Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Nicke Widyawati, Bos Pertamina dalam Jajaran Wanita Paling Berpengaruh di Dunia
12 Oktober 2021 8:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Nicke Widyawati disematkan Fortune ke dalam jajaran wanita berpengaruh di dunia (Most Powerful Women International) 2021. Dalam daftar tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) ini menempati urutan ke-17 dari 100 sosok berpengaruh lainnya. Lalu, seperti apa profil dan sosok Nicke Widyawati?
ADVERTISEMENT
Wanita asal Tasikmalaya ini merupakan lulusan sarjana Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Industri tahun 1991 dan magister di Universitas Padjadjaran jurusan Hukum Bisnis tahun 2009.
Sebelum mendapat posisi tertinggi di perusahaan plat merah ini, di tahun 2017 ia terlebih dahulu menjabat sebagai Direktur SDM Pertamina, kemudian dilanjut menjabat sebagai Plt Direktur Logistik, Supply Chain hingga Infrastruktur Pertamina.
Dilansir dari laman resmi Pertamina, ia sudah berkali-kali menempati posisi eksekutif sejak tahun 2009. Sebelumnya pun Nicke merupakan Direktur Bisnis di PT Rekayasa Industri (Rekind), kemudian berlanjut ke Vice President Corporate Strategy Unit (CSU).
Pertama kali masuk ke Pertamina, Nicke ditunjuk menggantikan Elia Massa Manik sebagai pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina. Secara resmi, Nicke Widyawati ditetapkan di posisi Direktur Utama Pertamina pada 30 Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun pertama kepemimpinannya di perusahaan minyak dan gas tanah air, Nicke berhasil diberi gelar wanita paling berpengaruh di dunia. Di tahun 2020, Fortune menempatkannya di urutan ke-16 yang unggul dari CEO perusahaan Temasek (BUMN terbesar di Singapura), Shell, Unilever, dan lainnya.
Bukan tanpa alasan, Fortune tahun ini menempatkan Nicke Widyawati di urutan ke-17 karena beberapa faktor. Pertama, Nicke mampu melewati tantangan triple shock yaotu saat harga minyak jatuh. Kedua saat kondisi permintaan bahan bakar menurun. Ketiga saat Pertamina mengalami tekanan nilai tukar saat pandemi.
Semua faktor tersebut menurunkan laba Pertamina sejak pandemi. Namun, di paruh pertama 2021 Nicke berhasil membuat kondisi tersebut jauh lebih baik. Bahkan ia mampu mencapai target produksi migas di tanah air.
ADVERTISEMENT
Fortune menyebutkan bahwa Nicke berhasil membangun portofolio Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai dukungan transisi energi Indonesia. Hal ini diketahui guna menciptakan energi bersih di masa depan.
Kesuksesan Nicke saat ini merupakan hasil jerih payahnya yang ia bangun sejak masih muda. Begitupun penghargaan yang ia terima hingga saat ini merupakan buah kerja keras dan tekad yang ia berikan untuk negara.