Orang Miskin Penjaga Toko, Kini Jadi Pengusaha Properti Terkemuka

Konten dari Pengguna
2 Maret 2020 11:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mochtar Riady (Foto: commons wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Mochtar Riady (Foto: commons wikimedia)
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin sudah tidak asing saat mendengar nama Hypermart, First Media, Berita Satu hingga Mal di seluruh Indonesia yang mendapat awalan atau akhiran Lippo Mal. Ternyata dibalik nama besar perusahaan tersebut ada sosok profil orang sukses Mochtar Riady yang sudah bercita-cita sebagai seorang Bankir di umur 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Ketertarikan Mochtar disebabkan ketika berangkat sekolah ia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari Nederlandsche Handels Bank (NHB), ia melihat para pegawai berpakaian rapi dan terlihat sibuk, hingga pria kelahiran Malang 90 tahun silam ini memutuskan suatu hari bisa menjadi bagian dari profesi tersebut.
Namun saat itu, ayahnya, Liapi, tidak mendukung karena profesi bankir menurutnya hanya untuk orang kaya, sedangkan kondisi keluarga Mochtar saat itu bisa dikatakan sangat miskin.
Pada tahun 1974, Riady ditangkap oleh pemerintah Belanda karena menentang pembentukan Negara Indonesia Timur dan sempat ditahan di penjara Lowokwaru, Malang.
Ia kemudian diasingkan ke China dan kemudian melanjutkan pendidikan di sana mengambil kuliah filosofi di Universitas Nanking. Selesai menempuh pendidikan, ia kembali ke Indonesia dan menikah dengan seorang wanita asal Jember, Suryawati Lidya pada tahun 1951.
ADVERTISEMENT

Merantau ke Jakarta untuk Mengejar Cita-Cita

Kesuksesan tidak diraih begitu saja apalagi hanya dengan rebahan di rumah. Terbukti Mochtar sempat menjaga toko kecil milik mertua dan dalam waktu 3 tahun toko tersebut berkembang menjadi yang terbesar di Jember. Namun masih ada yang mengganjal di hati Mochtar Riady, yaitu menggapai profesi impiannya semasa kecil menjadi seorang bankir.
Akhirnya di tahun 1954 ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta dalam keadaan ditentang keluarga dan tidak mempunyai kenalan satu orang pun. Wah patut diancungi jempol Pak Mochtar ini.
Untuk mencari relasi terlebih dahulu ia bekerja di sebuah CV daerah Hayam Wuruk selama 6 bulan, hingga seorang teman menawari Mochtar untuk memperbaiki sebuah bank bermasalah. Tentu saja tawaran tersebut diterima walau saat itu ia tidak mempunyai pengalaman sekalipun.
ADVERTISEMENT
Mochtar berhasil meyakinkan Andi Gappa, pemilik Bank Kemakmuran yang bermasalah tersebut hingga ia ditunjuk menjadi direktur. Lantas karena tidak mempunyai pengalaman di dunia perbankan, apa Pak Mochtar langsung sukses? Tentu saja tidak.
Di hari pertama sebagai Direktur, Mochtar pusing tujuh keliling saat melihat balance sheet karena tidak bisa membaca dan memahaminya. Saat itu ia pura-pura mengerti di depan pegawai akunting. Siapa juga yang tidak malu saat Direktur tidak tahu membaca hal kecil seperti itu?
Sepanjang malam Mochtar berusaha belajar memahami hal tersebut sampai meminta tolong temannya yang bekerja di Standard Chartered Bank. Sayang seribu sayang usaha sia-sia karena tetap tidak mengerti.
Mochtar Riady di Gedung Bursa Efek Indonesia. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Hingga akhirnya Mochtar mengaku kepada pegawai dan Pak Andi Gappa perihal kesulitannya itu. Ia meminta untuk mulai bekerja dari tahap awal, permintaan disetujui. Mochtar Riady bekerja mulai dari bagian kliring, cash, dan checking account.
ADVERTISEMENT
Selama sebulan penuh, Mochtar Riady belajar dan akhirnya ia pun mengerti tentang proses pembukuan, dan setelah membayar seorang guru privat, ia akhirnya mengerti apakah itu akuntansi.
Maka mulailah dia menjual kepercayaan, hanya dalam setahun Bank Kemakmuran mengalami banyak perbaikan dan tumbuh pesat. Dari situlah kariernya berkembang seperti sekarang.

Menjadi Orang Terkaya ke-12 di Indonesia

Perusahaan Lippo Group. Foto: techinasia.com
Forbes melalui laman resminya tahun lalu merilis 50 orang terkaya di Indonesia, nama Mochtar Riady masuk di posisi ke-12 dengan total kekayaan 2,1 miliar USD atau setara dengan Rp 29 Triliun. Ia pun menjadi orang tertua ketiga yang memiliki kekayaan fantastis di Indonesia.
Dilansir dari wikipedia saat ini anak perusahaan Lippo Group sudah lebih dari 50 yang tersebar di Indonesia, Guang Zhou, Fujian, Shanghai hingga Hongkong.
ADVERTISEMENT
Kerajaan bisnis Lippo bukan hanya di bidang ritel melainkan memangsa pasar di bidang jasa keuangan mencakup perbankan, investasi, asuransi, sekuritas, manajemen aset hingga reksa dana, bisnis properti dan infrastuktur, yaitu Lippo Cikarang yang berada di Bekasi, Bukit Sentul yang berlokasi di Bogor, dan Lippo Karawaci yang berada di Tangerang, serta bisnis elektronik dan jasa seperti rumah sakit, sekolah, hotel hingga tempat rekreasi.