Penjual Mi yang Sekarang Jadi Bos E-commerce Raksasa

Konten dari Pengguna
19 Maret 2020 18:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CEO Bukalapak, Achmad Zaky. (Foto: Moh Fajri).
zoom-in-whitePerbesar
CEO Bukalapak, Achmad Zaky. (Foto: Moh Fajri).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam profil orang sukses, kita bisa melihat bahwa orang-orang yang sudah menjadi tokoh atau sosok ternama sebelumnya hanyalah orang yang terbilang biasa-biasa saja. Hal yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah mereka berusaha dengan keras dalam keterbatasan untuk mencapai kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Achmad Zaky adalah pendiri dari bukalapak. Bukalapak adalah salah satu E commerce ternama asli Indonesia. E commerce ini terbilang sukses, pada Juni 2019, bukalapak berhasil mendapatkan annalized run rate paid GMV sebesar 5 miliar. Adapun terdapat 4 juta pelaku UMKM dan dan 2 juta mitra sudah bergabung dengan perusahaan milik Zaky.
Kesuksesan ini tentu saja bisa dilihat oleh siapa saja. iklan-iklan bukalapak yang lalu Lalang di internet dan televisi ini membuat beberapa kali menunjukkan sosok Zaky. Tapi, di balik semua itu, ia harus melewati berbagai macam tantangan untuk bisa berada di titik ini.
Sederhana
Zaky lahir di Sragen, Jawa Tengah, pada 24 Agustus 1986. Berbeda dengan beberapa orang sukses yang memang datang dari keluarga dengani keadaan ekonomi yang tinggi, Zaky tumbuh besar dalam sebuah keluarga sederhana dan tinggal di sebuah desa yang ada di kabupaten tersebut.
ADVERTISEMENT
Meskipun datang dari keluarga yang sederhana dengan rumah yang bahkan tidak tersentuh oleh aliran listrik, Zaky memiliki ketertarikan dengan teknologi. Semua itu ia kenali saat menggunakan komputer ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.
Ketertarikannya terhadap komputer membuahkan hasil. Zaky mampu mengharumkan nama SMAN 1 Solo, yakni sekolahnya dalam kejuaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN). Dalam kejuaraan tersebut, ia mampu mendapatkan juara 1.
Berawal dari mie ayam
Achmad Zaky. (Foto: Dok. Bukalapak).
Zaky menekuni hobinya ketika masuk ke universitas. Ia belajar di Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung.
Selain menekuni komputer, Zaky juga memiliki keinginan untuk menekuni bisnis. Sembari berkuliah, ia menjual mie ayam di kampusnya dengan modal yang berasal hadiah lomba yang dimenangkan oleh Zaky. Namun, pengalaman berbisnis ini dirasa sungguh berat baginya. Zaky dicaci maki oleh orang lain atas bisnisnya, juga pada akhirnya harus gulung tikar karena bisnis itu tidak mendatangkan keuntungan.
ADVERTISEMENT
Kegagalan ini tentu saja tidak menyurutkan minat Zaky dalam berdiri di kakinya sendiri sebagai pengusaha. Setelah lulus kuliah, ia pulang ke kampung halamannya dan menemukan sebuah masalah.
Mendirikan bukalapak
Achmad Zaky, CEO dan Pendiri Bukalapak. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan).
Ketika pulang ke kampung halaman, ia sempat melihat suatu hal yang menurutnya menjadi masalah. Pedagang-pedagang di kampungnya masih saja memiliki pemasukan yang sama dari terakhir kali ia berada di kampung (tidak berkembang). Hal ini yang membuatnya tergerak untuk merintis sebuah E commerce bukalapak.
Saat itu Zaky sudah lulus dari ITB dan sempat mendapat beasiswa untuk belajar di Oregon State University, Amerika serikat, selama 2 bulan. Berkat ilmu dan pengalamannya sebagai marketing website di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultasi teknologi yang ia rintis, yaitu suitmedia, ia memulai langkahnya untuk merancang bukalapak.
ADVERTISEMENT
Bukalapak sendiri bertujuan untuk mempertemukan penjual dan pembeli di dalam sebuah sistem yang aman dan mudah seperti menggelar tikar untuk berjualan. Usaha ini tentu tidak dilakukan sendirian. Ia merintis bukalapak bersama dua orang kawannya di sebuah garasi yang berada di daerah Haji Nawi, Jakarta Selatan pada Tahun 2010.
Usaha Zaky untuk bisa menjadi pengusaha memang berat karena dirintis dari nol. Demi mencapai mimpinya, Zaky rela mengeluarkan modal dari uang pribadinya. ia dan kawan-kawannya juga harus tidur di kantor yang sebelumnya hanyalah garasi sempit.
Dalam tahap itu, tugas Zaky adalah mengajak orang-orang dan teman-teman di media sosialnya seperti facebook untuk bergabung dengan bukalapak. Ia juga berusaha untuk meyakinkan UMKM agar mulai beralih ke internet sebagai tempat untuk melakukan jual beli.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, upaya tersebut tidak memberikan peningkata untuk usaha yang ia rintis dengan susah payah ini. 99 persen pihak UMKM yang ia tawarkan menolak untuk bergabung dengan bukalapak.
Minimnya peningkatan dalam usaha yang dilakukan oleh Zaky ini tidak semata-mata membuat Zaky menyerah begitu saja. ia tetap konsisten untuk mempertahankan bukalapak hingga pada akhirnya mampu melewati masa-masa kelam itu.
Pihak-pihak yang ia ajak untuk bergabung seperti UMKM sedikit demi sedikit mulai bergabung dengan bukalapak. Butuh waktu 3 tahun bagi bukalapak untuk mengalami peningkatan yang signifikan.
Peningkatan ini kemudian dilirik oleh beberapa investor. Beberapa investor seperti 500 Startsups, Batavia Incubator, hingga SOFTBANK menaruh uang di perusahaan milik Zaky dan kawan-kawannya ini sebagai bentuk investasi. Bisnis yang bermodalkan Rp 80 ribu ini kemudian bisa berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Berkat kerja keras dan konsistensinya, bukalapak bisa menjadi startup kategori unicorn. Posisi ini mengartikan bahwa bukalapak sudah bisa memiliki valuasi USD 1 miliar.
Bukalapak yang tadinya hanya diisi oleh tiga orang ini kemudian memiliki ratusan karyawan dengan kemampuan di berbagai bidang yang menunjang perusahaan milik zaky ini.
Zaky yang datang dari keluarga sederhana pada akhirnya mampu memajukan dirinya juga UMKM sederhana dengan bukalapak. Oleh karena itu dia mendapatkan penghargaan Satyalancana Wira Karya yang diberikan langsung oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo pada Tahun 2016.
Meski sekarang sudah tidak lagi menjabat sebagai CEO di bukalapak, Zaky tetaplah menjadi sosok yang berjasa. Dia mampu menggunakan ilmu dan kemampuan yang dia miliki bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga orang banyak.
ADVERTISEMENT