Pernah Hidup Susah hingga Mau Diadopsi, Ini Perjalanan Hidup Tung Desem Waringin

Konten dari Pengguna
2 Januari 2021 13:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tung Desem Waringin. Foto: Facebook/@tungdesemwaringin.tdw
zoom-in-whitePerbesar
Tung Desem Waringin. Foto: Facebook/@tungdesemwaringin.tdw
ADVERTISEMENT
Sebagian besar masyarakat Indonesia tentu saja sudah tak asing lagi mendengar nama Tung Desem Waringin. Pengusaha sukses Indonesia ini dikenal juga sebagai motivator bisnis serta ahli marketing.
ADVERTISEMENT
Untuk dapat mengundang Tung Desem Waringin, kita perlu memberikan honor sebesar Rp 100 juta per jam. Kesuksesannya ini diraih berkat kerja keras dan ketekunan yang ia lakukan selama ini.
Dengan kesuksesannya tersebut dan pundi – pundi uang yang telah ia kantongi siapa sangka, pengusaha sukses ini dulunya berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, Tung Desem Waringin sempat akan diadopsi oleh orang lain.
Pria kelahiran Solo ini merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Kondisi perekonomian keluarga ini sedang tidak baik, ketika sang Ibu tengah mengandung Tung. Ibunya bangkrut, sehingga tidak mampu membayar biaya rumah sakit.
Rupanya, sejak dalam kandungan dirinya sudah akan diadopsi oleh orang lain. Hal ini terkait dengan perekonomian keluarga saat itu. Terlebih orang tua mereka harus menghidupi kelima anaknya ini.
ADVERTISEMENT
Namun karena terlahir dengan wajah yang jelek, orang tua yang hendak mengadopsinya menjadi ragu. Hingga akhirnya, Tung tidak jadi diadopsi oleh orang kaya tersebut.
"Jadi saking jelek nya itu, jadi pada waktu itu harusnya saya ditebus oleh orang kaya tadi yang saya dikasihkan orang tadi kemudian lihat saya jelek, dia langsung ragu. Bayinya kok jelek banget, jadi enggak mau," ucapnya dalam channel YouTube Boy William, Sabtu (31/10).
Karena kondisi keuangannya itu, Tung juga terancam tak bisa sekolah saat masih di bangku SD. Saat itu, ayahnya bahkan sempat mengumpulkannya bersama keempat saudaranya untuk berdiskusi bagaimana caranya agar toko milik sang ayah ramai.
"Pada waktu saya SD itu, umur 9 tahun dikumpulin Papa saya. Dikumpulin Papa saya lima bersaudara ditanya begini, 'Tolong dipikirkan gimana supaya tokonya ramai. Karena kalau sepi, Papa tidak bisa sewa lagi. Kalau enggak bisa sewa, Papa tokonya tutup. Kalau tutup, kamu enggak bisa sekolah, kamu enggak bisa makan'," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menjadi titik balik bagi Tung muda. Sejak saat itu ia bertekad untuk menjadi orang sukses di kemudian hari.
Tung mengenyam pendidikan di salah satu universitas negeri di Solo dengan jurusan Ekonomi. Setahun setelahnya Tung mencoba kembali untuk mengikuti tes masuk universitas. Karena kepintaran dirinya, Tung diterima masuk di universitas yang sama dengan jurusan Hukum.
Ketika tiba waktu magang, Tung memilih untuk magang di kantor notaris. Namun setelah dijalani, notaris bukanlah panggilan hidupnya. Tung memutuskan untuk masuk LBH (Lembaga Bantuan Hukum) dengan harapan menjadi pengacara. Namun Tung merasakan keresahan karena harus mengurusi permasalahan orang.
Tung merupakan mahasiswa teladan di Fakultas Hukum, karena telah menjuarai lomba Karya Tulis Ilmiah, dan lomba Cepat Tepat P4.
ADVERTISEMENT
Usai menyelesaikan kuliahnya, Tung mencoba melamar pekerjaan di Astra. Namun sayang, lamarannya tersebut diabaikan. Tak patah semangat, Tung akhirnya mencoba melamar di bank BCA. Dengan melalui proses wawancara dan 8 kali tes, Tung akhirnya diterima untuk bekerja di BCA pada bagian Management Development Program.
Gaji pertama yang ia peroleh senilai Rp 600 ribu. Setengah dari gaji tersebut Tung berikan kepada orang tuanya. Karier pekerjaannya di BCA terus meningkat seiring perkembangan waktu.
Kini, Tung berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi sukses. Bahkan Tung membagikan pengalamannya dengan menjadi seorang motivator bisnis.
Tung Desem Waringin merupakan pelatih sukses no 1 Indonesia versi majalah SWA dan merupakan seorang penulis buku Financial Revolution dengan penjualan buku yang memecahkan rekor Muri yaitu dengan membagi-bagikan uang dalam marketingnya. Peristiwa itu membuat jagat media Tanah Air geger lantaran rata-rata media memasang headline dengan sebutan "Hujan Uang Terjadi di Banten".
ADVERTISEMENT
(AAG)