Perjuangan Jo Malone di Balik Kesuksesan Bisnis Parfum Legendaris

Konten dari Pengguna
19 Oktober 2021 13:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Joanne Lesley Malone (Foto: Instagram @jolovesofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Joanne Lesley Malone (Foto: Instagram @jolovesofficial)
ADVERTISEMENT
Jiwa wirausaha seseorang dapat muncul sejak kecil, hal ini yang terjadi pada pendiri parfum legendaris dunia Jo Malone. Ia adalah Joanne Lesley Malone, seorang peracik parfum dari Inggris yang mendirikan perusahaan Jo Malone London dan Jo Loves.
ADVERTISEMENT
Nama Jo Malone mungkin terdengar tidak asing, parfum kenamaan dunia ini sudah menjadi andalan bagi banyak orang. Saking ramai peminat, tak heran kerap kali ditemukan produk KW atau palsu.
Bisnisnya berawal di tahun 1983, Malone yang saat itu berusia 21 tahun menciptakan wewangian dan lilin aromaterapi untuk Jo Malone London dari dapurnya. Kemudian ia membuka toko pertamanya di London pada tahun 1994.
Meski terdengar sederhana, di balik kesuksesannya ini seorang Jo Malone diketahui memiliki gangguan disleksia. Dulu, ia seringkali direndahkan oleh gurunya sendiri yang bilang bahwa Jo tidak bisa menjadi apa-apa.
Jo terpaksa berhenti sekolah karena tak kuat, namun sejak itu ia justru membuktikan bahwa dirinya punya satu hal yang dibanggakan, yaitu penciuman. Jo sangat menyukai wangi-wangian dan membuat sesuatu dari kesukaannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Jo terbilang jenius dalam hal ini, penciumannya sangat tajam. Suatu hari ia pernah membantu ibunya untuk mencampur krim dan pewangi untuk klinik skincare milik sang Ibu. Meski tak bisa membaca label di kemasan, ia bisa mengingat bau dan bahannya.
Di usia 21 tahun, ia mencoba untuk membuat wangi-wangian sendiri. Hanya bermodal 4 teko plastik dan 2 panci saja ia bisa menghasilkan produk krim kulit dan dibeli 12 orang pertama.
Produk parfum dari Jo Loves (Foto: Instagram @jolovesofficial)
Dikutip dari Forbes, baginya wangi-wangian tak hanya sekedar memberikan ide dalam kepalanya. Ia merasa kreativitasnya meningkat dengan mencium wangi-wangian.
Setelah 5 tahun berbisnis sendiri, ia memutuskan untuk menjual perusahaan Jo Malone London ke Estée Lauder Companies. Ia pun direkrut menjadi Direktur Kreatif sampai akhirnya keluar dari perusahaan pada tahun 2006.
ADVERTISEMENT
Kemudian, karena perjanjian non-persaingan yang ditandatangani dengan Estée Lauder, Malone dicegah untuk meluncurkan merek wewangian atau perawatan kulit baru selama lima tahun.
Di tahun 2011 ia mendapat dorongan untuk terus berkecimpung dalam bisnis ini. Akhirnya ia meluncurkan merek parfum sendiri yang dikenal dengan Jo Loves.
Tak butuh waktu lama, Jo Loves langsung dicintai. Hingga kini memiliki nilai aset EUR 3 juta atau senilai dengan Rp 49,2 miliar. Tak hanya parfum, ia pun meluncurkan sabun mandi, perawatan tubuh, dan lilin aromaterapi.