarinya.
Hal ini berdampak pada prestasinya di sekolah. Atik tidak pandai dalam menguasai mata pelajaran di sekolah sehingga Nilai-nilainya yang ia dapat juga tergolong biasa saja.
Karena tuntutan ekonomi juga Atik tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hanya dengan ijazah SMA, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan.
Merintis karir dari tukang pel
ADVERTISEMENT
Upaya Atik dalam mencari pekerjaan membawanya kepada sebuah restoran ayam goreng yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Semarang di akhir Tahun 1980 an. Ia diterima oleh restoran tersebut untuk bekerja sebagai tukang pel atau pramukantor.
Pekerjaan ini membuat Atik diremehkan oleh orang lain. Ia pernah dirundung oleh sekolompok mahasiswa saat sedang menjalankan tugasnya. Lantai yang baru ia bersihkan sengaja diinjak-injak dan sekelompok mahasiswa tersebut menghinanya.
Meski marah, Atik tetap mencoba untuk mengendalikan diri. Ia tetap menjalakan karirnya sebagai tukang pel dengan berpegang kepada kesabaran.
Berkat kesabarannya, Atik mampu menapaki jenjang karir di restoran tersebut. Berawal dari pramukantor, Atik diangkat menjadi asisten koki, kasir, hingga supervisor. Dalam waktu 7 tahun, Atik dipercaya untuk mengisi posisi areal manager.
ADVERTISEMENT
Atik sebenarnya bisa saja mendapatkan posisi yang lebih tinggi lagi, hanya saja posisi tersebut memerlukan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi, bukan ijazah SMA yang ia pegang. Tapi, keterbatasan pendidikan tersebut bukan halangan bagi Atik untuk tetap maju.
Mendirikan restoran ayam goreng sendiri
Selepas bekerja di restoran ayam goreng, Atik mulai terjun ke dunia bisnis. Ia mendirikan bisnis bersama salah seorang kawannya meski Atik tidak menjalaninya dalam waktu lama. Ia memilih untuk melepas jabatan direktur dan penghasilan yang cukup tinggi.
Atik terjun bebas dari posisinya sebagai direktur menjadi pedagang kaki lima. Ia menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai tukang gorengan di daerah Kalasan, Yogyakarta.
Kehidupan Atik berubah ketika ia membuka bisnis ayam goreng pada 2010 yang ia namakan Rocket Chicken. Dengan modal nekad, ia membuka gerai pertamanya di Semarang, tempa yang di mana ia pernah bekerja di restoran ayam goreng juga.
ADVERTISEMENT
Gerai pertama Rocket Chicken yang ia dirikan bersama kakaknya ini ternyata kemudian menjamur. Pada Tahun 2017, usaha waralaba Atik mencapai 324 cabang dengan jumlah karyawan sebanyak 3.400.
Gerai milik Atik memang dibuka di luar Jabodetabek. Ia ingin menunjukkan bahwa bisnisnya yang dikembangkan di tempat yang dianggap desa ini mampu menembus pasar Jabodetabek, bukan sebaliknya yang di mana sudah sering terjadi.