Pang Xue Kai, Insinyur Asal Singapura yang Kembangkan Industri Kripto di RI

Konten dari Pengguna
21 Oktober 2022 17:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Founder & CEO Tokocrypto Pang Xue Kai di NXC International Summit 2022 di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali, Rabu (31/8). Foto: Sinar Utami/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Founder & CEO Tokocrypto Pang Xue Kai di NXC International Summit 2022 di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali, Rabu (31/8). Foto: Sinar Utami/kumparan
ADVERTISEMENT
Industri cryptocurrency menjadi sebuah industri baru yang menawarkan gabungan antara teknologi dan juga investasi. Kehadiran cryptocurrency menjadi fenomena yang booming pada tahun 2018 ke atas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia baru membuka diri pada industri cryptocurrency di tahun 2018. Hal ini yang kemudian memicu Pang Xue Kai untuk menjadi seorang pengusaha cryptocurrency, di mana ia melihat adanya potensi besar dari market Indonesia.
Pang Xue Kai adalah seorang insinyur asal Singapura yang mendirikan Tokocrypto, platform transaksi cryptocurrency di Indonesia.
Dia menyelesaikan studinya di National University of Singapore, sebelum akhirnya berkelana ke Malaysia dan Singapura untuk belajar banyak tentang perencanaan, manufaktur, dan hal lainnya untuk mempersiapkan modal yang kuat untuk mendirikan Tokocrypto.
Alasan Pang Xue Kai memilih Indonesia sebagai tempat mendirikan usaha perdagangan aset kripto, adalah adanya potensi dengan jumlah penduduk Indonesia yang 47 kali lipat lebih banyak dari Singapura, serta banyaknya peluang dari populasi masyarakat Indonesia yang masih belum tersentuh perbankan.
ADVERTISEMENT
Kai mulai mempelajari teknologi blockchain pada awal 2015. Ia mulai mendirikan Tokocrypto pada 2018 dan menjadi salah satu pedagang aset kripto yang banyak memberikan kontribusi berupa inisiatif untuk teknologi blockchain di Indonesia.
Pria kelahiran tahun 1990 tersebut belajar tentang aset kripto teman dekatnya yang bernama Shaun Djie. Adapun Shaun Djie adalah seorang pendiri sekaligus pemilik blockchain project bernama Digix. Platform tersebut dibuat dengan tujuan mendigitalisasi emas untuk dapat menempatkan emas di blockchain.
Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto, dan Teguh Kurniawan Harmanda, COO Tokocrypto. Foto: Dok. Tokocrypto
Salah satu cara Kai mendorong kemajuan industri kripto dan teknologi blockchain Tanah Air adalah dengan bekerja sama dengan BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Sebelumnya, Tokocrypto sendiri telah terdaftar di BAPPEBTI pada tahun 2018 silam.
Kai melalui Tokocrypto bersama BAPPEBTI bekerja sama merancang regulasi perdagangan aset kripto. Salah satunya adalah dengan menginisiasi berdirinya Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (APAKI). Nantinya, seluruh pedagang aset kripto akan bekerja sama dalam asosiasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, Kai juga membutuhkan adanya sinergi dari Kementerian Pendidikan terkait kurikulum yang membahas tentang teknologi blockchain untuk mendukung edukasi masyarakat, khususnya para pelajar terkait teknologi tersebut.
Berdirinya Tokocrypto disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, dukungan juga terus mengalir, salah satunya adalah dari Digix dan QCP Capital yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan Tokocrypto.
Nasabah di Tokocrypto sendiri telah mengalami peningkatan signifikan. Pada akhir 2021, jumlah pengguna Tokocrypto mencapai lebih dari 2 juta pengguna terdaftar, naik delapan kali lipat dibandingkan tahun 2020 yang hanya berkisar 250 ribu pengguna.