Miliarder Arab Ini Pilih Hidup Sederhana & Sumbangkan Setengah Kekayaannya

Konten dari Pengguna
5 April 2022 9:28 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Raja Salman bin Abdul Aziz (kiri) memberikan hadiah kepada Sheikh Sulaiman bin Abd Al-Alaziz Al-Rajhi dari Arab Saudi di Riyadh pada 06 Maret 2012. Foto: Fayez Nureldine/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Raja Salman bin Abdul Aziz (kiri) memberikan hadiah kepada Sheikh Sulaiman bin Abd Al-Alaziz Al-Rajhi dari Arab Saudi di Riyadh pada 06 Maret 2012. Foto: Fayez Nureldine/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bangsa Arab dikenal dengan segelintir miliarder yang bergelimang harta. Mereka menghabiskan banyak uang untuk membeli mobil, emas, kapal, berinvestasi dalam bisnis. Sebagian besar harta kekayaan mereka juga kerap didapat dari warisan orang tua dan leluhur.
ADVERTISEMENT
Namun, berbeda dengan miliarder Saudi bernama Sulaiman bin Abdul Aziz bin Saleh Al Rajhi. Dia lahir pada 1929 dan dibesarkan dalam keluarga miskin dan dalam kondisi kehidupan yang sulit.
Dulunya Sulaiman Al Rajhi sudah bekerja ketika berusia sembilan tahun sebagai porter yang membawa barang belanjaan untuk pembeli di pasar Al Khadra Riyadh. Pada usia 12 tahun, ia mengumpulkan kurma dan dibayar tidak lebih dari enam riyal Saudi per bulan. Selama bekerja ia bahkan hanya mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian untuk istirahat.
Kesulitan Ekonomi Menumbuhkan Sikap Dermawannya
Saat masih di bangku sekolah suatu hari administrasi sekolah mengadakan tur hiburan dan meminta setiap siswa untuk memberikan satu riyal. Namun, orang tua Al Rajhi tak memiliki satu riyal pun. Hingga tanggal tur semakin dekat ia bahkan terus menangis.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya gigih dalam bekerja, Al Rajhi akhirnya meraih posisi pertama di kelasnya dan seorang guru Palestina memberinya 1 riyal sebagai hadiah. Ia pun langsung berlari untuk membayar tur sekolahnya itu.
Seiring berjalannya waktu, ia menyelesaikan pendidikannya dan selalu bersemangat dalam bekerja serta memiliki tekad yang kuat dengan bekerja di beberapa profesi hingga menjadi salah satu pengusaha paling sukses di dunia.
Pada tahun 1957, Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi mendirikan Bank Al Rajhi bersama ketiga saudaranya. Usahanya itu tumbuh menjadi salah satu bank Islam terbesar di dunia dan menghasilkan 10 digit kekayaan bersih Al Rajhi.
Tak melupakan jasa orang-orang yang telah membantunya, Sulaiman al-Rajhi pergi mencari guru Palestinanya itu yang sudah pensiun dan mengalami ekonomi yang sulit. Al Rajhi kemudian memberikan satu buah mobil mewah bungalow dan mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas semua pengeluaran guru Palestina itu.
ADVERTISEMENT
Sontak sang guru pun menangis dan mengungkapkan bahwa ini begitu megah dan merasa tidak sesuai dengan satu riyal yang ia berikan saat itu. Namun, Al Rajhi berkata, "kebahagiaan saya lebih dari kebahagiaan Anda ketika Anda memberi saya hadiah 1 riyal hari itu".
Menyumbangkan Setengah Kekayaannya
Di tahun 2011, Al Rajhi tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia senilai USD 7 miliar atau setara dengan Rp 99 triliun menurut Forbes. Namun, kekayaan tersebut ia gunakan untuk disumbangkan sebagian besarnya dalam kegiatan amal.
Setiap tahun, kekayaannya itu berkontribusi pada sekitar 1.200 proyek amal di 13 wilayah, termasuk lebih dari 130 kota besar dan kecil di seluruh Kerajaan. Proyek tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan masyarakat Saudi.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari filantropinya, Al Rajhi mendedikasikan saham banknya senilai USD 3,7 miliar ke peternakan unggas dan mendanai upaya anti kelaparan. Ia juga mendirikan Universitas Sulaiman Al Rajhi, sebuah universitas nirlaba yang berfokus terutama pada kesehatan dan perbankan Islam.
Keluarga Rajhi dianggap sebagai non-kerajaan terkaya di Arab Saudi dan salah satu dermawan terkemuka di dunia, yang kekayaannya dibangun dari nol.
Pada tahun 2012, Rajhi menerima Penghargaan Internasional Raja Faisal karena mendedikasikan setengah kekayaannya untuk amal serta memulai bank Islam yang mendukung pekerjaan amal dan mengimplementasikan proyek nasional yang efektif.