Pengusaha Bus Terkemuka di Jalur Pantura Jawa, Dedy Jaya, Dulunya Jualan Bambu

Konten dari Pengguna
19 Juli 2021 12:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bos Dedy Jaya, Muhadi Setiabudi. Foto: Humas Pemkot Tegal
zoom-in-whitePerbesar
Bos Dedy Jaya, Muhadi Setiabudi. Foto: Humas Pemkot Tegal
ADVERTISEMENT
Setiap orang memiliki kisahnya sendiri dalam meraih kesuksesan. Tak semua orang memiliki jalan yang mulus dalam mencapai kesuksesan tersebut, terlebih ketika ia terlahir dari keluarga yang kekurangan.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang dialami oleh Muhadi Setiabudi. Masyarakat di wilayah Brebes dan Tegal Raya tentu tidak asing dengan armada Perusahaan Otobus (PO) bernama Dedy Jaya.
Hampir setiap jam armada bus Dedy Jaya melintas di sepanjang Jalan Pantura dengan tujuan akhir Ibu Kota Jakarta. Perusahaan otobus tersebut menjadi satu unit bisnis di Perusahaan Dedy Jaya Group milik Dr (HC) H Muhadi Setiabudi.
Muhadi merupakan seorang pengusaha sukses asal Brebes, Jawa Tegah, yang merintis usahanya dari nol. Ia juga membangun beberapa rumah sakit yang tersebar di wilayah Brebes, Tegal, dan Pemalang.
Selain itu, ia mendirikan sebuah perguruan tinggi bernama Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) di Brebes. Namun siapa sangka, sosok pengusaha sukses tersebut dulunya 'cuma' penjual bambu.
ADVERTISEMENT
Muhadi Setiabudi sendiri merupakan alumni Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. Pada 1975, ia lulus dari Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin. Selama menjadi santri, ia mengaji kitab kuning di Madrasah Al Hikamus Salafiyah (MHS).
Menurut Muhadi, banyak kenangan saat ia menjadi santri yang masih melekat diingatannya. Ia ingat betul pesan para ustad dan kiai agar santri tidak malas.
Armada bus pariwisata PO Dedy Jaya. Foto: Facebook
Kemudian ia mengenang kebersamaan bersama teman-temannya di pondok. Mulai dari makan bersama dalam satu wadah hingga mandi di kali.
Meski demikian, kisahnya menjadi bos Dedy Jaya tidak mudah. Ia merintis usaha dari nol. Menjadi seorang kondektur dan jualan bambu pun pernah ia tekuni. Muhadi mengaku, mulai menjadi seorang kondektur bus pada tahun 1977 atau dua tahun setelah lulus dari pondok.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1979, ia menikah dengan seorang wanita bernama Atik Sri Subekti dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Dedy Yon Supriyono yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Tegal.
Setelah menikah, ia mulai berhenti menjadi kondektur bus dan menekuni dunia bisnis. Usaha pertamanya yakni berjualan cabai. Namun tidak membuahkan hasil.
Ia pun kembali bekerja di tambak bersama orangtuanya. Tak berhenti di situ. Ia lantas memutar otak bagaimana caranya agar dapat mengubah nasibnya dan keluarga. Muhadi kemudian memilih untuk berjualan bambu.
Saat memulai usaha bambu, ia mendapat pinjaman dari BRI sebesar Rp 50.000 atau setara Rp 2 juta saat ini. Karena masih kurang, ia pinjam lagi Rp 25.000 atau setara Rp 1 juta. Lalu ia mulai menjalankan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya usaha yang ia dirikan mengalami perkembangan yang cukup pesat, ia kini mendirikan perusahaan bus, hotel dan swalayan. Namun demikian, usaha bambunya yang kini telah berusia 39 tahun tetap ia pertahankan sebagai cikal bakal lahirnya Dedy Jaya Group.
Berkat kerja kerasnya merintis bisnis. Muhadi yang kini berusia 61 tahun sudah memiliki 5.400 karyawan. Ia bersyukur, jerih payah di masa mudnya membuahkan hasil untuk perekonomian keluarganya dan masyarakat dalam hal lapangan pekerjaan.