Mengenang BJ Habibie: Pernah Hidup Susah di Jerman hingga Jadi Presiden RI

Konten dari Pengguna
25 Juni 2020 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa dipanggil BJ Habibie. Foto: AFP/KEMAL JUFR
zoom-in-whitePerbesar
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa dipanggil BJ Habibie. Foto: AFP/KEMAL JUFR
ADVERTISEMENT
Hari ini, delapan puluh empat tahun lalu, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir ke dunia. Kini, kita mengenang beliau sebagai negarawan multidimensional. Tangga 21 Mei 1998, ia menggantikan Soeharto dan menjadi Presiden Indonesia ketiga.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik jabatannya sebagai presiden itu, BJ Habibie menyimpan banyak kisah hidup yang panjang. Sejarah mencatat jasa-jasanya dengan baik di bidang kenegaraan, sains, dan inovasi teknologi. Mendengarnya, kita seperti terlibat dalam satu petualangan yang bergairah, namun tak jarang juga sendu.
Lahir di Parepare, suami dari Ainun Habibie itu merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi merupakan laki-laki keturunan etnis Gorontalo yang bekerja sebagai ahli pertanian dan ibunya lahir dari keturunan Jawa.
Pendidikan, Hidup Sulit di Jerman
Sejak dulu, Habibie kecil dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia gemar mempelajari banyak hal. Kegemarannya untuk belajar itu lalu mengantarnya masuk Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (kini ITB) di tahun 1954, mengambil S1 Keilmuan Teknik Mesin.
ADVERTISEMENT
Sejak menjadi mahasiswa di sana, BJ Habibie sudah memendam keinginan untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Ia berusaha meraih cita-citanya itu dengan belajar amat giat.
Maka, di tahun 1955, keinginan itu pun terwujud. BJ Habibie lalu melanjutkan studi teknik penerbangan di Universitas Rheinisch-Westflische Technische Hochschule Aachen, Jerman.
Di Jerman, BJ Habibie mengabdikan hampir seluruh waktunya untuk menekuni bidang yang ia pelajari. Tak jarang ia hanya tidur selama empat jam sehari untuk memenuhi gairahnya yang meluap-luap terhadap ilmu kepesawatan.
Di sana, untuk meringankan beban orang tua yang telah membiayai kuliahnya, BJ Habibie memilih tinggal jauh dari pusat kota. Ia rela berjalan kaki setiap hari ke kampus guna menghemat biaya transportasi. Bahkan, untuk urusan makan saja, BJ Habibie amat menahan pengeluarannya.
ADVERTISEMENT
Karena hidup yang prihatin semacam itu, BJ Habibie konon pernah dikira meninggal selama menghadapi masa-masa sulit itu di Jerman.
Namun, tindak-tanduk semacam itulah yang akhirnya mengantar BJ Habibie ke kesuksesan.
Berhasil Membuat Pesawat
BJ Habibie sedang berada di depan model pesawat buatannya. Foto: ANTARA FOTO
Pada 10 Agustus 1995, karena ketekunan juga kerja kerasnya, BJ Habibie berhasil membuat pesawat yang ia namai N-250 Gatotkaca. Dunia praktis mengenalnya sebagai seorang ilmuwan.
Keberhasilan itu lalu menyedot banyak perhatian publik. Namun, di balik semuanya, dedikasi yang tinggi di dunia penerbangan dipupuk BJ Habibie untuk membuat industri dirgantara Indonesia bisa bersaing dengan dunia internasional.
Lelaki Sentimental yang Mencintai Negaranya
Meskipun banyak kemapanan dan prestasi berhasil dicapai BJ Habibie saat berada di luar negeri, ia tak pernah lupa soal kampung halamannya: Indonesia. Pada tahun 1973, saat menjabat sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di salah satu perusahaan pesawat Jerman, Presiden Soeharto memanggil BJ Habibie untuk pulang ke tanah air. Tak pikir panjang, ia pun menerima permintaan itu.
ADVERTISEMENT
Dengan kembalinya BJ Habibie ke Indonesia, kariernya makin menanjak. Di masa itu pula, ia berhasil membuat N-250 Gatotkaca. Kepulangan itu membuat BJ Habibie betul-betul mengabdikan ilmu pengetahuan miliknya untuk bangsa dan negara.
Menjadi Presiden
BJ Habibie saat menjabat sebagai presiden. Foto: AFP/AGUS LOLONG
Saat Indonesia dilanda krisis ekonomi di tahun 1998-1999, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto, BJ Habibie diangkat sebagai Presiden Indonesia ketiga, menggantikan Soeharto.
Kala itu, ia dihadapkan pada banyak persoalan, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang negatif hingga kurs rupiah yang makin melemah. Namun, meskipun berbekal ilmunya sebagai seorang insinyur di bidang penerbangan, BJ Habibie tetap mampu melewati banyak rintangan.
Dalam masa jabatannya yang tergolong singkat, BJ Habibie berhasil mencapai prestasi dengan melakukan beberapa hal ini:
ADVERTISEMENT
- Memperbaiki kondisi pertumbuhan ekonomi yang kala itu negatif, menjadi positif 0,79 persen di tahun 1999.
- Kurs Rupiah menguat tajam dari yang semula tercatat mencapai Rp 16.650 di tahun 1998, kemudian dalam 5 bulan berhasil menguat menjadi Rp 7.000 per dolar AS, bahkan sempat mencapai Rp 6.500 sebelum ke Rp 8.000 pada Oktober 1999 saat BJ Habibie lengser.
- Memisahkan Bank Indonesia sebagai lembaga independen dari pemerintah.
- Menaikkan suku bunga deposito menjadi 60 persen untuk menghentikan aksi penarikan uang besar-besaran dari bank.
Berkat prestasi juga jalan hidupnya yang penuh perjuangan, sosok BJ Habibie tetap menjadi inspirasi bagi hidup kita hingga sekarang.
September 2019 lalu, BJ Habibie meninggalkan kita semua karena penyakit gagal jantung dan faktor usia yang dimiliknya. Meskipun begitu, namanya terus dikenang oleh masyarakat Indonesia hingga kini.
ADVERTISEMENT
Berkat jasa-jasanya, nama BJ Habibie telah seperti menyatu bersama angin, menjadi saksi tumbuhnya Indonesia dalam satu rentang sejarah panjang yang kita tempati saat ini.
Maka, dengan kesenduan juga rasa hormat, hari ini kita haturkan kegembiraan untuk seseorang yang keberadaannya amat berarti bagi hidup kita: Selamat ulang tahun, Bacharuddin Jusuf Habibie.