Konten dari Pengguna

Mengenal TP Rachmat, Orang Terkaya RI yang Paling Dermawan Nomor 2 se-Asia

29 April 2020 20:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 20 Desember 2021 9:54 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Theodore Permadi Rachmat, Konglomerat Indonesia yang berada di posisi kedua dari daftar orang dermawan di Asia versi majalah Forbes tahun 2019.  (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan).
zoom-in-whitePerbesar
Theodore Permadi Rachmat, Konglomerat Indonesia yang berada di posisi kedua dari daftar orang dermawan di Asia versi majalah Forbes tahun 2019. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan).
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang pengusaha sukses tentunya menjadi suatu hal yang baik lagi jika diiringi dengan sifat dermawan. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pengusaha yang bukan hanya kaya raya, tapi juga rela menolong sesama dengan harta yang ia miliki.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Theodore Permadi Rachmat atau Teddy Rachmat. Pada tahun 2019, pria yang kerap disapa Teddy Rachmat ini masuk ke dalam daftar “Heroes Of Philantrophy: Catalysts For Change”. Daftar tersebut berisi 30 orang kaya Asia yang dinilai dermawan dan Teddy Rachmat berada di urutan kedua.
Teddy Rachmat diketahui sudah mendermakan uang sekitar Rp 70 miliar kepada A&A Rachmat Compassionate Service Foundation pada tahun 2018. Yayasan yang sebelumnya bernama Indonesia Belajar mandiri (IJARI) dan ia dirikan pada tahun 1999 tersebut bergerak di bidang pendidikan (beasiswa), kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya.
Di bidang kesehatan, Terdapat 36 klinik kesehatan yang sudah didirikan dan tersebar di Indonesia. Lebih dari 1 juta pasien sudah dipegang oleh klinik yang didirkan oleh yayasan milik Teddy ini dan rentang waktu 2005-2015.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, yayasan A&A Rachmat juga memberikan bantuan berupa kacamata gratis untuk anak sekolah dasar, guru, dan anak-anak di panti asuhan. Yayasan ini juga mengadakan operasi katarak gratis untuk orang-orang yang tidak mampu pada tahun 2015.
Adapun di bidang pendidikan, sebanyak 14,464 pelajar yang mendapatkan beasiswa sejak tahun ajaran 2002-2003 hingga 2015-2016. Selain itu, program yang bertujuan meningkatkan pendidikan juga dilakukan oleh yayasan dalam bentuk pengembangan kemampuan dan dan pengetahuan untuk tenaga pengajar setingkat SD dan SLTP dan pemberian perangkat sekolah di beberapa tempat seperti Tangerang dan Bandung.
Kekayaan yang dimiliki oleh Teddy Rachmat terhitung besar. Majalah Forbes mencatat kekayaan Teddy mencapai USD 1,3 Miliar. Dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2019, ia berada di urutan ke 18.
ADVERTISEMENT
Teddy merupakan seorang konglomerat yang memiliki beberapa bisnis besar. Ia merupakan pendiri dari Triputra Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Agribisnis seperti karet dan kelapa sawit, manufaktur, pertambangan batu bara, dealership motor dan logistik pada tahun 1998. Ia juga merupakan Wakil Komisaris Utama di perusahaan tambang batu bara bernama Adaro Energy yang ia dirikan bersama sepupunya, Edwin Soeryadjaya pada tahun 1982.
Meniti karir sebagai sales
Theodore Permadi Rachmat. Foto: adaro.com
Tokoh-tokoh dalam profil orang sukses beberapanya meniti karir dari bawah terlebih dahulu hingga bisa berada di puncak karir mereka. Pria kelahiran Majalengka, 15 Desember 1943, ini awalnya berprofesi sebagai sales.
Teddy berkuliah di Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung. Setelah lulus, ia bekerja di PT. Astra milik pamannya, William Soeryadjaya.
ADVERTISEMENT
Meski bekerja di perusahaan milik keluarga, Teddy tidak semata-mata langsung duduk di jabatan yang tinggi. Ia memulai karir di PT Astra sebagai seorang sales alat-alat berat.
Seiring berjalannya waktu, kinerja Teddy dinilai memuaskan. Hal itu kemudian membuatnya dipercaya untuk memegang United Tractors bersama rekannya Benny Subianto pada tahun 1975. United Tractors sendiri adalah anak perusahaan PT Astra.
Pria yang memiliki nama Oei Giok Eng ini selanjutnya dipromosikan sebagai Presiden Direktur PT Astra Internasional pada tahun 1984. Peningkatan karir Teddy ini ternyata membawa peningkatan kinerja perusahaan. Perusahaan ini mampu menambah anak perusahaannya menjadi 235 perusahaan pada tahun 1989.
Selain menjadi Presiden Direktur di tahun 1984 dan tahun 2002, Teddy juga dipercaya sebagai komisaris di PT Astra pada tahun 1998 hingga 2002 lalu menjadi presiden komisaris pada tahun 2005.
ADVERTISEMENT