Perjalanan Muhammad Sadad Dirikan Erigo, Pernah Rugi Puluhan Juta

Konten dari Pengguna
26 Maret 2021 13:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muhammad Sadad Founder Erigo Store/Instagram/@sadadd
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Sadad Founder Erigo Store/Instagram/@sadadd
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini kabar cukup viral terdengar dari brand fashion asal Indonesia yang masuk iklan di salah satu billboard New York, Amerika Serikat di Time Square.
ADVERTISEMENT
Brand fashion asli Indonesia tersebut adalah Erigo Store. Bagi sebagian pecinta fashion, Erigo memang tak asing lagi melalang buana menjadi pilihan produk fashion masyarakat Indonesia.
Kabar menggembirakan tersebut membawa kilas balik perjalan sang founder Erigo membangun brand fashionnya. Siapa sangka ia pernah mengalami berbagai jatuh bangun merintis usaha fashionnya tersebut hingga sukses saat ini go internasional.
Ia adalah Muhammad Sadad, pria asal Aceh ini mulai memiliki minat dalam bisnis saat duduk di bangku SMA. Minat bisnisnya memang mulai menggebu saat berada di bangku kuliah. Ia seringkali menempa diri agar bisa berjualan.
Ia bahkan sering menjual apa pun dengan memutar uang hasil tabungannya dan pinjaman dari teman-temannya. Selanjutnya, saat berada di bangku kuliah semester 7 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sekitar tahun 2012 ia memberanikan membuka usaha fashionnya bersama rekannya.
ADVERTISEMENT
Bahkan saat itu Sadad tidak menyelesaikan bangku kuliahnya karena lebih berminat dalam bidang bisnis fashion yang ia tekuni. Awal mula bisnis pakaiannya memiliki nama brand Selected & Co. bermodalkan kocek yang tidak sedikit, ia pun membawa modal Rp 50 juta untuk menbangun brand fashion tersebut.
Tekad bisnisnya sangat kuat ia pun mulai berbelanja bahan untuk memproduksi pakaian. Bisnis berjalan ia mulai merasakan bahwa bisnis adalah tidak mudah. Ia berpikir bahwa untuk memenangkan persaingan industri busana, tak hanya bermodalkan kualitas tapi juga konsep yang konsisten dan kuat.
Pada tahun 2010 produk fashion Selected & Co diluncurkan dan hanya bertahan selama enam bulan karena cukup sepi peminat. Pada tahun 2013 Ia pun mengganti brandnya dengan mama Erigo dan mengubah seluruh konsep produknya menjadi batik.
ADVERTISEMENT
Walaupun ia telah mengubah nama brandnya tapi sayang usahanya kali ini masih kurang mendapat sambutan pasar. Padahal, ia pun sempat berinvestasi tak sedikit pada Erigo untuk melakuka pemotretan di Singapura.
Tekad bisnisnya memang sangat kuat, ia tak menyerah. Pria kelahiran 15 Juni 1990 tersebut berinovasi menjajaki konsep lain. Erigo pun mengusung konsep travelling dengan tema street style. Ia pun tak tanggung-tanggung melakukan pemotretan di Jepang dan merogoh kocek cukup dalam.
Ia pun sempat memiliki utang yang menumpuk karena mengembangkan bisnisnya. Itulah yang membuat dirinya tak menyelesaikan bangku kuliah dan lebih fokus pada bisnis yang ia jalani. Sadad kemudian terus berusaha mengembangkan bisnis dalam skala besar dengan meminjam berbagai modal usaha.
ADVERTISEMENT
Dalam segi pemasaran Erigo di awal, Sadad mengandalkan pemasaran online dan offline. Untuk offline ia mencoba membuka pameran di berbagai bazar hingga negeri jiran. Tetapi, lagi-lagi ia menemukan masalah yaitu kelemahan dalam sistem pameran.
Untuk sistem pameran yang ia gunakan memiliki kelemahan yaitu biaya operasional yang lebih tinggi karena harus menyewa lapak pada penyelenggara dan sekaligus memberikan diskon. Akibatnya, Sadad seringkali mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Hal tersebut terlihat pada pameran di Malaysia yang memakan biaya operasional hingga Rp 25 juta tetapi penjualan hanya mencapai Rp 5 juta. Pameran yang ia adakan di berbagai kota Indonesia juga sering mengalami kerugian karena faktor biaya operasional yang lebih tinggi.

Berkembangnya Erigo

Sadad pun terus tidak menyerah mencoba terus mengembangkan usahanya dengan mengikuti berbagai pameran. Walaupun dalam sisi marjin jualan di pameran memang lebih tipis, tapi volume terdongkrak. Hingga dalam setahun Erigo dapat menjual 100 sampai 120 ribu potong pakaian dengan harga produk mulai dari Rp 130 ribu sampai Rp375 ribu.
Muhammad Sadad Fouder Erigo Store/Instagram/@sadadd
Berkat kegigihannya dan pantang menyerah, pada tahun 2015 lalu Erigo berhasil meraup omzet hingga Rp 22 miliar. Erigo terus berkembang dan pada tahun 2020 mulai bekerja sama dengan salah satu e-commerce paling populer di Indonesia yaitu Shopee.
ADVERTISEMENT
Sadad kini tak hanya berhasil meraup milliaran rupiah dari bisnis fashion Erigo, tapi juga senang dan bersyukur karena produk asli Indonesianya merambah go internasional. Baru-baru ini Erigo pun menjadi salah satu produk Indonesia yang berhasil memasang iklan di Time Square, New York.
Sebuah kebanggan tersendiri produk lokal dapat mendunia. Bahkan Menparekraf Sandiaga Uno melontarkan kebanggaan dan pujiannya terkait produk asli Indonesia tersebut yang berhasil mendunia.
“Bangga!!! Bisa melihat produk ekonomi kreatif Indonesia mendunia. Gak tanggung-tanggung pasang iklannya di Times Square, sebuah area di Kota New York yang menjadi pusat pariwisata & ekonomi kreatif” tulis Sandiaga.