Rihanna Tercatat Jadi Miliarder, Dulu Sempat Jualan di Pinggir Jalan

Konten dari Pengguna
7 September 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rihanna (Sumber: Instagram @fentybeauty)
zoom-in-whitePerbesar
Rihanna (Sumber: Instagram @fentybeauty)
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, Forbes menobatkan Rihanna menjadi miliarder. Kekayaan Rihanna mencapai USD 1,7 miliar atau setara dengan Rp 24,4 triliun. Hal tersebut sekaligus membuat Rihanna menjadi musisi perempuan terkaya kedua di dunia hiburan, setelah Oprah Winfrey.
ADVERTISEMENT
Pencapaian Rihanna ini, bukan datang dari karirnya sebagai penyanyi. Forbes mencatat bahwa kekayaan Rihanna diperoleh dari bisnis kecantikan yang dibangunnya dengan nama Fenty Beauty.
Brand kecantikan pelantun “Umbrella” tersebut bernilai sekitar USD 2,8 miliar atau Rp 40,2 triliun. Forbes mencatat pada 2018, Fenty Beauty berhasil mendapatkan pendapatan lebih dari Rp 7,9 triliun.
Sebelum menjadi miliarder, Rihanna memiliki masa kecil yang berat. Perempuan dengan nama lengkap Robyn Rihanna Fenty tersebut, tumbuh dalam keluarga bermasalah.
Melansir The Sun, Ronald Fenty, ayah Rihanna, merupakan pecandu alkohol dan narkoba. Ia juga melakukan kekerasan fisik, baik kepada istrinya dan dirinya sendiri. Hal ini membuat Rihanna sempat mengalami sakit kepala yang begitu hebat pada usianya yang baru 8 tahun, dan akhirnya hilang saat orang tuanya bercerai.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang lahir di Barbados ini juga bukan datang dari keluarga kaya. Saat kecil, Rihanna sempat berjualan berbagai barang di pinggir jalan, seperti topi, ikat pinggang dan syal.
Dalam wawancaranya dengan The Sun, ayah Rihanna mengatakan bahwa anaknya juga suka menjual permen untuk mendapatkan uang. Ia menyatukan permen yang dibeli, lalu dibawa ke sekolah untuk dijual.
Namun, pengalaman hidup yang sulit tersebut membuat Rihanna tumbuh menjadi wanita pekerja keras. Rihanna tidak menyerah karena keadaan, melainkan terus berjuang mencapai mimpinya.