Mengenal Rodney Sacks, Pria Asal Afsel yang Sukses Bisnis Minuman Soda di AS

Konten dari Pengguna
30 Juli 2022 11:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rodney Sacks, ketua dan CEO Monster Beverage Corporation, memberikan kesaksian dalam sidang di hadapan Komite Perdagangan, Sains dan Transportasi Senat 31 Juli 2013 di Capitol Hill di Washington, DC. Foto: Alex Wong/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Rodney Sacks, ketua dan CEO Monster Beverage Corporation, memberikan kesaksian dalam sidang di hadapan Komite Perdagangan, Sains dan Transportasi Senat 31 Juli 2013 di Capitol Hill di Washington, DC. Foto: Alex Wong/Getty Images
ADVERTISEMENT
Sebagian orang mungkin sudah tak asing lagi dengan minuman soda Monster yang berlogokan huruf M. Faktanya, minuman tersebut merupakan salah satu perusahaan minuman paling top di Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Dibalik kesuksesan perusahaan itu, pendirinya adalah imigran asal Afrika Selatan (Afsel), Rodney Sacks. Sacks lahir di Afrika Selatan, tempatnya mengenyam pendidikan, hingga pascasarjana di bidang hukum perpajakan. Ia kemudian pindah ke AS setelah mendapatkan beberapa pengalaman.
Sacks memperoleh gelar sarjana serta diploma pascasarjana dari University of Witwatersrand. Dengan tingkat pendidikan ini, ia memulai kariernya sebagai pengacara.
Selama profesi pertamanya, ia dijadikan mitra Werksman, menjadi yang termuda yang mencapai posisi ini. Dia tetap berkomitmen untuk posisi itu dalam waktu yang lama dan secara bertahap dipromosikan ke posisi Mitra Senior.
Setelah bertugas di sana selama sekitar 20 tahun, ia bermigrasi bersama keluarganya ke California pada Agustus 1989. Setelah bermigrasi, ia mendirikan konsorsium bersama rekan dari Afrika Selatan, Hilton Schlosberg, di AS. Konsorsium mengakuisisi saham Hansen Natural Corporation pada tahun 1990 yang dikenal sebagai perusahaan minuman energi terbaik kedua di AS.
ADVERTISEMENT
Sacks mengumumkan perusahaan tersebut pada tahun 1992 dan membeli bagian lain dari perusahaan, Jus Apel Hansen dan Soda Alami. Saat ini, perusahaan itu memiliki penjualan sebesar USD 17,5 juta, dipimpin oleh tim yang hanya terdiri dari 12 karyawan.  Bisnisnya itu mengalami peningkatan penjualan dan ekspansi perusahaan.
Sebuah pukulan datang ketika minuman energi Rockstar diluncurkan pada tahun 2001 dan mulai menangkap pasar dengan ide inovatif yang memiliki kemasan kaleng berukuran besar dengan harga lebih murah.
Namun, Sacks mengambil pendekatan yang sama dan memulai jajaran produk serupa dan akhirnya mengakhiri dominasi perusahaan selama 6 tahun di pasar. Monster yang dipimpin Rodney telah berjuang untuk pangsa pasar dengan Rockstar.
Melansir laman Forbes, pada bulan Juni 2015 Coca-Cola membeli 16,7 persen saham Monster Beverage seharga USD 2,15 miliar tunai dan membuka cabang distribusi globalnya ke Monster.
ADVERTISEMENT