Konten dari Pengguna

Mochtar Riady-Dato Sri Tahir, Mertua dan Menantu yang Sukses Jadi Konglomerat RS

8 Oktober 2020 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dato Sri Tahir (Foto: Fanny Kusumawardhani/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dato Sri Tahir (Foto: Fanny Kusumawardhani/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada 2019 lalu, Dato Sri Tahir masuk dalam daftar orang terkaya ke-7 Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaannya tercatat mencapai Rp 56 triliun. Ia yang lahir di Surabaya itu adalah pengusaha yang sukses mendirikan Mayapada Group.
ADVERTISEMENT
Mayapada Group merupakan perusahaan induk yang memiliki berbagai bidang usaha seperti Mayapada Hospital, Bank Mayapada, Fairmont Hotel Bali, Menara Topas, Forbes Indonesia hingga ELLE Indonesia.
Membangun perusahaan sebesar Mayapada Group bukanlah hal mudah untuk diraih. Tahir harus melewati perjuangan panjang untuk sampai di finish yang membahagiakan.
Tahir memiliki seorang ayah yang saat itu bekerja sebagai tukang becak. Sedangkan, ibunya menjaga toko sederhana. Karena tidak mampu, mereka sampai harus mengontrak rumah.
Semasa kecil, Tahir mengalami banyak pengalaman pahit seperti menyaksikan sendiri ibunya yang dilempar batu saat ingin menagih uang setoran.
Kedua orang tuanya juga mendapat hinaan dan ejekan. Karena itulah, Tahir sempat membenci orang kaya. Ia ingin segera membuktikan dirinya akan menjadi orang sukses di masa depan.
ADVERTISEMENT
Tahir kecil memiliki cita-cita berkuliah di bidang kedokteran. Namun setelah tamat dari SMA Kristen Petra Kalianyar, Surabaya, sang ayah jatuh sakit. Ia terpaksa mengubur impiannya itu karena harus mengurus usaha tekstil milik ayahnya.
Namun, karena kepintaran Tahir, pada usia 20 tahun ia mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Nanyang Technological University, Singapura. Dari sanalah, Tahir mendapat pengetahuan untuk memulai usaha.
Setelah lulus dari kuliahnya, Tahir memulai bisnis garmen. Atas kepiawaiannya, bisnis itu berkembang hingga ia mampu mendirikan Mayapada Group pada 1986. Tahir kemudian melebarkan sayap bisnisnya di bidang dealer mobil, perbankan, hingga kesehatan.
Kehebatan Tahir dalam membawa perusahaannya menuju kemajuan ialah saat bisnis perbankannya tetap berdiri teguh pada 1998.
Ia justru mampu melebarkan sayap bisnisnya dengan menerima investasi asing dari Amerika, Eropa, hingga Singapura. Kini, Bank Mayapada sudah memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kehebatan lainnya ditunjukkan Tahir saat mengelola salah satu bidang usahanya yaitu Mayapada Hospital yang berdiri tahun 2008. Ide bisnis tersebut tercetus ketika Tahir dan anaknya Jonathan sering mengunjungi rumah sakit National University Hospital (NUH) di Singapura.
Tahir aktif memberikan bantuan kepada orang Indonesia yang tidak mampu di sana. Kemudian, dokter yang sangat akrab dengan Tahir menyarankan dia untuk membuka rumah sakit sendiri di Indonesia.
Lalu, saran tersebut dilakoni oleh Tahir. Namun, perkembangan bisnis tersebut agak macet di awal pendiriannya. Sebab, rumah sakit itu didirikan oleh orang-orang yang tidak memiliki latar belakang medis seperti Tahir.
Akan tetapi, kemampuan Tahir memang tidak bisa diragukan. Dengan mengandalkan kepercayaan konsumen, Mayapada Hospital mampu menjadi salah satu rumah sakit terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kini, rumah sakit tersebut sudah memiliki tiga cabang di Tangerang, Lebak Bulus, dan Bogor. Bahkan, di kala pandemi ini, nilai emiten saham Mayapada Hospital justru naik tajam sebesar 21,05 persen atau sebanyak 40 poin ke level Rp230.
Perlu diketahui, di usia 22 tahun, Tahir meminang Rosy Riady, yang tak lain adalah anak dari konglomerat Mochtar Riady. Saat itu, bos Bank Panin melihat Tahir sebagai sosok pekerja keras. Karena itulah, ia dikenalkan kepada Rosy.
Pernikahan tersebut kemudian menjadikan Tahir dan Mochtar bersatu menjadi keluarga konglomerat. Seperti yang diketahui, Mochtar adalah pemilik Lippo Group yang membawahi banyak bidang usaha, salah satunya rumah sakit Siloam.
Sama halnya dengan Mayapada, emiten rumah sakit ini juga mengalami kenaikan pendapatan selama pandemi Covid-19 yaitu sebesar 17,79%.
ADVERTISEMENT
Melansir keterangan tertulis perusahaan, RS Siloam mampu meraup pendapatan hingga Rp 7,02 triliun, bertambah hampir Rp 1 triliun lebih dari tahun sebelumnya.