Pernah Ditolak karena Kurang Tinggi, Kevin Kini Jadi Atlet Berharta Rp 11 Miliar

Konten dari Pengguna
12 September 2020 12:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kevin Sanjaya Sukamuljo (Foto: PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Kevin Sanjaya Sukamuljo (Foto: PBSI)
ADVERTISEMENT
Sosok Kevin Sanjaya Sukamuljo pasti sudah dikenal banyak pecinta bulutangkis tanah air. Berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon, ia menorehkan berbagai prestasi cemerlang bagi dunia bulutangkis Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejak mencapai ranking tertinggi di sektor ganda putra 16 Maret 2017 lalu, pasangan The Minions itu kokoh menjadi pasangan ganda putra terbaik di dunia hingga sekarang. Namun, prestasi ini tidaklah mudah dicapai oleh Kevin.
Untuk mendapatkan ini semua, atlet kelahiran 1995 itu harus dihadapkan pada jalan yang terjal. Lahir di Banyuwangi, Kevin kecil sudah berlatih bulutangkis sejak usia 4-5 tahun. Pada tahun 2006, ia mencoba mengikuti seleksi Beasiswa Djarum Bulutangkis di Kudus.
Namun, kemampuannya saat itu masih belum mumpuni. Ia dianggap memiliki tubuh yang terlalu kecil untuk bisa menjadi pemain hebat. Kevin juga dianggap tak memiliki potensi. Ia gagal dan tidak dapat melanjutkan seleksi tersebut.
Penolakan itu lantas tidak menyurutkan semangat Kevin untuk menjadi pemain bulutangkis yang hebat. Peristiwa itu justru menjadi dorongan kuat untuk terus berlatih. Kevin rela berlatih di daerah Jember yang jaraknya hampir 3 jam perjalanan dari rumah.
ADVERTISEMENT
Bermodal hasil dari latihan itu, Kevin percaya diri untuk mengikuti seleksi tahun berikutnya. Meski hampir saja ditolak dengan alasan yang sama, namun ia beruntung dapat diterima berkat mata jeli dari Fung Permadi.
Kevin Sanjaya saat masih kecil (Foto: pbdjarum.org)
Fung yang menjadi salah satu juri terhadap peserta seleksi waktu itu melihat Kevin sebagai pemain yang berpotensi. Ia tahu kemana lawan akan menempatkan bola. Selain itu, Kevin juga memiliki akurasi yang baik saat menyerang. Atas penilaian itu, Kevin akhirnya lolos seleksi dan masuk ke PB Djarum pada tahun 2007.
Diterimanya Kevin di program beasiswa tersebut tak membuat perjalanannya mudah. Saat itu, Kevin ditempatkan di sektor tunggal putra. Selama dua tahun berlatih, Kevin tidak menunjukkan progres yang menjanjikan.
Memang, Kevin yang saat itu masih berusia 12 tahun belum bisa konsisten dalam permainannya. Terlebih, dia sejak kecil tidak bisa diam. Meski begitu, sikap ini membuatnya lincah bermain di lapangan. Hal tersebut juga terbukti dengan aksi tengil yang kerap dikeluarkan Kevin saat ia sudah menjadi atlet profesional.
ADVERTISEMENT
Kemandekan perkembangan Kevin itu membuat seorang pelatih bernama Ade Lukas diutus ke Kudus untuk menimbang kemampuannya. Seperti halnya Fung, Ade juga melihat skill yang langka dari seorang Kevin. Menurutnya, Kevin memiliki pukulan khas.
Kemudian, di bawah arahan Ade, Kevin menunjukkan kualitas dirinya hanya dalam setahun. Ia kemudian dipindahkan ke sektor ganda. Setelah menunjukkan kualitasnya, Kevin akhirnya dilatih oleh Sigit Budiarto, mantan pemain ganda putra hebat Indonesia. Melalui mata Sigit, Kevin tidak hanya mempunyai skill, tapi juga mental di atas rata-rata.
Kevin lalu diberikan kesempatan untuk memulai karirnya sebagai pemain bulutangkis profesional. Prestasinya mulai terlihat ketika ia menjadi runner-up Singapura Internasional bersama dengan Lukhi Apri Nugroho pada tahun 2011.
Selain itu, Kevin juga berhasil menyabet medali perak di ajang World Badminton Junior Championship 2014 berpasangan dengan Masita Mahmudin. Setelah berganti pasangan dengan Selvanus Geh, Wahyu Nayaka, Arya Maulana, hingga Alfian Eko, Kevin akhirnya berpasangan tetap dengan Marcus Gideon.
ADVERTISEMENT
Tak disangka, berpasangan dengan Marcus membuat mereka menjadi pasangan ganda putra terkuat yang banjir prestasi. Kevin dan Marcus kemudian banyak memenangkan titel bergengsi seperti juara Indonesia Open Super 1000, China Open Super 1000, dll.
Pencapaian ini membuat Kevin dan Marcus masuk dalam daftar Forbes “30 Under 30” Asia 2020 dalam bidang olahraga & hiburan. Menurut catatan Badminton World Federation, prestasi yang ditorehkan Kevin hingga saat ini membuatnya mendapatkan pendapatan sebesar 822,375 dolar AS atau setara dengan Rp 11,5 miliar.