Penemuan Vaksin Corona Gerus Harta Eric Yuan, Tapi Sisanya Masih Rp 267 Triliun

Konten dari Pengguna
24 November 2020 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CEO Zoom, Eric Yuan, kini jadi salah satu orang terkaya dunia. Foto: zoom
zoom-in-whitePerbesar
CEO Zoom, Eric Yuan, kini jadi salah satu orang terkaya dunia. Foto: zoom
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penemuan vaksin corona yang makin diketahui efektivitasnya pada uji klinis tahap akhir, telah memberi harapan untuk berakhirnya pandemi COVID-19. Tapi kabar baik itu, justru jadi kabar buruk bagi kekayaan pemilik perusahaan-perusahaan, yang harga sahamnya sempat melambung akibat aktivitas work from home (WFH) di masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang tergerus harga sahamnya oleh kabar efektivitas vaksin corona adalah Zoom, aplikasi video conference yang makin populer di masa pandemi. Penurunan harga saham Zoom pun menggerus kekayaan sang Founder yang juga CEO Zoom, Eric Yuan.
Mengutip data Forbes per Senin (23/11), kekayaan Eric Yuan turun USD 405 juta atau 2,10 persen dari sebelumnya. Meski kekayaannya tergerus jutaan dolar, tapi tak menggeser posisi Eric Yuan dari daftar orang terkaya dunia. Sisa kekayaannya menurut data Forbes, masih USD 18,9 miliar atau setara Rp 267,6 triliun.
Sebelumnya, saham Zoom yang dijual di bursa saham Wall Street tak dilirik investor. Tapi gara-gara pandemi corona, penggunaan aplikasi itu melesat diikuti oleh lonjakan harga sahamnya dari di bawah USD 70 per saham menjadi USD 150 per saham.
ADVERTISEMENT
Hal itu sejalan dengan peningkatan pengguna yang pada Desember 2019 rata-rata hanya 10 juta per hari, namun di akhir Maret 2020 sudah menyentuh angka 200 juta pengguna per hari.
Di balik profil orang sukses seperti Eric Yuan, ternyata ada kisah menarik yang yang layak jadi pelajaran. Sebenarnya pria berusia 50 tahun ini merupakan imigran asal China yang mengadu nasib di Amerika Serikat. Yuan hanyalah orang biasa pada awalnya, saat berusia 20 tahun ia tengah bekerja di sebuah perusahaan Jepang selama beberapa bulan, ketika itu ia terinspirasi dari pidato Bill Gates, sang miliarder pendiri Microsoft.
Dari sana ia tertarik kepada internet dan memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat tepatnya di Silicon Valley dengan niat untuk mendapatkan karier yang lebih menjanjikan.
ADVERTISEMENT
Lantas ketika pindah, apakah ia langsung sukses mendirikan Zoom? Tentu tidak, karena visa pertama Yuan saat itu ditolak oleh AS, namun hal tersebut tak membuatnya putus asa. Ia selalu mencoba selama dua tahun hingga akhirnya visa miliknya dapat lolos dalam percobaan yang ke-9.
Tampilan penggunaan aplikasi zoom. Foto: pcmag.com
Saat Yuan ke Amerika, kemampuan Bahasa Inggrisnya sangat minim, namun karena ia merupakan Sarjana matematika dan Master di bidang teknik akhirnya selama beberapa tahun pertama bekerja ia sibuk untuk mengurusi kode dalam komputer saja.
Setelah itu ia mendapat pekerjaan di perusahaan WebEx. Pada 2007 perusahaan tersebut diakuisisi oleh Cisco dan di sana Eric Yuan diangkat menjadi Wakil Presiden Korporat Teknik.

Membuat Zoom Gara-gara LDR dengan Pacar

Tinggal di perantauan di Amerika Serikat, membuatnya jauh dari sang kekasih yang berada di China. Bahkan ketika masih di China, mereka sudah tinggal terpisah. Ketika itu mereka terdaftar di dua perguruan tinggi berbeda, 10 jam perjalanan harus Yuan tempuh jika ingin bertemu dengan pujaan hati.
ADVERTISEMENT
“Saya hanya bisa melihatnya dua kali setahun dan butuh lebih dari 10 jam untuk sampai ke sana dengan kereta api. Usia saat itu sangat muda, 18 atau 19 tahun, dan saya berpikir akan sangat luar biasa jika ada perangkat yang hanya mengklik tombol saja sudah bisa melihat dan berbicara dengannya,” ujar Eric Yuan seperti dikutip dari Forbes (6/3/2017).
Singkat cerita, pada 2011 Eric Yuan berhasil mendirikan Zoom dan ia berpikir keras bagaimana produknya menghadirkan sesuatu yang berbeda dari Skype milik Microsoft, Hang Outs milik Google dan Cisco perusahaan terdahulu yang masih memimpin dalam video konferensi.
Ia juga berpikir untuk membuat sistem konferensi yang lebih ramah dan menyenangkan untuk pengguna, sampai saat ini akhirnya Zoom dikenal dengan layar belakang virtualnya yang bisa diubah seolah-olah berada di pantai atau di depan jembatan Golden Gate. Agaknya itu menjadi ciri khas Zoom dibandingkan aplikasi yang lain.
CEO Zoom Eric Yuan dan istrinya. Foto: zimbio.com
Eric Yuan mengalami masa sulit dalam pembuatan Zoom, ia sempat diragukan hingga tidak bisa meyakinkan investor mana pun untuk mendukung usaha barunya. Jadi dia meminjam uang dari teman dan keluarga untuk meluncurkan aplikasi.
ADVERTISEMENT
Berbagai penolakan yang tidak terhitung jumlahnya ia terima, tetapi pada dasarnya mempunyai daya juang yang tinggi hal yang dianggap mustahil akhirnya bisa diterapkan.
Bahkan ketika itu, bekas pacar yang telah menjadi istri sempat mempertanyakan keputusan Yuan meninggalkan Cisco. Apalagi dirinya sudah memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan tersebut. Tapi dengan tegasnya Yuan berkata jika ia tahu ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan sulit, tetapi jika ia tidak mencoba, maka ia akan menyesal seumur hidup.
Pernyataannya terbukti. Keputusan meninggalkan Cisco bukan langkah yang salah. Dia berhasil membesarkan Zoom, hingga kini menjadi salah satu profil orang sukses dan orang terkaya di dunia.