Mengenang Ali Banat, Miliarder Muda Kuras Seluruh Hartanya untuk Sedekah

Konten dari Pengguna
18 November 2021 10:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ali Banat miliarder muda pendiri Muslim Around the World (Foto: Instagram @matw_official)
zoom-in-whitePerbesar
Ali Banat miliarder muda pendiri Muslim Around the World (Foto: Instagram @matw_official)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa tahun lalu, tepatnya di tahun 2018 Ali Banat sempat disorot publik karena telah menyumbangkan seluruh hartanya untuk kaum miskin di Afrika. Ali merupakan pengusaha yang bergerak dibidang keamanan dan listrik.
ADVERTISEMENT
Pengusaha muda ini merupakan miliarder muslim asal Sydney, Australia yang meninggal dunia pada 29 Mei 2018. Sebelum meninggal, Ali mendirikan yayasan Muslim Around the World (MATW).
Ali terdiagnosis mengidap kanker stadium empat yang membuatnya mengubah gaya hidupnya secara total. Sebab beberapa tahun sebelumnya, sama seperti miliarder lain Ali juga menjalani gaya hidup yang cukup mewah.
Bahkan ia diketahui mengoleksi sejumlah mobil, jam tangan, sepatu, topi, hingga kacamata mahal. Mobil sport miliknya senilai USD 600.000 atau sekitar Rp 8,3 miliar. Gelang yang sering dipakainya bernilai USD 60.000 atau Rp 833 juta.
Namun, gaya hidup glamour tersebut berubah drastis setelah dokter mengatakan ia mengidap kanker dan waktu hidupnya hanya sekitar tujuh bulan. Sejak itu ia mengerahkan harta dan waktunya untuk kegiatan sosial termasuk menyumbangkan kekayaannya untuk kaum dhuafa.
ADVERTISEMENT
Ali menganggap penyakit yang menggerogoti tubuhnya merupakan karunia dari Allah. Dengan ini ia diberi kesempatan untuk berubah dan mempergunakan sisa waktunya dengan kegiatan baik. Kanker membuat matanya lebih terbuka melihat banyak hal di dunia.
Anak-anak di Afrika Muslim Around the World (Foto: Instagram @matw_official)
"Begitu tahu saya terkena kanker, saya melepas koleksi mobil, jam tangan, bahkan pakaian. Saya bawa semua pakaian saya dan saya serahkan ke orang-orang yang memerlukan ketika saya bepergian ke luar negeri," kata Banat.
Ali ingin meninggalkan dunia tanpa menyisakan sedikitpun harta bendanya. Ia melepas semua kenikmatan dunia dan enggan untuk mengejarnya lagi. Baginya, harta dunia tidak bermanfaat bagi seseorang yang divonis memiliki sisa waktu sebentar.
Akhirnya ia memilih untuk memberikan semua yang ia miliki untuk membuat anak-anak di Afrika tersenyum bahagia. Ali mendirikan yayasan sosial dan melakukan perjalanan ke Afrika. Disana ia mulai mendirikan masjid, madrasah, hingga membantu para janda disana.
ADVERTISEMENT
Tak hanya karena vonis dokter yang membuatnya berubah, pada pemakaman seorang temannya ia berpikir takkan ada yang menemaninya di alam kubur, bahkan hartanya pun tidak akan dibawa. Satu-satunya yang melekat ketika seseorang meninggal adalah amal kebaikan selama di dunia.
Seluruh kekayaannya dilimpahkan untuk lembaga sosial. Hingga kini lembaga tersebut berjalan dan beberapa kali menggalang dana melalui internet. Dana yang terkumpul digunakan untuk fasilitas pendidikan dan membantu warga miskin di sejumlah negara seperti Afrika, Ghana, Togo, dan lainnya.