Konten dari Pengguna

Rudi Chandra, Dulu Kenek Bus Miskin Kini Jadi Pengusaha Sukses

18 Juli 2021 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rudi Chandra Peternak Ayam/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Rudi Chandra Peternak Ayam/kumparan.com
ADVERTISEMENT
Roda kehidupan itu berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Hal tersebut pernah dialami oleh Rudi Chandra, pengusaha sukses usaha ternak ayam pedaging, yang semasa mudanya setelah tamat SMA pernah menjadi buruh pabrik dan kenek mobil truk.
ADVERTISEMENT
Ungkapan tersebut tentu tidaklah selamanya berlaku bagi para pengusaha sukses yang mampu melihat peluang bisnis dan mau bekerja keras dan selalu mengedepankan kejujuran.
Rudi merupakan pria kelahiran Minang, mengaku setelah lulus SMA dirinya mengadu nasib di Jakarta. Ia pernah menjadi buruh di sebuah pabrik di Cikarang selama enam bulan.
Tak betah jadi buruh, kemudian mencoba beralih pekerjaan menjadi kenek mobil truk dan kadang-kadang jadi sopir. Ia tinggal di rumah pamannya, di daerah Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Waktu itu, Rudi bekerja serabutan, mulai dari menjadi kenek bus kota, pedagang kaki lima, sampai menjadi pengemudi taksi. Berbagai pekerjaan ia tekuni demi mendapat penghasilan untuk dirinya bertahan hidup di Jakarta.
Ia menjadi kenek bus selama 3 bulan, dan penghasilannya saat itu sebagai kenek bus hanyalah sebesar Rp 5.000 per hari. Rudi pernah menjual jam tangan di Pasar Mester, Jatinegara, Jakarta. Selain itu, dia juga menjadi pengemudi metromini dan bus kota. Pendapatannya saat menjadi sopir meningkat menjadi Rp 15.000 per hari.
ADVERTISEMENT
Meski penghasilannya sedikit, Rudi sudah berpikir jauh dengan meningkatkan kemampuan dirinya. Saat teman-temannya menghabiskan uang untuk bersenang-senang, ia mengambil kursus komputer selama delapan bulan.
Rudi kemudian mendapat pekerjaan menjadi pegawai pengontrol mutu di pabrik di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penghasilannya saat itu adalah Rp 4.600 per hari.
Namun meski gajinya segitu, ia merasa beruntung tinggal di mes pegawai sehingga tak perlu memikirkan biaya tempat tinggal. Di mes itulah, Rudi kerap melihat ayam-ayam potong yang diternakkan.
Karena melihat keberhasilan atasannya, Rudi pun tertarik untuk membuka ternak ayam sendiri. Teman-teman sesama buruhnya juga ikut mendukung dan mengajaknya untuk membuka usaha ayam di kampung halamannya di Banten.
Menyewa lahan dengan sistem sewa Rp 100/ekor/panen, mulailah Rudi pada tahun 1994 beternak ayam pedaging bekerja sama dengan penduduk sekitarnya di Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang, Banten, dengan modal awal sebanyak 2.000 ekor ayam.
ADVERTISEMENT
Dengan berbekal uang Rp 3,5 juta dari pesangon di pabrik ditambah tabungan, ia mendirikan kandang untuk 2.000 ayam dengan biaya Rp 1,9 juta. Ia menyewa lahan seluas 5.000 meter persegi.
Panen pertamanya berlangsung setelah 35 hari. Penghasilan dari panen tersebut sebesar Rp 1,5 juta ia gunakan untuk membuat kandang ayam lagi.
Seiring dengan kemajuan yang dicapai, Rudi berhasil membeli minibus untuk kendaraan operasional seharga Rp 8,5 juta. Pelanggannya pun bertambah, tak hanya pembeli di pasar, tetapi juga penjual sayur, pemilik rumah makan, dan penjual pecel lele. Ayam tersebut dia jual dengan sistem jemput bola.
Ia mengantarkan ayam ke tempat para pembeli sehingga mereka bisa menghemat waktu, energi, dan biaya. Kualitas ayam pun ia jaga. Lewat usaha itu, Rudi bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi 10 orang.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2004, peningkatannya semakin pesat. Ia bisa menjual 1.200 ayam per hari. Permintaan yang terus bertambah membuat dia menyerahkan penjualan di pasar kepada pegawainya. Sementara Rudi berkonsentrasi sebagai pemasok.
Kini, Rudi mampu menyalurkan sekitar 30.000 ayam per hari yang didistribusikan ke Banten, Jakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, sampai Kalimantan. Ia pun memiliki mitra sekitar 100 peternak mandiri dan 20 perusahaan. Omzet usahanya pun kini mencapai miliaran per bulan.