Profil Ma Huateng, Konglomerat Game dan Raja Bisnis Asal China

Konten dari Pengguna
24 Mei 2022 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ma Huateng, CEO Tencent. Foto: Bobby Yip/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ma Huateng, CEO Tencent. Foto: Bobby Yip/Reuters
ADVERTISEMENT
Ma Huateng adalah raja bisnis China, insinyur, investor, filantropis, dan pengusaha yang paling dikenal sebagai salah satu pendiri dan CEO salah satu perusahaan paling berharga di Asia yaitu Tencent.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan internet dan teknologi terbesar di dunia serta konglomerat game dan hiburan terbesar. Tencent Holdings bahkan menempati peringkat di antara bisnis terbesar di negara itu berdasarkan kapitalisasi pasar.
Berkat bisnis teknologinya itu, Ma Huateng masuk dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia pada 2007, 2014, dan 2018 oleh Time. Selain itu ia juga masuk dalam jajaran pengusaha top di dunia pada tahun 2017 oleh Fortune.
Pengusaha yang biasa dikenal dengan dana Pony Ma ini lahir di Badagang, Guangdong (sekarang Kota Dongfang), China, pada 29 Oktober 1971. Ia dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya, Ma Chenshu, pindah ke Shenzhen untuk bekerja sebagai manajer pelabuhan ketika Huateng masih sangat muda.
ADVERTISEMENT
Ma menyelesaikan sekolahnya di sana dan menemukan minat yang besar pada teknologi komputer. Ma akhirnya memutuskan untuk mendaftar di Universitas Shenzhen pada tahun 1989. Ia belajar ilmu komputer dan lulus dengan gelar BS pada tahun 1993. Setelah lulus kuliah, Ma mulai bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi bernama China Motion Telecom Development (CMTD).
CMTD terlibat dalam penyediaan layanan dan produk komunikasi dan pekerjaan Ma di perusahaan itu adalah pengembangan perangkat lunak yang disebut pager. Karena penghasilannya kurang dari USD 200 sebulan, Ma kemudian meninggalkan perusahaan dan bekerja di departemen Litbang di perusahaan internet dan telekomunikasi lain untuk sementara waktu.
Bersamaan dengan pekerjaan tersebut, ia juga terus memperbesar ide untuk memulai perusahaannya sendiri dan menghubungi empat teman sekelasnya di kampus untuk mewujudkan impian bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1998 Ma akhirnya mendirikan Tencent bersama keempat temannya tersebut dengan pendanaan awal melalui pemodal ventura. Terinspirasi dari ICQ sebuah layanan pesan instan pertama di dunia, ia pun ingin membuat hal serupa untuk pangsa pasar China.
Ma Huateng, CEO Tencent. Foto: Bobby Yip/Reuters
Pada Februari 1999, Ma secara resmi meluncurkan OICQ, sebuah layanan pesan instan. Tak lama setelah diluncurkan, OICQ menghadapi gugatan dari ICQ. Dengan demikian, namanya diubah menjadi QQ. Namun, perusahaan itu pada awalnya tidak sesukses yang diperkirakan, tidak ada keuntungan dalam 3 tahun pertama.
Meskipun kinerja perusahaan tidak sebaik (karena OICQ ditawarkan secara gratis), produk ini langsung menjadi hit di kalangan orang-orang China. Mengalami pertumbuhan yang cukup besar, kemudian perusahaan tersebut mencari lebih banyak investor untuk menanggung biaya operasionalnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya perusahaan itu memperluas operasinya dan portal perusahaan itu sendiri, diluncurkan pada tahun 2003. Dalam setahun, kesuksesan Tencent melonjak pesat. Perusahaan itu menjadi penyedia layanan pesan instan terbesar pada tahun 2004, dengan 74 persen saham di pasar China. Pasar saham Hong Kong mendaftarkan Tencent dan berhasil meraup USD 200 juta, menjadikan Ma salah satu pengusaha Cina terkaya.
Beberapa tahun berikutnya Ma menemukan banyak ide segar salah satunya game online dan memperkuat pengaruh perusahaan. Bagian terbesar dari keuntungan Ma berasal dari video game online yang telah menjadi pasar utama di tahun 2010-an, karena akses internet menjadi lebih mudah saat itu.
Tencent Games, sebuah divisi Tencent, bekerja untuk pengembangan video game di bawah Tencent Interactive Entertainment. Didirikan pada tahun 2003, Tencent Games menjadi perusahaan video-game terbesar di dunia pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Selain menjalankan divisi game sendiri, Tencent menduduki saham besar di banyak perusahaan game lain, seperti Grinding Gear Games, Riot Games, Miniclip, dan Supercell.
Berdasarkan laporan Forbes 2022 Ma Huateng berada di urutan ke 34 orang terkaya di dunia yang memiliki kekayaan bersih sebesar USD 37,2 miliar atau setara dengan Rp 545 triliun. Konglomerat game ini dikenal sebagai pengusaha China dengan sosok low profile dan pemalu.