Rajin Belajar di Warnet Buat Tyovan Masuk Daftar Pemuda Tersukses di Asia

Konten dari Pengguna
18 Mei 2020 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tyovan Ari Widagdo menyukai internet sejak kecil. Sekarang, itu telah mengantarkannya pada banyak pencapaian.
Seorang pemuda datang dari sebuah desa kecil di Wonosobo, Jawa Tengah. Sejak kecil hingga SMA, ia tak pernah bepergian jauh. Masa remajanya habis digunakan sebagaimana anak seusianya, bermain dan bersekolah. Di masa itu pula, ia sering pergi ke warnet dengan tarif 7000 rupiah per jam. Di warnet, ia bermain game dan melakukan browsing di internet. Kegemaran itu membuatnya penasaran tentang seluk-beluk teknologi.
ADVERTISEMENT
Pemuda itu ialah Tyovan Ari Widagdo. Kecintaannya terhadap teknologi mulai tumbuh sejak kecil. Bagi Tyovan kecil, 7000 rupiah ialah jumlah yang lebih banyak dari uang saku hariannya. Karena hal tersebut, untuk tetap bisa berinternet, ia mulai meretas tagihan warnet. Semua kemampuan itu ia peroleh secara otodidak.
Hobi Tyovan pergi ke warnet tetap bertahan hingga dewasa. Hal itu membuat ia semakin dekat dengan teknologi. Pada suatu hari, ketika Tyovan mengetik “Wonosobo” di mesin pencarian Google, ia tak menemukan hasil apapun. Informasi tentang kota tempat ia lahir dan tumbuh dewasa itu tak lebih dari penjelasan singkat dari Wikipedia.
Dilatarbelakangi kejadian itu, Tyovan lalu mengembangkan portal www.ewonosbo.com yang berisi berita khusus tentang Wonosobo. Semua itu dilakukan Tyovan dengan komputer warnet, mengingat keadaan keluarga yang pas-pasan tak mengijinkannya mempunyai komputer sendiri. Dari portal itu, Tyovan lalu memasang iklan dan mendapatkan penghasilan sendiri. Sejak itu, Tyovan dianggap sebagai ahli IT di daerahnya. Saat itu ia baru duduk di bangku SMA.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kegemaran Tyovan pada IT mengantarkannya pada hal lain. Sebagaimana yang kita tahu, seluruh proses operasi di komputer maupun internet menggunakan bahasa Inggris. Hal itu membuat Tyovan terpaksa membawa kamus setiap pergi ke warnet sejak kecil. Saban menemui kata yang tak ia pahami, Tyovan lalu mencari arti kata itu dalam kamus. Ia melakukan itu bertahun-tahun. Alhasil, pergi ke warnet, selain membuat Tyovan akrab dengan teknologi, juga memaksanya mempelajari bahasa Inggris.
Meskipun begitu, kemahiran Tyovan dalam bahasa Inggris tak meningkat dari waktu ke waktu. Perkembangan berbahasanya hanya berkutat dalam banyaknya kosakata. Saat hendak menyelesaikan skripsinya di Binus, ia juga mengalami kesulitan yang sama.
Dilatarbelakangi keinginannya untuk segera lulus, di samping juga kemahirannya dalam hal IT, Tyovan mulai memikirkan cara untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia lalu membuat sebuah startup tempat belajar bahasa asing yang mudah dan terjangkau bagi semua kalangan. Aplikasi itu ia namai Bahaso. Singkatnya, dengan Bahaso, Tyovan mencari jalan keluar atas kesulitan yang ia hadapi sendiri sekaligus membantu orang lain.
ADVERTISEMENT
Bahaso dikembangkan Tyovan dari nol. Di awal pendiriannya, Tyovan merekrut teman-temannya yang mahir berbahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu, startup itu tumbuh dengan pesat. Bahaso secara resmi lalu menggandeng FIB UI guna memberikan sertifikat bahasa bagi para penggunanya.
Pada 2017 lalu, aplikasi besutan Tyovan ini berhasil meraih 30 Under 30 Forbes Asia. Pengguna Bahaso tak hanya dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri, semisal TKI yang bekerja di Dubai dan Hong Kong. Layanan yang disediakan pun juga variatif, mulai dari layanan gratis hingga berbayar, yang tarifnya jauh lebih murah dari kursus bahasa konvensional.
Kini, Bahaso menjadi startup kursus bahasa Inggris terbesar di Indonesia. Di samping meraih 30 Under 30 Forbes Asia, Bahaso juga mewakili Indonesia dalam ITU Telecom World pada September 2019 di Budapest, sebuah ajang inovasi di bidang TIK yang dihadiri 193 negara anggota dan lebih dari 700 entitas sektor swasta.
ADVERTISEMENT
Dari pengalaman Tyovan, kita belajar banyak soal keterbatasan dan peluang. Meskipun tumbuh sebagai penduduk desa yang sederhana, dilatarbelakangi usaha dan passionnya di bidang IT, lewat Bahaso ia berhasil memberi solusi bagi dirinya sendiri dan banyak orang. Tak hanya itu, ia juga telah telah mengharumkan nama bangsa.