Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Soichiro, Pendiri Honda yang Pernah Jadi Montir Bengkel
28 Mei 2020 12:17 WIB
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi lelaki satu ini, dunia ialah seperti ladang pertarungan yang tak akan pernah membuatnya takut sampai kapanpun. Menjadi pemilik industri kendaraan Honda, Soichiro Honda—sesuai dengan namanya—telah dikenal sebagai tokoh berpengaruh di berbagai belahan dunia. Namun, segala hal tentu tak datang tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, lelaki yang lahir di Iwatagun (kini Tenrryu City) ini memang tak menonjol secara akademik di sekolah. Bahkan, guru-gurunya mendapati Soichiro sebagai anak yang selalu bernilai jelek. Namun, hal itu tak berarti menghindarkan Soichiro dari mencapai kondisi sukses , seperti yang kita tahu saat ini.
“Namun, aku tak bersedih, karena duniaku di sekitar mesin, motor, dan sepeda,” kata Soichiro.
Rupanya, dari kalimat itu, Soichiro kecil telah mengenal keahliannya sejak dulu. Kalimat itu pun tak hanya menjadi pelarian dari berbagai pandangan buruk yang tertuju padanya, yang membuatnya dikenal sebagai orang yang tak terlalu pintar—bahkan bodoh. Lebih jauh, kalimat itulah motto dan pedoman yang selalu ia pegang dari waktu ke waktu, dalam kondisi apapun.
ADVERTISEMENT
Maka, pedoman itu mengantarkannya pada banyak petualangan hidup.
Hidup dari keluarga miskin yang kepala keluarganya (Gihei Honda) ialah pemilik bengkel sepeda, Soichiro sering membantu ayahnya. Meskipun miskin, keluarga Gihei suka dengan pembaharuan. Ketika muncul pipa sigaret model Barat, misalnya, ia tak ragu-ragu memakainya, menggantikan pipa sigaret tradisional miliknya yang bengkok, tak peduli para tetangga menganggapnya aneh. Sifat-sifat semacam itulah yang juga menurun pada Soichiro sejak kecil.
Memasuki umur 15 tahun, Soichiro bekerja di Hart Shokai Company, sebuah perusahaan pembuat mesin kendaraan yang cukup terkenal di masa itu. Bosnya menyukai kerja Soichiro lantaran ia selalu teliti dan cekatan perihal mesin. Di perusahaan itu, Soichiro bekerja selama 6 tahun.
Setelah bekerja cukup lama di perusahaan itu, singkat kata, Soichiro mendapati dirinya perlu lebih mempelajari dunia permesinan. Ia juga punya ketertarikan khusus dengan kendaraan . Maka, keinginan itu ia respon dengan mengambil kuliah malam tentang mesin. Di saat menjadi mahasiswa itu pula, Soichiro tengah memiliki bengkelnya sendiri, meskipun belum terlalu besar.
ADVERTISEMENT
Kuliah di malam hari dan di pagi hingga siangnya langsung melakukan praktik di bengkelnya sendiri, membuat Soichiro semakin keranjingan dengan dunia mesin. Meskipun begitu, kuliahnya pun akhirnya tak selesai. Ia dikeluarkan pihak kampus lantaran sering membolos. Namun, dari situ, tak pernah ada niatan bagi Soichiro untuk banting setir dari dunia mesin.
Setelah cabut dari kuliah, Soichiro lalu berniat mendirikan pabriknya sendiri. Namun, niatan itu kandas. Pada sekitar pertengahan tahun 1940, ekonomi Jepang porak-poranda akibat perang. Pada masa itu, semua kegiatan ekonomi mengalami kelesuan. Soichiro bahkan tak mampu menjual mobilnya untuk memberi makan keluarga. Ia tak tahu lagi hal-hal apa yang masih bisa ia usahakan.
Maka di tengah keterpurukan itu, guna menyambung hidup, Soichiro memasang sebuah mesin kecil di sepeda. Tak disangka, “sepeda motor” itu diminati oleh banyak tetangganya, dan mereka datang berbondong-bondong ke Soichiro untuk memesannya. Di titik inilah, Soichiro mulai mendirikan pabrik motornya. Sedikit demi sedikit.
ADVERTISEMENT
Alhasil, “sepeda motor” yang terus dikembangkan oleh Soichiro itulah yang menjadi cikal bakal Motor Honda seperti yang kita kenal saat ini. Sekarang, Honda sebagai merk kendaraan telah seperti menjadi “raja jalanan” di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dari situ, nama Soichiro Honda kian abadi.