Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Reed Hastings, Pendiri Netflix yang Dulunya Sales Vacuum Cleaner
3 Desember 2020 12:23 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi COVID-19 , aplikasi layanan streaming video menjadi sebuah alternatif hiburan, karena kegiatan menonton film di bioskop sulit dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tapi, tahukah kamu siapa orang yang berdiri di balik kesuksesan Netflix ini?
Reed Hastings lahir di Boston, Amerika Serikat pada 8 Oktober 1960. Pria yang akrab disapa Hastings ini merupakan sosok pria pekerja keras dan pantang menyerah.
Setelah lulus dari SMA, Hastings sempat bekerja selama setahun sebagai sales vacuum cleaner, yang menawarkan produk dari pintu ke pintu.
Hastings melanjutkan pendidikannya di Bodwin College, jurusan matematika. Selain fokus untuk menimba ilmu, Hastings kerap melakukan kegiatan favoritnya, yakni memanjat gunung, dan bermain kano. Setelah lulus, Hastings sempat mengajar matermatika untuk siswa SMA di Afrika selama dua tahun.
ADVERTISEMENT
Ia memutuskan kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan study S2 di Stanford University dengan jurusan artificial intelligent.
Hastings mulai terjun ke dunia bisnis pada tahun 1991 dengan mendirikan Pure Software, bersama Raymond Peck dan Mark Box. Pure Software menjual perangkat debugging untuk para teknisi komputer.
Bisnis pertamanya ini sangat sukses dan meledak di pasaran. Pure software berhasil mendapatkan pundi-pundi uang yang berlipat ganda dalam setiap tahunnya.
Hastings mendapatkan USD 750 juta atau sekitar Rp 10 triliun, setelah Pure Software diakuisisi oleh Rational Software pada tahun 1995. Pada tahun 1997, Hastings menjadikan uang hasil penjualannya tersebut sebagai modal mendirikan usaha baru yakni rental DVD bernama Netflix .
Ide bisnis ini bermula ketika Hastings terkena denda sebanyak USD 40 atau sekitar Rp 500 ribu, lantaran telat mengembalikan DVD yang ia sewa. Hastings memang dikenal sebagai pelanggan setia sewa DVD di Blockbuster.
ADVERTISEMENT
Hanya dalam waktu tiga tahun, Netflix berhasil memiliki 600.000 pendaftar di Amerika Serikat. Pada tahun 2005, jumlah penonton pendaftar meningkat menjadi 4,2 juta. Netflix resmi memperkenalkan layanan streaming film dan serial TV di tahun 2007.
Hastings dan tim memberanikan diri untuk memproduksi konten original mereka sendiri. House of Cards konten pertama yang resmi ditayangkan pada 2013 dan berhasil memperoleh penghargaan di Emmy Awards. Sejak saat itu, Netflix terus mengembangkan produksi konten original.
Dikutip dalam laman Forbes, total kekayaan yang dimiliki Reed Hastings di tahun 2020 mencapai USD 5.2 billion atau setara dengan Rp 73,6 triliun.
Pada bulan Juni 2020, Hastings dan istrinya Patty menyumbangkan Rp 1,7 triliun untuk universitas kulit hitam secara histori (historically black college and universities/HBCU). Hastings juga ikut menyumbang Rp 465 miliar untuk mempercepat pengembangan vaksin virus corona.
ADVERTISEMENT
Saat ini jumlah pelanggan Netflix mencapai 195,2 juta dengan total pendapatan hingga Rp 90,2 Triliun.
(AAG)