Konten dari Pengguna

Merantau ke Luar Negeri Sejak SMA, Reza Sukses Jadi Peternak di Selandia Baru

17 Juni 2020 12:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Reza Abdul Jabbar (kanan) berfoto dengan sapi di peternakannya di Southland, Selandia Baru. Dok: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Reza Abdul Jabbar (kanan) berfoto dengan sapi di peternakannya di Southland, Selandia Baru. Dok: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesuksesan memang tak mengenal tempat, atau katakanlah, bisa diraih di mana saja. Hal itu dibuktikan oleh seorang lelaki asal Indonesia yang punya nasib mujur di negeri orang. Lelaki itu ialah Reza Abdul Jabbar.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, ia punya cita-cita menjadi petani. Lahir dan besar di Pontianak, Kalimantan Barat, sejak kecil orang tuanya telah mengetahui cita-cita Reza itu, dan mereka pun turut membantunya.
Maka ketika masuk SMA, Reza membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya: ia berniat menimba ilmu ke negeri orang. Negara yang ia pilih saat itu ialah Selandia Baru, mengingat saat itu negara tersebut punya reputasi pertanian yang terkenal terbaik di dunia. Maka, tak menunggu lama, Reza pun mengeksekusi niatnya itu.
Di Selandia Baru, Reza tinggal di daerah Southland dan masuk ke SMA tak jauh dari tempatnya tinggal. Setelah lulus SMA, ia lantas melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian dan Peternakan Massey University. Di universitas yang sama, ia menekuni kedua bidang itu hingga memperoleh gelar S2.
ADVERTISEMENT
Lulus dari kuliah, Reza tak langsung membangun peternakannya sendiri. Menyandang gelar master, ia rela bekerja di sebuah peternakan sapi, rusa, kambing, dan domba. Di sana, pada awalnya ia hanya menjadi pegawai biasa. Dan setelah melakukannya selama hampir 4 tahun, Reza berhasil diangkat sebagai manajer lantaran jejak kariernya yang baik.
Namun, ketika menjadi manajer, Reza lantas menumbuhkan ide-ide baru di pikirannya: dari gaji yang ia peroleh, ia berniat menjadikannya modal untuk membangun peternakannya sendiri.
Peternakan sapi. Foto: kumparan
Maka di tahun 2002, Reza membeli 20 ekor sapi dan membangun betul-betul peternakannya sendiri di Southland. Saat itu, harga satu ekor sapi perah ialah senilai USD 1.000 atau sekitar Rp 9,6 juta.
Berawal dari situ, peternakan yang ia tekuni pun akhirnya moncer. Lahan yang Reza punya tambah luas, dengan sapi yang jumlahnya juga terus bertambah, seiring berjalannya waktu. Kini, Reza memiliki sekitar 20 ribu ekor sapi perah, dengan lahan seluas 926 hektare. Ia sendiri mulai bekerja dari pukul 03.30 hingga 20.00 sebagai bentuk kedisiplinannya sebagai peternak.
ADVERTISEMENT
Tak cukup hanya di situ, dilatarbelakangi peternakannya yang kian meraksasa, Reza lalu berinisiatif membangun sebuah koperasi pengolahan susu bernama Fonterra di Edendale yang menaungi 6.789 peternakan. Dari hubungan dagang tersebut, Reza mampu mengolah hingga 15 juta liter susu per hari.
Fonterra sendiri mempunyai 487 truk tangki berkapasitas 28.000 liter, 4 laboratorium, dan 86 pabrik pengolahan. Pada tahun 2012, pasar pabrik susu Fonterra menjangkau hampir seluruh wilayah di dunia, terutama Asia Pasifik, dengan pendapatan mencapai USD 7 miliar dalam setahun. Kini, pencapaian itu mengantarkan Reza untuk tak menjadi seorang peternak sapi perah biasa.
Meskipun daerah Southland di Selandia Baru tergolong tempat bagi hidupnya masyarakat sana yang konservatif, di tempat tinggalnya, Reza dan keluarga yang merupakan imigran dikenal sebagai anggota masyarakat yang dibutuhkan banyak orang.
ADVERTISEMENT