Nashin Mahtani, Pendiri Yayasan Peta Bencana yang Masuk Forbes Under 30

Konten dari Pengguna
24 Mei 2021 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nashin Mahtani/LinkedIn.com
zoom-in-whitePerbesar
Nashin Mahtani/LinkedIn.com
ADVERTISEMENT
Bencana alam memang tak pernah dapat diprediksi. Indonesia tentu saja mengalami seringnya terjadi bencana alam. Hal tersebut dipengaruhi karena letak geografis Indonesia yang berada di wilayah berpotensi tinggi bencana alam seperti ‘ring of fire’ alias banyaknya gunung berapi yang masih aktif.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bencana yang berhubungan dengan gung berapi, Indonesia juga memiliki potensi cukup tinggi risiko terkena bencana seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya.
Hal tersebutlah yang membuat masyarakat Indonesia mau tidak mau harus selalu tanggap bencana dan bersiap kapanpun menghadapi potensi bencana tersebut. Hal inilah yang memunculkan ide seorang wanita asal Indonesia yaitu Nashin Mahtani untuk membuat sebuah yayasan non-profit mengenai informasi bencan alam.
Nashi Mahtani juga baru-baru ini telah menerima penghargaaan dengan masuk jajaran Forbes Under 30 berkat kontribusinya mendirikan Yayasan Peta Bencana untuk Indonesia.
Yayasan Peta Bencana/info.petabencana.id
Yayasan Peta Bencana merupakan organisasi non-profit yang berbasis di Indoenesia untuk mengembangkan platform open source untuk pemetaan bahaya bersumber dari kerumununan secara real time.
ADVERTISEMENT
Platform ini berbasis web gratis yang memanfaatkan penggunaan media sosial selama kejadian darurat untuk mengumpulkan informasi bencana yang dikumpulkan secara real time dari penduduk.
Platform ini bertujuan untuk menyediakan informasi secara real time dan komunikasi transparan antara warga dan pemerintah untuk mengoptimalkan tanggap darurat selama bencana.
Awal mula Nashin mendirikan yayasan ini adalah pada tahun 2013 Jakarta saat itu mengalami banjir yang luar biasa. Bahkan hingga 30 persen wilayahnya banjir. Kita telah mengetahui bahwa banjir sudah menjadi masalah rutin di Jakarta.
Nashin paham bahwa sebuah bencana tak dapat diprediksi tapi dengan menggunakan platform tersebut akan dapat memberikan informasi tanggap bencana yang akurat dan real time sehingga dapat mengurangi risiko korban maupun agar lebih tanggap mengahadapi bencana.
ADVERTISEMENT
Nashin sendiri merupakan seorang peneliti arsitektur dan desainer. Dikutip dari LinkedIn, ia merupakan lulusan Strelka Institute for Media. Sebelumnya ia juga merupakan lulusan dari University of Waterloo.
Nashin percaya bahwa kurangnya informasi selama bencana sering kali menganggu pengambilan keputusan yang berdasarkan bukti. Maka dari itu muncullah ide untuk mengembangkan platform tersebut.
Yayasan Peta Bencana telah menjadi LSM nasional yang membangun program ketahanan berbasis masyarakat dan kesadaran bencana melalui praktik aksi kolaboratif dan gotong royong.
Nashin menyampaikan bahwa meskipun tak dapat mencegah terjadinya bencana, semua orang dapat mengambil tindakan untuk meminimalkan risiko dan kerugian dan hanya melalui tindakan kolektif, bahaya dapat dikurangi dna pemulihan dapat meningkat untuk negara secara keseluruhan.
Berkat dedikasinya tersebut, ia tak hanya masuk jajaran Forbes Under 30 tapi juga pernah menjadi finalis Global Citizen Prize 2019 Cisco Youth Leadership Award. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan yang diberikan kepada aktivis paling berpengaruh dan inspiratif di dunia yang berusia 18 sampai 30 tahun.
ADVERTISEMENT