Konten dari Pengguna

Mulanya Usaha Rumahan, Simak Kisah Sabana Prawirawidjaja Besarkan Ultra Milk

13 Oktober 2022 6:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sabana Prawirawidjaja. Foto: Ultrajaya dan kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sabana Prawirawidjaja. Foto: Ultrajaya dan kumparan
ADVERTISEMENT
Sabana Prawirawidjaja adalah seorang pengusaha ulung asal Indonesia. Ia adalah anak dari seorang pendiri PT Ultrajaya Milk Industry atau yang memproduksi Ultra Milk, Achmad Prawirawidjaja.
ADVERTISEMENT
Kisah suksesnya dimulai saat bisnis tersebut masih menjadi usaha keluarga yang dirintis oleh Achmad Prawirawidjaja pada tahun 1960-an. Saat itu, Achmad memperdagangkan produk susu yang pengolahannya masih sangat sederhana. Karena kurangnya pengalaman dan teknologi yang mumpuni, susu yang diperdagangkan tidak bertahan lama dan lebih sering terbuang sia-sia.
Pada pertengahan tahun 1970-an, perseroan mulai memperkenalkan teknologi pengolahan susu terbaru bernama UHT (Ultra High Temperature) dan juga teknologi pengemasan menggunakan kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material).
Adapun proses yang dilakukan dari UHT adalah pemanasan susu dengan suhu 140 derajat celsius selama 3-4 detik saja. Proses tersebut dimaksudkan untuk membuat susu menjadi steril serta bakteri yang nantinya akan merusak minuman akan mati. Sehingga produk susu menjadi lebih awet tanpa bahan pengawet tambahan.
ADVERTISEMENT
Di tahun 1975, perusahaan mulai memproduksi secara komersial berupa minuman susu cair UHT dengan merek dagang Ultra Milk. Setelah berhasil di produk susu, perusahaan kembali memproduksi minuman sari buah UHT dengan merek dagang Buavita pada tahun 1978 dan minuman the UHT bermerek Teh Kotak pada 1981.
Sabana sendiri mulai menjabat sebagai Presiden Direktur Ultrajaya sejak tahun 1971 hingga sekarang. Artinya, pria kelahiran tahun 1940 tersebut telah menjabat sebagai presdir selama 51 tahun.
Dan di bawah kepemimpinannya, Ultrajaya berhasil menggandeng Kraft, merek dagang produk keju dari Amerika untuk bekerja sama memproduksi dan memasarkan produk keju tersebut sejak 1981. Lalu pada tahun 1994, kerja sama tersebut ditingkatkan dengan mendirikan perusahaan PT Kraft Ultrajaya Indonesia yang 30 persen porsi sahamnya dipegang oleh Ultrajaya.
ADVERTISEMENT
Selain keju, Sabana melalui perusahaannya juga terus berekspansi ke ranah lainnya, seperti es krim dari Campina yang mulai dimasuki oleh keluarga Prawirawidjaja pada tahun 1994.
Kesuksesan Sabana mengembangkan lini produk UHT selain susu juga memicu ketertarikan perusahaan multinasional untuk mengakuisisi merek Buavita. Oleh karena itu, di tahun 2008, Unilever berhasil menyelesaikan akuisisi merek Buavita dari Ultrajaya senilai Rp 440 miliar.
Ultrajaya juga masih mampu menampilkan performa positif di masa pandemi dengan penjualan perusahaan pada semester I 2020 yang naik 1,68 persen menjadi Rp 3,02 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp 2,97 triliun. Tak ayal jika Sabana masuk ke jajaran 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2021. Kekayaan bersihnya disebut mencapai USD 900 juta di tahun tersebut.
ADVERTISEMENT