Mengenal Satoshi Tajiri, Penyandang Autisme yang Ciptakan Pokemon

Konten dari Pengguna
22 Januari 2021 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Satoshi Tajiri.
zoom-in-whitePerbesar
Satoshi Tajiri.
ADVERTISEMENT
Game Pokemon merupakan salah satu permainan yang sudah mendunia. Penggemarnya tak hanya dari kalangan anak-anak saja, bahkan orang dewasa juga ikut memainkan game yang identik dengan karakter Pikachu itu.
ADVERTISEMENT
Tapi, bagi kamu penggemar Pokemon, apa sudah tahu siapa dalang di balik pembuatan game ini? Ada baiknya kamu harus tahu dulu karena penciptanya punya kisah inspiratif buat dibagikan, lho.
Ia adalah Satoshi Tajiri, masa kecilnya tak sama seperti anak normal pada umumnya. Ia didiagnosis mengidap sindrom Asperger. Sindrom ini merupakan gangguan saraf yang tergolong dalam gangguan spektrum autisme.
Diketahui, penyakit yang diderita oleh Satoshi ini adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Walaupun begitu, Satoshi kecil tak putus asa menghadapi penyakit ini, bahkan dirinya tumbuh menjadi orang yang kreatif sehingga berhasil menciptakan game yang mendunia.
Dilahirkan di Machida, Tokyo, Jepang, Satoshi merupakan anak dari ayah yang berprofesi salesman mobil, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ibunya tidak bekerja karena merawat dan menemani anaknya yang mengidap sindrom Asperger.
ADVERTISEMENT
Saat kecil, Satoshi sudah punya ketertarikan terhadap alam bebas. Dari ketertarikannya ini, ia menjadi cinta dengan serangga. Ia suka berburu serangga di berbagai tempat, seperti kolam, ladang, dan juga hutan. Karena kegemarannya menangkap serangga, ia mendapat julukan “Dr. Bug”.
Namun, hobi menangkap serangga tak bisa didapatkan lagi oleh pria kelahiran Agustus 1965 itu. Tempat langganan Satoshi berburu serangga dibangun jadi mal dan apartemen di akhir tahun 1970-an. Alhasil, kegemarannya menangkap serangga berpindah jadi bermain video game dan mesin arcade. Hal inilah jadi cikal bakal Satoshi membuat game.
Kegemarannya bermain game terus berlanjut hingga dirinya remaja. Bahkan, Satoshi sering bolos sekolah karena memang dirinya tidak menyukai rutinitas sekolah dan memilih untuk menghabiskan waktunya bermain game.
ADVERTISEMENT
Hobi yang dilakoni Satoshi ini membuat orang tuanya kecewa karena menganggap anaknya membuang waktu yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan masa depan. Walaupun begitu, Satoshi berhasil menunjukkan kecerdasannya bisa menempuh pendidikan di Tokyo National College of Technology dan menyelesaikan program dua tahun.
Ayahnya sangat menginginkan anaknya menjadi seorang tukang reparasi listrik. Tapi, profesi tersebut bukanlah yang diimpikan oleh sang anak. Satoshi menempuh jalan kesuksesannya sendiri menjadi pencipta game.
Di samping itu, pada 1981, Satoshi memenangkan sebuah ajang untuk membuat konsep desain game yang disponsori oleh Nintendo. Tahun berikutnya, Satoshi membuat majalah game yang bernama Game Freak bersama temannya. Salah satu temannya, Ken Sugimori merupakan orang yang menjadi illustrator di balik karakter Pokemon.
ADVERTISEMENT
Majalah yang dibuat oleh Satoshi dan temannya mendapat banyak penjualan dan jadi populer di dunia game. Yang awalnya hanya majalah, Satoshi mengeluarkan gebrakan baru, yaitu mulai merilis game. Game yang dibuat pertama kali adalah Quinty pada 1987. Tak perlu menunggu lama, dua tahun kemudian ia resmi mendirikan perusahaan yang namanya sama seperti majalahnya, Game Freak. Perusahaan ini merupakan pengembang video game dan mulai memproduksi banyak judul untuk perusahaan permainan video, seperti Nintendo dan Sega.
Di tahun 1990-an, ide membuat game Pokemon itu muncul ketika Satoshi melihat ada anak yang bermain Game Boy menggunakan link cable. Dalam imajinasinya ia membayangkan ada kumpulan serangga yang berjalan melalui kabel tersebut. Tidak lain dan tidak bukan imajinasi ini dipengaruhi dari masa kecilnya yang suka berburu serangga.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Satoshi mengajukan ide kepada Nintendo untuk menggarap game Pokemon. Ia ingin sekali menunjukkan kepada anak-anak zaman modern sebuah game yang hampir mirip dengan masa kecilnya. Walaupun pihak Nintendo tidak mengerti dengan ide yang diutarakan oleh Satoshi, Nintendo tetap memberikan dana awal kepada dirinya dalam membuat konsep kerja dari game tersebut.
Setelah konsep game-nya selesai dibuat, Nintendo menyetujui untuk menggarap game tersebut dan nantinya akan dirilis. Pembuatan game Pokemon bisa dibilang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Satoshi mengembangkan game ini membutuhkan waktu 6 tahun lamanya. Setelah dirilis, perjuangan Satoshi akhirnya terbayar, game tersebut laris di pasaran. Hingga saat ini, Pokemon masih mendapuk kesuksesannya, berkembang menjadi lebih luas lagi, seperti seri animasi, manga, Pokemon GO, sekuel game Pokemon, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT