Konten dari Pengguna

Perjalanan Gamer Warnet Jadi Orang Terkaya Berkat Free Fire, Hartanya Rp 200 T

18 Juni 2021 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Newscom
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Newscom
ADVERTISEMENT
Nasib hidup seseorang memanglah sebuah misteri. Kita tak pernah bisa menebak bagaimana masa depan seseorang hanya dari tampilan luar. Seperti halnya Forrest Li, si konglomerat pemilik Shopee dan Garena.
ADVERTISEMENT
Saat ini, dunia mengenal Li sebagai seorang taipan kaya asal Singapura yang punya banyak unicorn penguasa pasar Asia Tenggara. Forbes saja memasukkan namanya ke dalam daftar 50 orang terkaya Singapura.
Dalam daftar tersebut, Li menduduki peringkat ke-7 dengan total kekayaan bersih senilai 15,3 miliar dolar AS atau setara Rp 221,5 triliun (kurs: Rp 14.482). Di tingkat global, ia berada di peringkat 177 deretan orang terkaya dunia.
Asetnya melimpah, mulai dari perusahaan pengembang game kenamaan, Garena, hingga e-commerce paling diminati di Asia Tenggara, Shopee. Li lah yang menemukan dua raksasa bisnis online tersebut.
Selain Shopee dan Garena, ia juga punya korporasi besar yang juga sama-sama bergerak di dunia maya, yakni Sea. Sea atau SeaMoney merupakan aplikasi layanan dompet digital (e-wallet) yang menguasai pasar Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga bisnis itu saja, status sosialnya di Singapura benar-benar diperhitungkan kendati Li adalah seorang pendatang dari negeri China.
Kekayaan dan kesuksesannya sekarang tampak tidak sebanding dengan masa lalunya. Li merupakan putra asli Tianjin, China yang gemar mengulik barang-barang elektronik.
Ia kuliah di Universitas Shanghai sebelum melanjutkan pendidikan strata 2 di Stanford. Di Shanghai, Li punya kegemaran layaknya anak muda seusianya saat itu, yakni bermain game di warnet.
Seringkali ia bermain game hingga fajar terbit dan hari mulai pagi. Li seakan tak begitu memusingkan soal masa depannya yang penuh misteri. Ia bahkan tak peduli dengan uangnya yang boros digunakan untuk menyewa billing.
Namun siapa sangka, Li bukanlah seorang gamer konsumtif yang hanya memikirkan level di dalam game saja, melainkan juga turut memikirkan level dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Selama ini bermain game, diam-diam Li berpikir bahwa kenapa tidak dia saja yang membuat game-game online tersebut agar dimainkan oleh banyak orang di seluruh dunia?
Untungnya, background pendidikan Li memang dekat dengan dunia Teknologi Informasi. Seiring berjalannya waktu, ia mulai menririkan sebuah perusahaan pengembang bernama Garena.
Tidak butuh waktu lama, Garena mulai banyak diperhatikan publik usai melakukan pembelian game online paling pertama, yakni Point Blank.
Lebih lanjut dari itu, Garena juga memiliki game Free Fire atau FF di bawah naungannya. Seperti kita tahu, FF kini sedang jadi primadona para gamers. Jelas saja jika keuntungan yang didapat Li sangatlah besar.
Kendati demikian, ternyata Garena dijual juga ke pihak lain. Lj kini tak lagi punya aset terbesar di perusahaan pengembang game tersebut. Ia hanya kebagian 20 persen saham di Garena.
ADVERTISEMENT