Profil Orang Sukses: Arash Ferdowsi, dari Dropout ke Dropbox

Konten dari Pengguna
25 Februari 2021 23:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arash Ferdowsi, co-founder Dropbox. Foto: The Kansas City Star.
zoom-in-whitePerbesar
Arash Ferdowsi, co-founder Dropbox. Foto: The Kansas City Star.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Arash Ferdowsi adalah seorang pengusaha yang merupakan co-founder dan Ex-Chief Technology Officer (CTO) Dropbox, sebuah aplikasi layanan penyimpanan data secara online. Siapa sangka, dia adalah mahasiswa Ilmu Komputer Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang dropout.
ADVERTISEMENT
Ferdowsi dropout pada 2007, yang mana merupakan tahun terakhirnya di MIT. Ia memilih untuk meninggalkan kuliahnya setelah diajak bekerja sama oleh rekannya Drew Houston, yang juga merupakan mahasiswa ilmu komputer MIT untuk memulai sebuah proyek bisnis start-up.
Ferdowsi, yang minim pengetahuan perihal start-up dipercaya oleh Drew untuk mendukungnya mengerjakan proyek tersebut. Kelak, proyek inilah yang melahirkan Dropbox.
Arash Ferdowsi lahir pada 7 Oktober 1985. Ia merupakan keturunan imigran Iran-Amerika. Ferdowsi kecil sudah tertarik dengan dunia pemrograman karena sudah dikenalkan sistem program Q-basic sejak menginjak bangku Sekolah Dasar oleh ayahnya. Dia benar-benar sangat menyukai komputer dan programming.
Oleh sebab itulah ia memutuskan untuk berkuliah di MIT, meskipun setelah 3 tahun berkuliah ia memilih dropout demi fokus berkarier. "Tidak ada keraguan dalam benak saya bahwa saya harus masuk ke sana (MIT)," ujarnya saat itu.
ADVERTISEMENT
Namun, ia dropout bukan tanpa membawa bekal apapun. Selama 3 tahun tersebut, Ferdowsi sangat giat belajar. Salah satu yang ia sangat sukai adalah tentang algoritma. Ilmu inilah yang nantinya berguna dalam membantu Drew Houston dan timnya mengembangkan Dropbox.
Pengerjaan proyek tersebut bermula pada Juni 2007 di sebuah ruangan sempit di Cambridge yang disulap menjadi sebuah kantor. Pengerjaan selalu berlangsung dari siang hari hingga matahari terbit kembali, dilakukan oleh mereka berdua bersama beberapa orang tim.
"Saya pikir, kami mulai seperti perusahaan teknologi pada umumnya saat memulai perusahaannya. Hanya beberapa orang dari tim yang sedang melakukan proses coding di ruangan yang gelap, kami hanya terus menundukkan kepala dan membangun sesuatu," kenang Drew.
ADVERTISEMENT
Pada September 2007, barulah Ferdowsi memindahkan Dropbox ke San Francisco. Dropbox mengalani peningkatan modal ventura hingga 7,2 juta dolar AS atau setara 100 milyar Rupiah dari Sequoia capital, Accel Partners, Y combinatory, dan beberapa investor individual.
Produk yang berawal dari ide Drew Houston yang saat kuliah sempat lupa membawa flashdisk ini sukses di pasaran. Disamping banyaknya aplikasi serupa yang menjadi kompetitor, Dropbox memiliki keunggulannya tersendiri, seperti fitur dan akses yang relatif besar dan banyak, penggunaan sistem operasi yang tidak ditentukan dan variatif bagi pengguna gadget apapun.
Pada 2017, Drew dan Ferdowsi membawahi 50 karyawan. Pemasaran dilakukan dengan sedikit iklan, lebih fokus kepada cara saling ajak antar pengguna. Dropbox menggunakan program rujukan yang membebaskan pengguna untuk mengundang calon pengguna baru.
ADVERTISEMENT
Pengguna Dropbox sendiri meliputi banyak kalangan, selama ada gadget, mereka dapat dengan mudah menggunakan Dropbox. Penggunanya pun beragam, baik perorangan, kelompok usaha, baik kecil maupun besar, salah satunya adalah Red Bull.
Saat itu pula, Dropbox memiliki valuasi sebesar 57 triliun Rupiah. Perusahaan yang berasal dari ide yang muncul dari hal sepele, dimulai di ruangan kecil, dan dikerjakan dari matahari terbit hingga terbit kembali telah berkembang pesat dan memiliki ratusan juta pengguna.
Ferdowsi sendiri, berkat kesuksesan Dropbox berhasil menjadi milyarder di usia yang relatif muda, 27 tahun. Di saat itu, total kekayaannya mencapai 4,1 Triliun rupiah. Pada tahun 2016, Ia berhasil menyabet gelar 2016 America's Richest Entrepreneurs Under 40.
Pada Oktober 2016, Ferdowsi yang merupakan partner Drew Houston dalam mendirikan Dropbox, resmi meninggalkan jabatannya sebagai Chief Technology Officer perusahaan. Itu juga saat dimana Dropbox beralih menjadi aplikasi bisnis.
ADVERTISEMENT
Kisah Ferdowsi menjadi pelajaran tersendiri bahwa gelar kuliah bukanlah penentu kesuksesan seseorang. Namun, mempelajari dengan baik apa yang ada di kuliah sangatlah membantu perjalanan karier seseorang.