Resign dari PNS, Ini Kisah Bos Ayam Bakar Wong Solo yang Sukses karena Dermawan

Konten dari Pengguna
28 April 2020 11:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puspo Wardoyo. Foto: 101red.com
zoom-in-whitePerbesar
Puspo Wardoyo. Foto: 101red.com
ADVERTISEMENT
Ketika kebaikan dibalas dengan kebaikan, hal itu ternyata dialami langsung oleh pengusaha asal Solo yang cabang restorannya sudah tersebar di berbagai wilayah Indonesia hingga Malaysia.
ADVERTISEMENT
Puspo Wardoyo, pemilik rumah makan Ayam Bakar Wong Solo nyatanya mempunyai kisah unik dalam membangun bisnis hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang.
Pria berusia 53 tahun ini, sudah menjalani bisnis kuliner selama 34 tahun. Ia lahir dari keluarga yang sederhana dan memiliki 7 orang saudara.
Sejak kecil ternyata Puspo sudah giat dalam hal berdagang membantu orang tuanya untuk berjualan daging ayam. Pagi-pagi selepas sholat subuh, ia mulai membersihkan ayam dan mulai untuk menjualnya di sekitar kampus UNS, namun pekerjaan tersebut tak lantas membuatnya lupa diri untuk tetap menjalankan kewajiban utama, yakni sekolah.
Puspo pun berhasil menyelesaikan jenjang SMA dan melanjutkan kuliah di Universitas Sebelas Maret, Solo.
Setelah lulus, ia pun diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan guru pendidikan seni di SMA Negeri 1 Blabak Mutilan.
ADVERTISEMENT
Mempunyai pekerjaan tetap dan prospek kedepan yang cerah nyatanya tak menghilangkan rasa penasaran Puspo untuk punya usaha sendiri.
Lantas karena minatnya mulai hilang di pekerjaan tersebut, ia pun memutuskan untuk berhenti dan merelakan jabatan saat itu. Tanggapan keluarga saat itu tentu saja kecewa, namun karena tekadnya sudah bulat Puspo pun berusaha untuk meyakinkan keluarga jika itu keputusan terbaik yang ia pilih.
Setelah resign, ia mencoba untuk menjadi pedagang ayam bakar di sekitar pasar tradisional Kleco, Solo pada 1986. Tidak lama dari pekerjaan barunya tersebut, ia bertemu dengan perantau dari Medan yang berkata jika jualan makanan di kota tersebut prospeknya sangat tinggi karena laku keras, apalagi ayam bakar yang notabennya masih jarang ditemui.
ADVERTISEMENT
Dari sana lantas Puspo melihat peluang yang baik untuk usaha ayamnya, ia kemudian menyerahkan bisnis ayam bakarnya di Solo kepada kerabat kemudian keluar dari zona nyaman dengan berangkat ke Medan.
Tak langsung sukses di Medan, ia mencoba kembali peruntungannya menjadi guru selama 3 tahun untuk mengumpulkan modal usaha.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, tak berselang lama ia malah bertemu dengan Rini Purwati yang menjadi istrinya hingga sekarang.

Membuka Ayam Bakar Wong Solo

Gerai Ayam Bakar Wong Solo. Foto: Wong Solo Group
Bersama istrinya bermodal uang Rp 700.000 Puspo mulai membuka usaha ayam bakar di Padang Golf Polonia dengan nama Ayam Bakar Wong Solo, karena persaingan masih sedikit usahanya ini dilirik oleh masyarakat sekitar.
Awal menjalani bisnis ia mampu menjual 3-4 ekor ayam per hari. Ada suatu kejadian yang membuat Puspo sadar jika tidak ada yang salah saat melakukan kebaikan kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Pernah seorang karyawan mengeluh kepada Puspo dan istrinya perihal rumah yang akan disita rentenir karena utang. Karena tidak tega mereka membantu seadanya dengan merelakan uang tabungan sebesar Rp 800.000.
Ternyata kebaikan tersebut dibalas kemudian hari, saat ia didatangi oleh wartawan lokal Harian Waspada. Nah ternyata, wartawan itu adalah teman dari suami yang ditolong oleh Puspo. Setelahnya ia dibuatkan berita dengan judul Puspo Wardoyo, Sarjana Membuka Ayam Bakar Wong Solo di Medan.
Artikel tersebut berimbas ke bisnisnya, besoknya dagangan ayam bakar Puspo laku 100 potong ayam. Pendapatan juga meningkat dari waktu ke waktu dan nama restorannya mulai dikenal oleh banyak orang. Selanjutnya tak lupa ia selalu menyisihkan 10 persen pendapatan untuk kegiatan sosial.
ADVERTISEMENT

Dikenal Dermawan

Di samping memberikan sebagian penghasilan kepada yang membutuhkan, baru-baru ini bahkan Puspo Wardoyo diketahui memberi bantuan makan setiap hari untuk warga yang menjalani karantina di Solo. Bantuan tersebut diperuntukan bagi pemudik yang menjalani karantina di Graha Wisata.
Menurut pria ini sedekah tidak membuat seseorang rugi namun kebalikannya, akan dilipatgandakan dengan rezeki yang lain. Selain itu sikap dermawannya juga dikenal oleh sebagian masyarakat Solo karena sering melakukan kegiatan sosial dengan menggelontorkan ratusan juta setiap bulannya.
Tak heran jika usahanya semakin berkembang hingga mempunyai lebih dari 200 outlet ayam bakar yang tersebar di Indonesia, di Jeddah dan 10 restoran ayam bakar di Malaysia.